Strategi Milih Jurusan di SBMPTN

Halo gaes, untuk lo yang mau menjalani ujian SBMPTN, gimana nih udah pada daftar SBMPTN belum? Atau mungkin masih ada yang galau milih jurusan dan bingung nentuin urutan prodi sebagai pilihan 1-3? Okay, di artikel ini gua akan coba bantu lo untuk membuat strategi milih jurusan dalam pendaftaran SBMPTN. Jadi buat lo yang belum daftar sampai dengan hari ini, simak pembahasan gue baik-baik di sini.

Akhir-akhir ini, banyak banget yang nanya ke akun media sosial zenius tentang hal-hal kayak gini nih,

Yang mana pertanyaan-pertanyaan tersebut bermuara pada satu hal: Bagaimana sih memilih jurusan pada SBMPTN itu?

Nah, untuk menjawab hal tersebut, ngga cukup nih hanya dengan beberapa karakter tweet aja, perlu penjelasan panjang lebar mengenai hal tersebut. Karena pertanyaan-pertanyaannya baru rame sekarang, sebenernya artikel ini agak telat sih, namun paling ga moga-moga artikel ini bisa membantu mencerahkan bagi yang belum sempet daftar SBMPTN.

Sebelumnya, gue cuma mau ingetin kalo deadline pendaftaran terakhir tanggal 29 Mei 2015, ya. Saran pertama dari gua, jangan daftar di tiga hari terakhir karena trafik ke websitenya akan sangat padat, jadi loadingnya suka lama dan gagal konek terus ke websitenya. Selain itu, ada kemungkinan tempat ujian juga penuh. Jadi setelah baca artikel ini, coba secepatnya direnungkan, dipertimbangkan, dan segera daftar SBMPTN sebelum trafik ke websitenya keburu padet.

Aturan Pemilihan Jurusan dan Wilayah di SBMPTN

Sebelum membahas hal-hal strategis, pertama lo mesti paham dulu aturan teknis pemilihan jurusan di SBMPTN. Berikut ini tiga aturan pemilihan jurusan SBMPTN yang menurut gua bisa menjawab sebagian besar pertanyaan lo:

  1. Peserta dapat memilih program studi sebanyak-banyaknya 3 (tiga) program studi
  2. Peserta ujian yang hanya memilih 1 (satu) program studi dapat memilih program studi di PTN manapun.
  3. Peserta ujian yang memilih 2 (dua) program studi atau lebih, salah satu pilihan program studi tersebut harus di PTN yang berada dalam satu wilayah dengan tempat peserta mengikuti ujian. Pilihan program studi yang lain dapat di PTN di luar wilayah tempat peserta mengikuti ujian.

Oke, sekarang kita coba bahas dulu satu per satu, ya. Poin pertama, jadi setiap peserta dapat memilih program studi maksimal 3 (tiga) program studi/jurusan di PTN mana saja yang dia kehendaki. Boleh ketiga jurusan tersebut berada di PTN yang sama semua atau ketiganya berada di PTN yang berbeda-beda, pokoknya bebas!

Jika lo cuma ngambil 1 prodi dari total 3 jatah yang tersedia, artinya pilihan kedua dan ketiga lo kosongin, maka sesuai dengan poin kedua, lo bisa tes di panitia lokal (panlok) mana saja.

Namun apabila lo memilih 2 atau 3 jurusan, maka sesuai dengan poin ketiga lo mesti tes di salah satu WILAYAH PTN yang lo pilih. Misal dari 3 PTN yang lo pilih ketiganya berada menyebar di wilayah I, II dan III, maka lo bebas milih panlok DI MANA SAJA asalkan berada di wilayah I, II dan III (Nggak boleh di wilayah IV). Namun, apabila misal dari 3 PTN pilihan lo berada di wilayah I semua, maka ya lo mesti tes di panlok mana saja, asalkan berada di wilayah I (gak boleh di wilayah II, III, IV).

Okay, kalo bingung gue kasih contohnya deh:

  • CONTOH #1: Maudy Ayunda ikut SBMPTN cuma milih FKG UI, pilihan 2 & 3 kosong. Maka sesuai poin 2 di atas, Maudy bebas milih tempat tes (panlok) dimana aja di Indonesia, mau dari ujung Aceh sampai Papua diperbolehkan! Maudy bisa tes di Panlok Jakarta, Panlok Papua, Panlok Medan, Panlok Surabaya, Panlok Yogyakarta, dll.
  • CONTOH #2: Al Ghazali milih FMIPA ITB (wilayah I), Hukum UGM (wilayah II) & Fisika ITS (wilayah III), maka Al bisa milih tempat tes panlok dimana saja asalkan berada di wilayah I, II atau III, tetapi gak boleh di wilayah IV. Jadi Al bisa tes di Panlok Jakarta, Panlok Medan, Panlok Surabaya, Panlok Yogyakarta, dll. Tetapi ga bisa tes di Panlok Papua karena Papua termasuk di wilayah IV.
  • CONTOH #3: Veranda memilih FK Unair (Wilayah III) dan Teknik Industri ITS (Wilayah III) pilihan ketiga kosong. Karena memilih lebih dari 1 jurusan namun semua pilihan jurusannya berada di wilayah III, maka Veranda cuma bisa tes di wilayah III dan gak boleh di panlok wilayah I, II, dan IV. Jadi Veranda bisa tes di Panlok Malang, Panlok Surabaya, Panlok Samarinda, dll. Namun Veranda ga bisa tes di Panlok Yogyakarta (Wilayah II), Panlok Bandung (Wilayah I) dan Panlok Papua (Wilayah IV).

Dengan melihat 3 contoh di atas aja moga-moga jelas ya. Oiya ingat, pemilihan tempat tes ini didasarkan pada lokasi kampus dari prodi yang lo pilih, dan NGGAK dipengaruhi oleh alamat rumah dan alamat sekolah.

 

Sedikit Tips untuk yang masih galau milih jurusan di SBMPTN

Sebelum kita masuk ke pembahasan strategi uat lo yang masih galau mau milih jurusan apa, lo bisa artikel Tips Memilih Jurusan ini.

Tapi, intinya adalah dalam menentukan pilihan, ikuti apa yang ada dalam hati lo sendiri, karena lo sendiri yang paling tau apa yang lo inginkan, apa yang memotivasi lo. Bisa jadi, pilihan lo didasarkan pada karena lo minat banget ama jurusannya, bisa jadi karena suka dengan sistem belajar di kampus yang lo inginkan, atau lo ngefans dengan dosen kampus, bisa jadi macem-macem. Tapi, yang paling penting, alesan lo untuk milih jurusan tersebut harus didasarkan pada alesan yang jelas, bukan suatu orientasi pertimbangan jangka pendek.

Jangan sampai lo memilih jurusan berdasarkan gengsi semata, ikut-ikutan temen atau dipaksa orang tua. Karena biasanya yang milih jurusan karena alesan yang cetek begitu, banyak yang akhirnya nyesel dan salah jurusan. Pada akhirnya yang nyesel adalah diri lo sendiri, bukan orangtua lo, bukan temen-temen lo, karena elo sendiri yang akan menjalani masa kuliah itu dan membawa ilmunya sampai tua.

Untuk mengingatkan, berikut ini gue share lagi resep memilih jurusan dari Kak Glenn:

"Pilih bidang yang membuat lo tertantang... Pilih bidang yang bikin lo penasaran sampai lo rela buat ngulik itu siang-malem tanpa kenal waktu biar gak dibayar sekalipun. Pilih bidang yang tanpa disuruh pun lo curi-curi waktu buat belajar sendiri, atau tanpa sadar suka cari-cari info di internet atau lewat google.. Pilih jurusan memicu 'sense of wonder' dalam diri lo. Pilih jurusan yang bener-bener jadi muara ilmu pengetahuan yang ingin lo tekuni sampai akhir hayat lo..."

 

Sedikit info tentang sistem seleksi SBMPTN.

1. Apakah sebaiknya pemilihan prodi didasarkan pada Passing Grade?

Banyak yang nanya sebaiknya urutan pilihan SBMPTN itu gimana. Apakah sebaiknya urutan jurusan itu disesuaikan dengan passing grade? Jawaban singkatnya : Nggak ada satupun PTN di Indonesia yang memberlakukan seleksi berdasarkan Passing Grade!

Wah, masa? Terus kenapa banyak yang ribut-ribut soal passing grade? Pertama, lo mesti tau apa itu passing grade. Passing grade secara sederhananya artinya batas minimal. Artinya apabila lo sudah melampaui nilai tertentu, maka lo bisa dikatakan lolos, lulus atau memenuhi standar. Nah dalam konteks sistem penerimaan mahasiswa baru, sistem seleksi berdasarkan passing grade ini ga mungkin diaplikasikan secara penuh dalam sistem seleksinya mengingat kuota PTN sangat terbatas sementara peminatnya relatif banyak. Bisa dibayangin apabila yang dari kuota 50 kursi yang nilainya di atas passing grade ada 150? atau sebaliknya dari kuota 50 kursi yang nilainya di atas passing grade hanya 20?

Nah, untuk memperkuat argumen gue tersebut, bisa lo baca publikasi dari mengenai penilaian jalur ujian (SIMAK UI dan SBMPTN) di UI berikut (yang mana berlaku juga untuk semua PTN)

Di sini dapat dilihat bahwa di UI (maunpun PTN lain) ga memakai sistem passing grade, adapun penerimaannya berdasarkan nilai terbaik dengan mempertimbankan kuota. Jadi ya batas nilai minimal diterima bakal berubah-ubah tiap tahun. Jadi sebetulnya, fungsi dari passing grade itu jangan dijadikan acuan untuk milih jurusan, tapi justru jadi sumber evaluasi lo waktu try out. Dalam arti, lo bisa evaluasi mana materi yang masih belum lo kuasai untuk bisa ditingkatkan sehingga passing grade lo bisa semakin meningkat dari try out sebelumnya.

2. Memangnya kalo bukan berdasarkan passing grade, penilaian SBMPTN bakal kayak gimana?

Sebelumnya gue kasih tau kalo sistem penilaian SBMPTN itu cukup tertutup, dari dulu ngga pernah ada publikasi resmi dari panitia yang menjelaskan secara rinci tentang penilaiannya, terutama masalah pembobotan ataupun nilai mati. Jadi, kalo ditanya apakah ada nilai mati atau nggak, terus terang gua gak tau pastinya. Saran gua sih lo upayakan yang terbaik aja untuk setiap mata pelajaran, jangan sampai ada 1 matpel yang dikosongkan semua. Di aturan SBMPTN tahun lalu pun dicantumin bahwa "Penilaian dilakukan secara menyeluruh. Oleh karena itu, setiap mata uji harus dikerjakan sebaik mungkin dan tidak ada yang diabaikan."

Acuan penilaian di SBMPTN sebagaimana yang telah resmi diumumkan panitia hanyalah terkait dengan penghitungan nilai mentah yaitu:

  • Benar +4
  • Kosong 0
  • Salah -1

Namun pengolahan lebih lanjut nilai tersebut tidak dijabarkan secara detail.

 

Masalah pembobotan dan nilai mati di SBMPTN saat ini belum ada informasi resmi/validnya. Sebenernya ada referensi mengenai hal tersebut, yaitu Buku EBTANAS atau UMPTN mana yang lebih dapat diandalkan? karya Toemin A. Masoem yang diterbitkan tahun 1997 (ada di perpus UI), tapi gue juga ga bisa jamin apakah sistem penilaian ini tetep dipergunakan sampai sekarang.

 

Strategi Menentukan Urutan Pilihan Prodi di SBMPTN

Nah sekarang, setelah lo udah manteb dengan pilihan prodi yang mau diambil dan juga udah ngerti sistem seleksi penilaian SBMPTN terus gimana cara milih urutan prodi di SBMPTN? Banyak banget hal yang bisa lo jadiin pertimbangan dalam memilih jurusan-PTN mana yang lo jadiin prioritas. Tapi yang akan gua bahas di sini adalah, bagaimana strategi lo ngurutin pilihan prodi supaya memperbesar peluang lo buat keterima dalam seleksi SBMPTN. Jadi gua nggak bisa ngejabarin supaya diterima di Pilihan 1, 2, atau 3.

 

1. Pertimbangan Keketatan (tingkat persaingan) Jurusan di Suatu PTN

Untuk memperbesar peluang lo untuk lolos, hal yang perlu lo pikirkan pertama-tama adalah tingkat persaingan jurusan di beberapa PTN yang lo kehendaki. Sebagai bahan acuan dalam menentukan pilihan, sebenernya panitia udah ngasih data yang cukup bisa buat dijadikan acuan yaitu data daya tampung dan peminat tahun lalu. Dari kedua data tersebut kita bisa mengukur perkiraan tingkat keketatan suatu jurusan. Maksudnya keketatan di sini adalah, lo membandingkan jumlah peminat tahun lalu, dengan jumlah kuota kursi yang dibuka untuk prodi tersebut. Berdasarkan hal itu, lo bisa memperkirakan hal yang kurang lebih mirip juga akan terjadi ada tahun ini.

Contoh, misalnya setelah lo mempertimbangkan minat jurusan, lo akhirnya memilih kuliah di jurusan Ilmu Hukum. Langkah yang pertama adalah cek pendaftar tahun lalu dan kuotanya beberapa PTN yang lo jadiin kandidat pilihan yang menurut lo oke (misalnya tolak ukurnya adalah kampus yang punya akreditasi A. Lalu lo bikin deh semacam list kandidat seperti ini:

  • Ilmu Hukum UI: peminat tahun lalu 3269, kuota tahun ini 75
  • Ilmu Hukum UNPAD: peminat tahun lalu 4219, kuota tahun ini 175
  • Ilmu Hukum UNDIP: peminat tahun lalu 3521, kuota tahun ini 150
  • Ilmu Hukum UB: peminat tahun lalu 2.577, kuota tahun ini 138
  • Ilmu Hukum UNSOED: peminat tahun lalu 1.776, kuota tahun ini 68
  • Ilmu Hukum UGM: peminat tahun lalu 3.181, kuota tahun ini 105
  • dan masih banyak lagi (jurusan hukum yang terakreditasi A)

Kemudian dari data peminat dan kuota tsb, bikin persentasenya:

  • Ilmu Hukum UI: 2,3%
  • Ilmu Hukum UNPAD: 4,1%
  • Ilmu Hukum UNDIP: 4,3%
  • Ilmu Hukum UB: 5,3%
  • Ilmu Hukum UNSOED: 3,8%
  • Ilmu Hukum UGM: 3,3%
  • dan masih banyak lagi...

Inget, semakin kecil persentase, maka jurusan tersebut semakin ketat. Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan masuk jurusan Ilmu Hukum UI relatif lebih ketat dibanding beberapa PTN lainnya dengan gap yang cukup jauh. Nah, kalo lo emang minat masuk UI dan optimis bisa bersaing memperebutkan 2,3% kuotanya ya monggo. Namun apabila lo pengen persaingan yg ga seketat itu, bisa pilih jurusan Ilmu Hukum di PTN lain dengan akreditasi A di atas.

Silakan cari-cari sendiri ya, sesuai dengan jurusan yg lo inginkan sendiri di sbmptn.or.id/?mid=14. Sedangkan referensi bagaimana mencari data akreditasi secara cepet, udah pernah gue rekam di sini:

 

2. Pertimbangan Ketersediaan Jalur Mandiri

Selain keketatan, ketersediaan Jalur Mandiri bisa juga lo jadiin suatu pertimbangan. Cek apakah PTN-PTN yang menyediakan pilihan jurusan yang lo minati membuka peluang seleksi lain atau tidak (Jalur Mandiri). Kalo pada beberapa pilihan PTN ada jalur mandirinya, (optional) mungkin ada baiknya, lo bisa lebih fokus ngincer PTN yang gak ada pilihan UM di SBMPTN. Untuk kemudian kalian bisa lanjut memperluas peluang dengan ikut UM di PTN yang kalian incer.

Beberapa PTN yang ngga ada seleksi mandirinya antara lain ITB, UNPAD, dan UNAND. Jadi lo bisa memprioritaskan ketiga kampus tersebut di SBMPTN apabila salah satunya menjadi inceran lo. Sementara untuk PTN lain yang menyediakan jalur mandiri, mungkin bisa dikorbankan sementara dalam pilihan SBMPTN, untuk kemudian lo fokus perjuangkan di kalur Mandiri.

Mengenai biaya kuliah, saat ini banyak PTN telah memberlakukan perlakuan yang sama bagi mahasiswanya yang diterima melalui SNMPTN, SBMPTN maupun Jalur Mandiri. Namun masih ada beberapa PTN yang memberlakukan lulusan jalur mandiri dengan perlakuan biaya yang lebih mahal dari jalur SNMPTN dan SBMPTN. Oleh karena itu pelajari juga sistem pembiayaan kuliah di jalur mandiri tiap-tiap PTN.

 

3. Jangan Asal Milih Jurusan di Pilihan 2 dan 3.

Penilaian SBMPTN dilakukan secara terpusat tidak berdasarkan penilaian masing-masing PTN seperti SNMPTN. Pengaruhnya gimana kalo sistem penilaian terpusat atau berdasarkan masing-masing PTN? Kalo berdasarkan masing-masing PTN, maka kemungkinan besar peserta yang memilih jurusan Pilihan 1 akan lebih diprioritaskan untuk diterima seperti seleksi SNMPTN 2015 kemarin.

Akan tetapi, untuk sistem seleksi SBMPTN yang dilakukan secara terpusat, kemungkinan sistem seleksinya akan berbeda. Dalam hal ini, memang tidak pernah ada keterangan sumber resmi tentang sistem penilaian SBMPTN, tapi menurut dugaan gue sih, peluang diterima di Pilihan II ataupun Pilihan III bisa jadi sama besarnya dengan pilihan I. Dalam arti, kompetisi dalam SBMPTN ini kemungkinan tidak akan melihat urutan pilihan 1,2,3 tapi betul-betul murni melihat jumlah score hasil SBMPTN kamu. Hal ini bisa diketahui dari cukup banyaknya peserta yang diterima di Pilihan II ataupun Pilihan III di SBMPTN tahun-tahun sebelumnya.

Jadi sekali lagi, fokuskan pada nilai score SBMPTN lo setinggi-tingginya, lalu pilihlah opsi jurusan prodi yang memang bener-bener lo minati. Jangan sampai pada akhirnya, lo milih jurusan 2 dan 3 asal supaya senggaknya bisa kuliah. Tapi begitu pengumuman lo diterima pilihan ketiga, jadinya galau lagi apakah mau diambil atau nggak. Yakinkan diri lo, kalaupun lo keterima di pilihan 2 atau 3, lo nggak akan nyesel dan lo bakal tetep ambil dan jalanin keputusan lo itu dengan penuh tanggung jawab.

Sumber : https://www.zenius.net/blog/7805/daftar-jurusan-sbmptn

Share this

Nama saya Ivqon, tepatnya Ivqonnada Al Mufarrih. Udah gitu doank.

Related Posts

Previous
Next Post »