Kupas Tuntas Jurusan Ilmu Psikologi

Selama lima belas tahun terakhir, tiap kali gue ketemu orang baru (apalagi begitu tau latar belakang bidang gue psikologi) pertanyaan yang dialamatkan ke gue hampir selalu itu-itu lagi:

“Oh lo anak psikologi… bisa baca pikiran orang dong??”

Saking bosennya gua sama pertanyaan ini, jawaban gua seringkali beda-beda. Dari jawaban yang bener, singkat, sampai asal-asalan, hehe... Tapi tenang aja, di artikel ini gua gak akan menjawab pertanyaan tentang psiko asal-asalan. Karena justru dalam kesempatan kali ini, gue mau jelasin ke lo garis besar dunia pendidikan psikologi, dari ruang lingkup ilmunya, materi yang dipelajari, kekeliruan umum seputar dunia psikologi, sampai bagaimana seorang psikolog bisa berkarya dalam masyarakat.

Kenapa gue bikin tulisan ini sih? Ada beberapa alasan sebetulnya. Salah satunya karena gua lihat beberapa tahun terakhir jurusan psikologi ini lagi laku keras, terutama di kalangan anak IPS. Di satu sisi, gue sih seneng banget kalo lo pada doyan sama ilmu yang gue tempuh dulu sebagai mahasiswa. Tapi di sisi lain, gue juga mau memastikan bahwa lo bener-bener ngerti apa itu dunia psikologi sebelum nantinya lo terlanjur masuk jurusan psikologi.

Jangan sampai nanti lo kecewa pas udah masuk bahwa ternyata kuliah di psikologi ga seasik yang lo kira. Atau bisa jadi ternyata materinya beda banget sama yang lo kira selama ini. Karena itulah pada kesempatan kali ini gua mau nulis selengkap-lengkapnya tentang dunia pendidikan psikologi, itung-itung gua juga mau meluruskan pandangan umum yang keliru tentang dunia (karena gua udah bosen dapet pertanyaan yang itu-itu lagi jadi mending gua tulis aja jawaban lengkapnya di sini).

Nah, tapi sebelum gua nulis seputar dunia psikologi... biar lebih afdol, gua mau ceritain sedikit latar belakang pendidikan, dan bidang profesi gue dulu. Karena mungkin ada pembaca yang kepikiran "Kenapa gua harus dengerin dan percaya sama penjelasan lo soal jurusan psikologi?"

Terhitung sejak tulisan ini dipublikasikan (2016) bisa dibilang gua telah menggeluti dunia psikologi selama 15 tahun, baik dalam ranah akademis, praktis, maupun riset. Gue menimba ilmu di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dengan mengambil kuliah S1 dan juga S2 Psikologi bagian Klinis Dewasa. Dalam dunia profesional, selama 5 tahun terakhir gue aktif dalam proyek post-prison program yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Ilmu Kepolisian UI, bekerja sama dengan Densus 88 untuk menangani 127 mantan narapidana teroris yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Nah itulah kurang lebih, profil singkat latar belakang gue di dunia psikologi baik secara akademis maupun profesi. Moga-moga pengalaman gue di dunia psikologi ini, bisa membantu lo dalam memahami jurusan psikologi dan dunia perkuliahan psikologi secara lebih mendalam. Tapi sebelum gua kupas satu persatu materi yang nantinya bakal lo pelajari kalo masuk psikologi, gua mau sedikit meluruskan beberapa persepsi yang keliru dulu tentang jurusan psikologi yang udah terlanjur beken, terutama di kalangan anak-anak SMA.

Beberapa gosip jurusan Psikologi yang (bisa jadi) menyesatkan...

Nah, biasanya sebelum memutuskan mau masuk jurusan apa. Anak SMA suka denger-denger gosip entah darimana tentang berbagai jurusan yang mau mereka ambil. Jurusan Psikologi juga gak terlepas dari gosip-gosip yang sedikit-banyak jadi motivasi (atau demotivasi) anak SMA untuk memutuskan mau kuliah di jurusan mana.

Nah, beberapa gosip yang populer biasanya adalah:

  1. Jurusan psikologi bisa bikin kita baca pikiran orang;
  2. Lulusan psikologi ujung-ujungnya kerja jadi HRD;
  3. Orang psikologi kerjaannya nyembuhin orang yang "sakit jiwa";
  4. Orang psikologi bisa memanipulasi pikiran orang seperti di serial detektif;
  5. Jurusan psikologi ngajarin cara menganalisa orang bohong/nipu

... dan masih banyak lagi gosip-gosip umum yang beredar seputar jurusan psikologi. Okay, buat lo yang mau serius beneran masuk jurusan psikologi tapi masih kemakan dengan gosip-gosip jurusan psikologi yang beredar, gua harap tulisan gua di sini bisa membantu mencerahkan lo semua. Terkait dengan 5 contoh gosip di atas, kayaknya bakal kepanjangan kalo gua kupas satu persatu. Jadi gua pikir akan jauh lebih praktis kalo gua langsung aja jelasin ke lo hakikat ilmu psikologi yang sesungguhnya, materi apa aja yang lo dapetin nanti kalo kuliah di psiko, sama variasi peluang karir apa saja yang menunggu lo setelah nanti lo lulus menjadi Sarjana Psikologi.

Oke, langsung aja kita mulai dengan hakikat dari ilmu psikologi.

Hakikat ilmu Psikologi

Berdasarkan sejarahnya, psikologi sebenernya berakar dari filosofi mengenai eksistensi manusia, dimulai dari tipe-tipe kepribadian manusia, serta bagaimana manusia berperilaku. Sebagaimana hampir semua disiplin ilmu yang ada sekarang, ilmu psikologi pada awal pengembangannya masih suka kecampur-campur konsepnya dengan banyak hal lain, terutama filsafat non-empirik. Seiring berjalannya waktu, ilmu psikologi semakin terlepas dengan konsep-konsep lain dan menjadi disiplin ilmu mandiri yang memiliki definisi yang jelas, indikator, serta tolak ukur yang bisa dikuantifikasi.

Secara singkat, ilmu psikologi bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Dalam proses perkembangannya, ilmu psikologi mengalami beberapa fase seiring dengan semakin bermunculannya teori baru yang saling mengoreksi, mengevaluasi, dan melengkapi satu sama lain. Hingga akhirnya, ilmu psikologi terus berupaya untuk dapat melihat "pola umum" untuk menjelaskan perilaku manusia yang kompleks.

Namun demikian, ilmu psikologi modern berkembang semakin pesat sejak menggandeng disiplin ilmu lain, yaitu neurologi yang basisnya dari dunia medis. Dengan pendekatan neurologi, para psikolog saat ini tidak hanya berpatokan pada "pola" yang diketahui dari serangkaian teori dan eksperimen sebelumnya, tapi juga bisa melihat langsung proses aktivitas otak manusia secara detil. Dengan melihat impuls listrik, syaraf, hormon, dan mekanisme biologis yang bekerja, para psikolog dapat melihat proses sesungguhnya dibalik aktivitas mental manusia yang kompleks, sehingga bisa melihat lebih mendalam tentang dinamika emosi manusia. Nah, penggabungan antar 2 disiplin ilmu ini, sekarang kita kenal dengan istilah neuropsikologi.

PS. Mungkin ada di antara lo yang penasaran apa bedanya psikiater dengan psikolog. Secara singkat psikolog memandang gangguan mental dengan menggali masalah individu tersebut secara mendalam, kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan terapi tanpa bantuan obat-obatan. Sementara psikiater memandang gangguan mental dari sudut pandang medis kedokteran, yang menyelesaikan masalah tersebut dengan pemberian terapi obat-obatan (farmakoterapi) yang notabene berlatar belakang kedokteran. Udah jelas kan pada bedanya?

Itulah kurang lebih, gambaran singkat hakikat dari ilmu psikologi. Nah, sekarang kita mulai masuk ke pembagian umum dalam kuliah psikologi.

Pembagian umum kuliah Psikologi

Okay, sebelum gua masuk ke pembagian umum konsentrasi bidang psikologi, gua cuma mau menekankan bahwa gak ada perbedaan signifikan antara jurusan psikologi yang menyaring mahasiswanya berdasarkan paket ujian Saintek maupun Soshum. Pada dasarnya, ilmu yang akan lo pelajari itu kurang lebih sama, hanya ada perbedaan perspektif aja di tiap universitas dalam menyaring calon mahasiswanya. Jadi saran praktis gue, buat lo anak IPA yang mau masuk psikologi, lo tinggal pilih universitas yg menyaring mahasiswanya dengan paket ujian Saintek (seperti Unpad, UNS, dll). Sedangkan anak IPS yang mau masuk Soshum, bisa langsung pilih universitas yang menyaring dengan paket ujian Soshum (seperti UI, UGM, dll).

Jadi sekali lagi, tidak akan ada perbedaan signifikan terhadap ilmu yang lo pelajari maupun peluang berkarya lo ke depannya, selama lo berkuliah di universitas dengan latar belakang reputasi yang baik. Ok, sekarang kita langsung masuk ke pembagian umum kuliahnya.

1. Bagian Psikologi Umum dan Eksperimental

Dalam upaya melihat pola perilaku manusia, tentu seorang psikolog harus melakukan penelitian. Melakukan penelitian berarti harus melakukan pendekatan eksperimen dengan cara yang tepat, metodologi yang valid, alat tes yang akurat, sumber responden yang reliabel, dsb. Nah, dalam cabang kuliah inilah yang merupakan pusat keilmuan psikologi paling dasar yang mengupas segala hal yang berhubungan dengan pembuatan dan pembaharuan alat tes dan penyusunan metodologi penelitian.

Pada dasarnya, setiap ilmuwan maupun praktisi psikologi sangat diharapkan untuk bisa menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan oleh bagian ini. Jadi walaupun lo adalah seorang praktisi psikologi klinis, staf HRD, psikolog sosial, konsultan psikologis, dsb. Sedikit banyak lo perlu mengetahui tentang metodologi yang tepat dalam melakukan eksperimental psikologi. Sebab di bidang psikologi manapun, kemampuan lo dalam merumuskan permasalahan penelitian psikologis serta keahlian lo dalam membuat alat pengukuran psikologi, merupakan kompetensi-kompetensi dasar yang diharapkan untuk dimiliki oleh seorang dengan latar belakang pendidikan psikologi.

Tapi secara khususnya, buat lo yang tertarik banget sama penelitian psikologi, statistik psikologi, mau bener-bener expert di bidang eksperimentasi psikologi. Lo bisa mendalami kuliah-kuliah di jenjang S1 yang berfokus pada konsentrasi bagian eksperimental ini. Gua jamin ilmu yang lo dapet di sini bener-bener kepake dalam studi keilmuan apapun, terutama untuk mendapatkan kesimpulan ilmiah yang tepat.

2. Bagian Psikologi Klinis

Bagian psikologi klinis ini seringkali juga disebut paling merepresentasikan profesi "psikolog" secara murni. Kenapa? Karena di bagian ini lo gak lagi mempelajari "pola umum" perilaku manusia tapi justru lo membedah perilaku manusia secara khusus dan mendalam, khususnya berbagai kondisi mental manusia yang paling ringan hingga paling ekstrim!

Dalam membedah kondisi mental manusia yang sifatnya sangat individual, pribadi, dan mendalam... lo bisa dihadapkan dengan berbagai macam kondisi gangguan yang sifatnya pribadi, dari konteks umum seperti "susah move on dari mantan" atau "kurang percaya diri", sampai kondisi ekstrim seperti depresi, skizofrenia, gangguan identitas terdisosiasi (dulu disebutnya gangguan kepribadian ganda), gangguan bipolar, gangguan kepribadian macem-macem kaya histrionik, narsisistik, antisosial, dll.

Nah, buat lo yang emang bener-bener tertarik mendalami berbagai jenis gangguan mental, atau terinspirasi cerita-cerita detektif yang berhadapan dengan psikopat. Maka bidang konsentrasi yang paling mendekati ya berarti psikologi klinis ini. Tertarik memahami kondisi psikologi manusia secara mendalam dan kasus-kasus kondisi mental yang aneh-aneh? Berarti bagian ini cocok banget buat lo!

PS. Bagi lo yang bener-bener mau jadi seorang dengan gelar PSIKOLOG, ya berarti jalan satu-satunya adalah dengan lulus S1 dari jurusan psikologi, kemudian meneruskan S2 dengan mengambil JALUR PROFESI. Wah, berarti kalo S2-nya ngambil jalur lain (misalnya jalur terapan) gak layak disebut psikolog dong? Secara resminya sih iya, mereka yang layak disebut "psikolog" hanya yang mengambil S2 jalur profesi psikolog. Sedangkan yang mengambil S2 terapan, biasanya disebut ahli psikometri, ahli intervensi sosial, dll.

3. Bagian Psikologi Perkembangan

Bagian yang satu ini berurusan sama isu-isu perkembangan proses mental manusia mulai dari bayi sampe manula. Proses perkembangan mental manusia itu emang bisa jadi topik yang menarik banget, dari mulai balita ke tahap anak-anak, terus masuk ke tahap puber, kemudian ke tahap remaja, dewasa, hingga manula. Setiap proses itu memiliki proses yang bisa dikaji secara ilmiah, dari mulai proses perkembangan remaja, krisis-krisis pengembangan, cara mendidik anak, dll.

Bagian ini ga cuma mencakup praktik psikologinya aja, tapi juga secara aktif terus melakukan pengembangan ilmunya juga. Soalnya isu psikologi perkembangan ini biasanya penelitiannya lama banget, sampai bertahun-tahun. Salah satu contohnya pernah dibahas di artikel zenius sebelumnya tentang "marshmallow experiment" yang akhir-akhir ini beken untuk menjadi salah satu indikator memprediksi tingkat self-control, kesuksesan, serta kesehatan seorang anak di kemudian hari.

Nah, marshmallow experiment itu cuma salah satu contoh dari banyak banegt riset perkembangan yang lain. Biasanya, riset-riset yang berhubungan dengan isu perkembangan manusia ini terus dijalani berpuluh-puluh tahun untuk kemudian dijadikan database keilmuan untuk bisa menjadi insights bagi dunia psikologi di kemudian hari. Buat lo yang tertarik sama perkembangan anak dan remaja, bagus nih lo ikutin perkembangan.

4. Bagian Psikologi Industri dan Organisasi

Bagian Psikologi Industri dan Organisasi ini biasanya disebut juga dengan istilah "PIO". Seperti yang bisa lo tebak sendiri dari namanya, bagian konsentrasi ini fokusnya ke psikologi industri, perusahaan, dan organisasi. Secara umum sih, bagian konsentrasi ini seringkali dikaitkan dengan dunia MSDM atau HRD (departemen sumber daya manusia) di dunia industri kerja perkantoran.

Emang ngapain aja sih kerjaan HRD kantoran? Dalam dunia industri perusahaan dan organisasi... memiliki interaksi antar manusia yang kompleks, dari mulai proses perekrutan yang memerlukan metodologi tertentu, penanganan konflik internal, hubungan atasan-bawahan, hubungan antar departemen, masalah komunikasi dalam tim kerja di kantor, fluktuasi motivasi kerja, cocok atau nggaknya orang di sebuah posisi kerjaan, bahkan sampai penentuan letak meja, kursi, lampu, dsb dibahas di PIO. Selain itu sebetulnya masih buanyaak banget topik lain dalam interaksi manusia dalam sebuah organisasi/kantor yang menarik untuk dibahas. Pada intinya sih, fokus dari PIO ini adalah membuat kondisi psikologis setiap individu serta interaksi antar manusia dalam kantor menjadi semakin baik untuk menunjang produktivitas kerja.

Buat lo yang seneng dengan dunia perkantoran, berinteraksi dengan rekan-rekan kerja, memahami setiap masalah dan kebutuhan mereka, meracik sistem perekrutan yang tepat untuk bisa menyaring calon karyawan yang berkualitas, dll... maka konsentrasi bidang psikologi ini cocok banget buat lo.

5. Bagian Psikologi Pendidikan

Pendidikan seseorang, baik dari kecil hingga gede, ga bakal terlepas dari kemampuan orang tersebut untuk mempelajari hal-hal yang sesuai dengan kapasitas mentalnya masing-masing. Berdasarkan dari pandangan ini, seorang ahli psikologi pendidikan berkontribusi pada masyarakat.

Pendidikan memang adalah kunci dari perkembangan peradaban umat manusia, dan karena itulah proses pendekatannya harus dikaji dengan tepat. Mulai dari bagaimana melakukan pendekatan yang tepat bagi pendidikan anak usia dini (PAUD), bagaimana cara mendidik yang tepat agar para pembelajar memiliki movitasi intrinsik dalam belajar, hingga pendidikan non jenjang seperti pelatihan-pelatihan buat karyawan atau staff ahli tertentu.

Kalau lo ngedalemin mata-mata kuliah di bidang psikologi pendidikan, lo akan ahli dalam memetakan sebuah kebutuhan, tujuan, hingga detil-detil yang harus dipersiapkan dan dilakukan untuk pendidikan untuk usia tertentu, populasi tertentu (pedesaan, perkotaan, anak kebutuhan khusus, anak penyandang cacat, karyawan pabrik, dsb), sampai pendekatan yang tepat untuk mengajar anak usia remaja sesuai dengan kapasitas mental masing-masing.

6. Bagian Psikologi Sosial

Seperti layaknya Bagian Psikologi Umum dan Eksperimen, ilmu-ilmu dari bagian ini sebenarnya sangat diperlukan oleh seluruh manusia berlatar belakang pendidikan psikologi. Kenapa? Karena seluruh manusia yang pernah ihdup di dunia ini pasti terkait banget sama lingkungan masyarakat tempat ia tinggal. So, pasti dong ada interaksi antara proses mental seorang individu dengan individu lain atau kelompok.

Nah, proses interaksi ini yang coba dijelasin lewat teori-teori psikologi sosial (lebih sering disebut “psisos”). Bagian konsentrasi psikologi inilah yang nantinya akan menjawab pertanyaan: Kenapa sebuah kelompok sosial masyarakat bisa pecah, kenapa ada individu yang cenderung otomatis jadi pemimpin dalam sebuah kelompok, kenapa sebagian dari manusia bisa jadi semangat (atau malah makin males) melakukan aktivitas kalau ada orang lain. Semua itu diajarin di mata-mata kuliah psisos ini.

Dari mulai keahlian manajemen psikologi massa, resolusi konflik, intervensi sebuah kelompok, sampe pemetaan sebuah masyarakat bisa jadi keahlian-keahlian yang sangat bermanfaat dalam karya lo di masyarakat setelah lulus kuliah.

 

Keahlian yang didapat setelah lulus

Setelah lo tau bagian-bagian apa aja yang biasanya ada di sebuah institusi pendidikan psikologi dan kemampuan-kemampuan apa aja yang bisa lo dapetin dari bagian-bagian tersebut, pasti lo nanya dong, abis lulus enaknya ngapain nih? Apa sih kontribusi yang bisa dikasih ke masyarakat sebagai lulusan psikologi? Eh tapi sebelum masuk ke ruang lingkup profesi, kita harus tau dulu nih kemampuan & keahlian semacam apa sih yang dimiliki lulusan psikologi? Nah, berdasarkan bekal kemampuan/keahlian inilah, nantinya lo bisa berkarya dalam masyarakat.

A. Kemampuan menganalisis permasalahan individual

Yang namanya sarjana, apalagi yang semasa kuliahnya bener-bener mendalami ilmunya, pasti punya kemampuan analisis masalah yang mumpuni di bidang ilmunya masing-masing. Nah, kalo untuk sarjana psikologi, ya pasti hal yang menjadi andalannya adalah daya analisisnya terhadap aspek individual dari pemilik masalah. Sebenernya udah jelas banget sih ini maksudnya, karena emang selama empat tahun, para mahasiswa psikolog tuh dilatih memahami permasalahan secara mendalam dan detil mengenai orang dan perilakunya. Bayangin aja, seluruh lulusan psikologi di Indonesia pasti pernah ngalamin berkali-kali disuruh bikin tugas analisis kepribadian, dari responden, tokoh film, tokoh sejarah, sampe diri sendiri.

Kemampuan ini kesannya sepele tapi bakal jadi berguna banget dalam kehidupan interpersonal lo setelah kuliah.

B. Kemampuan mengolah data kuantitatif dan kualitatif

Buat lo yang belom paham sama apa itu data kuantitatif dan kualitatif, ada baiknya lo baca dulu di google/wikipedia. Intinya, baik nyadar ataupun nggak, selama kuliah jenjang sarjana di jurusan/fakultas psikologi kita tuh bakal dilatih terus penerus seputar metodologi dan analisis pengolahan data. Mulai data-data ringan macem hasil kuesioner buat 30 orang yang cuma isinya “setuju” atau “tidak setuju”, sampe data gede banget yang superkompleks multidimensional!

Itu baru data kuantitatif, belum lagi data yang panjaaang banget tentang kehidupan beberapa orang pada populasi khusus yang menarik untuk dijadikan kasus. Data yang berisi narasi panjang dan menggali hal yang mendalam ini nih namanya data kualitatif.

Dimulai dari proses pembuatan alat tes yang valid (bikin kuesioner, bikin panduan wawancara dan observasi, dsb), mengambil datanya di lapangan (nyebar kuesioner, wawancara, diskusi kelompok, observasi, dsb), mengolah data tersebut di komputer mulai dari urusan statistik sampe pengkodingan hasil wawancara, sampe ke tahap akhir yang berupa penulisan laporan hasil penelitian. Lo bayangin aja tugas kaya gini ada lah minimal 2 biji setiap semesternya, pastinya kita makin jago dong secara ga sadar... dan kemampuan ini nih yang nantinya bakal banyak dibutuhkan di dunia profesional kerja.

C. Kemampuan membuat modul pelatihan/program

Nah kemampuan yang satu ini juga sama digemblengnya nih di dalem fakultas psikologi. Pengetahuan lo tentang perilaku dan juga proses pembelajaran manusia membuat lo dituntut untuk mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan tersebut menjadi sebuah modul pelatihan ataupun modul program pendidikan untuk kebutuhan tertentu.

Kemampuan ini dianggap salah satu yang paling penting dan “menjual” yang diharapkan dari seorang lulusan pendidikan psikologi, makanya peggemblengannya cukup keras nih. Jadi salah satu mata kuliah yang “ditakuti” sekaligus “digemari” juga lho saking tegang tapi serunya. Karena dalam membuat modul program/pelatihan, kita gak bisa asal-asalan bikin rangkaian aktivitas, tapi juga perlu tau bagaimana caranya mencapai tujuan kita, entah tujuannya itu adalah melatih kemampuan spesifik, meningkatkan motivasi kerja, dll.

Tiga kemampuan di atas ini (A, B, C) sangat dibutuhkan sama masyarakat di banyaaakk banget sektor kehidupan, terutama yang ada manusianya! Jadi, selama masih ada manusia di dunia ini, pastinya lulusan-lulusan pendidikan psikologi tetep dibutuhin.

Ruang lingkup dunia profesi lulusan psikologi

Mungkin selama ini lo cuma kepikiran lulusan psikologi itu cuma berkarya di bidang-bidang terbatas macem HRD atau jadi psikolog yang nanganin permasalahan individual. Tapi, dari pengalaman gue dan rekan-rekan gue selama di kampus dari berbagai angkatan, ternyata nggak cuma jadi dua profesi itu aja, bahkan sangat beragam! Coba yuk kita kupas satu per satu bisa jadi apa aja lo nanti sekelarnya dari fakultas psikologi! (Btw, HRD sama praktik psikologi klinis gue ga usah bahas ya soalnya kebanyakan udah pada tau & dibahas di artikel blog umum lainnya)

1. Ahli psikometri.

Wah apaan nih? Psikometri itu adalah sebuah cabang dari bagian Psikologi Umum dan Eksperimen yang kerjaannya tuh bikin alat tes psikologi. Kalo lo bisa nguasain ilmu ini dan ngambil pendidikan khususnya, so pasti banyak yang bakal nyari elo untuk bisa bikin pengukuran psikologi buat lembaga mereka. Entah untuk ngukur kinerja lah, ngukur motivasi, ngukur kebahagiaan, sampe ngukur tipe kepribadian, ngukur tingkat kejujuran, dll. Kalo lo bener-bener jadi jago banget, kebutuhan akan seorang ahli psikometri ini bukan dari lembaga main-main, bisa dari kepolisian, KPK, ICW, sampai lembaga intelejen negara.

2. Ahli Riset

Biasanya kerja di Biro Pusat Statistik, lembaga riset independen, dan semacamnya. Kalo lo emang bener-bener jago dalam pengolahan data gede maupun data spesifik, itu adalah aset kemampuan yang bener-bener berharga karena dibutuhkan oleh banyak pihak. Dari lembaga survei, quickcount, pemetaan pasar, kondisi makro ekonomi negara, kesehatan, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan pengolahan data skala besar.

3. Konsultan Psikologi

Lembaga hukum dan peradilan, mulai dari kepolisian, kejaksaan, KPK, intelijen, sampe kantor-kantor pengacara bakal nyariin elo karena mereka tau kalo kemampuan lo untuk memahami individu, menganalisis perilaku, mengenali tipe kepribadian, hingga kemampuan lo untuk menyusun program demi pengembangan personel lembaga-lembaga tersebut. Nah, ini dia nih yang gue kerjain di Pusat Riset Ilmu Kepolisian UI.

4. Ahli intervensi sosial.

Kasus-kasus konflik yang akhir-akhir ini ramai di negeri ini membuat negara kita membutuhkan lebih banyak ahli intervensi sosial untuk bisa membantu pemerintah dalam menangani konflik-konflik ini. Dan ga cuma konflik doang sih, ahli intervensi sosial juga handal dalam mengarahkan sebuah kelompok yang dianggap tidak adaptif dengan lingkungan sekitar untuk bisa lebih berkembang dan akhirnya adaptif. Seorang ahli intervensi sosial bisa bekerja untuk menangani komunitas miskin kota, kelompok teroris, kelompok pekerja seks komersial, dan komunitas-komunitas marjinal lainnya.

****

Wah kayanya masih banyak lagi sih yang bisa lo lakukan sebagai seorang lulusan fakultas psikologi yang belum sempet gue bahas di atas. Tapi ya intinya nanti klo lo beneran berkesempatan masuk ke fakultas psikologi, lo bisa nemuin sendiri deh peluang-peluang lo dengan meramu kombinasi kemampuan-kemampuan yang nanti lo pelajarin di dalem jurusan ini.

Oh iya, mengenai peluang berkarya di masyarakat, setau gue sih ga ada bedanya ya antara fakultas/jurusan psikologi universitas negeri yang pake jalur saintek (misalnya Unpad dan UNS), dengan yang dari jalur soshum (UI, UGM, dsb). Cuma ada perbedaan sedikit mengenai sudut pandang dari ilmu-ilmu yang sama di atas, dan sifatnya tidak fundamental. Jadi ya intinya, kurang lebih sama aja ya peluang karyanya mau lo dari jalur dan masuk universitas negeri manapun.

Okay deh, mudah-mudahan apa yang gua bahas di sini bisa jadi masukan yang berharga untuk lo yang masih bimbang untuk menempuh jalur pendidikan psikologi sebagai tambatan hati berikutnya (sedaapp!!). Semoga sukses dan GAUDEAMUS IGITUR!

Sumber : https://www.zenius.net/blog/10859/fakultas-jurusan-psikologi-indonesia

Share this

Nama saya Ivqon, tepatnya Ivqonnada Al Mufarrih. Udah gitu doank.

Related Posts

Previous
Next Post »