Tampilkan postingan dengan label SBMPTN / SNMPTN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SBMPTN / SNMPTN. Tampilkan semua postingan

Mau belajar SBMPTN lebih awal, sebaiknya mulai dari mana?

Meskipun sekarang ini kita masih memasuki awal-awal bulan dari tahun ajaran baru, tapi kalo gua perhatikan traffic yang akses zenius.net, ternyata gak sedikit juga siswa kelas 12 SMA/SMK maupun alumni SMA/SMK yang udah bertekad dari jauh-jauh hari untuk mulai persiapan belajar menghadapi sbmptn 2016! Mungkin kesannya rada lebay kali ya, ujian SBMPTN-nya aja masih bulan Juni tahun depan, masa belajarnya udah mulai dari bulan September sekarang?

Untuk bisa dibilang lebay atau nggak, sebetulnya relatif juga yah. Kalo kita berkaca pada tingkat persaingan SBMPTN setiap tahunnya (15% - 18%), emang bisa disimpulkan persiapan belajar untuk SBMPTN itu gak bisa sembarangan. Jadi gua maklum banget kalo cukup banyak di antara murid zenius, yang udah bertekad belajar SBMPTN dari bulan-bulan sekarang.. dan emang jujur aja nih ya, selama gua jadi pemerhati pendidikan 3 tahun belakangan ini, bisa dibilang salah satu kesalahan umum siswa kelas 12 itu adalah : kelamaan nunda belajar untuk SBMPTN karena terlalu berharap pada jalur seleksi SNMPTN. Buat lo yang mungkin punya harapan besar untuk bisa masuk PTN melalui jalur SNMPTN, mungkin ada baiknya melihat data persentase penerimaan SNMPTN skala nasional ini:

Tahun Jumlah Peserta SNMPTN Peserta Yang Lolos Persentase Penerimaan SNMPTN
2015 852.093 137.005 16,07%
2014 777.536 125.406 16,13%
2013 765.531 133.604 17.45%

Yah intinya, tingkat persaingan di jalur SNMPTN itu sangat ketat, untuk tahun depan (2016) kemungkinan besar persentase penerimaannya juga gak beda jauh, sekitar 16-17%. Di sini, gua bukan bermaksud ngelarang lo ikut seleksi SNMPTN ya... tentu lo berhak daftar dan ikut jalur seleksi SNMPTN, dan emang gak ada salahnya juga untuk dicoba. Tapi saran dari gue, sebaiknya lo mengasumsikan bahwa keterima di SNMPTN itu adalah bonus aja. Kenapa? karena pada dasarnya kecuali lo sekarang adalah siswa kelas 10 semester 1-2, udah gak terlalu banyak yang bisa lo lakukan untuk mengubah hasil seleksi SNMPTN (selain dengan cara taktis milih jurusan). Sebaliknya untuk jalur SBMPTN, lo masih punya cukup banyak waktu mempersiapkan diri untuk belajar SBMPTN 2016.

"Okay tapi masalahnya, kalo mau mulai belajar untuk SBMPTN harus mulai dari mana nih? Sementara gua sendiri aja masih bimbang mau masuk jurusan mana. Belum lagi, gua gak tau seberapa banyak bahan SBMPTN yang harus dipelajari."

Nah, justru di artikel ini gua mau menjawab semua pertanyaan lo itu. Singkatnya, ujian SBMPTN itu dibagi menjadi 3 materi ujian, yaitu TKPA, TKD Saintek dan TKD Soshum. Bagi lo yang nantinya mau daftar jurusan bercorak IPA, seperti teknik, mipa, kedokteran, dsb berarti lo harus mengambil ujian TKD Saintek dan TKPA. Sementara bagi lo yang mau daftar jurusan kuliah bercorak IPS, seperti hukum, ekonomi, ilmu politik, dsb berarti lo nantinya mengambil ujian TKPA dan TKD Soshum. Kira-kira gambarannya seperti ini:

Untuk lebih detailnya, lo bisa ngeliat pembagian rundown ujian pas hari-H SBMPTN 2015. Dalam artikel ini, gua asumsikan peraturan pemerintah masih sama dengan tahun lalu (terkait rundown ujian SBMPTN) yang diselenggarakan hanya pada 1 hari.

 

Kalo lo perhatiin rundown di atas, gak heran yah kenapa ujian TKPA ditaro di tengah diapit oleh Saintek dan Soshum. Jelas alesannya supaya yang ambil jurusan kuliah IPA, bisa ujian Saintek dulu pagi-pagi, baru lanjut TKPA siangnya. Sementara yang ambil jurusan IPS, bisa bersama-sama ujian TKPA siang, terus lanjut Soshum sore harinya.

Okay, berdasarkan pembagian 3 kategori ujian beserta dengan sub-materi yang perlu dipelajari, mungkin lo bingung harus mulai dari mana belajarnya. Dalam kesempatan ini, gua pribadi berpendapat... bagi lo yang mau mencuri start belajar duluan untuk persiapan SBMPTN dibandingkan para pesaing yang lain, gua sarankan untuk fokus memantapkan materi TKPA dulu aja sebelum lo mulai nyentuh materi Saintek atau Soshum. Kenapa lebih baik fokus ke materi TKPA dulu aja? Ada beberapa alasan yang menurut gua penting, di antaranya adalah:

1. Mau gak mau, (hampir) pasti lo akan menghadapi materi TKPA.

Terlepas lo akan ambil SBMPTN Saintek, Soshum, atau IPC lo pasti akan menghadapi ujian TKPA. Bahkan beberapa Ujian Mandiri PTN maupun PTS, juga memberikan ujian materi TKPA. Jadi bisa dibilang, you have nothing to lose kalo mau mulai memantapkan materi TKPA untuk mencuri start belajar dari pesaing lo yang lain.

2. Buat yg masih bimbang ambil Saintek/Soshum. Belajar TKPA dulu adalah jalan paling aman.

Bagi sebagian orang, emang perlu sedikit waktu untuk merenungkan arah masa depannya mau ambil jurusan apa. Emang wajar banget kalo di bulan-bulan awal tahun ajaran begini, lo masih dalam proses merenungkan mau masuk jurusan mana. Bisa jadi lo sekarang minat di bidang kedokteran, eh taunya nanti Januari tiba-tiba tertarik masuk ekonomi. Ada juga mungkin yang sekarang kepikiran buat lintas jurusan dari IPA ke IPS (atau sebaliknya), eh taunya pas bulan Februari gak jadi mau lintas jurusan. Nah, supaya waktu dan energi lo gak terbuang percuma, gua pribadi menyarankan mending main aman dengan, dengan mencurahkan waktu dan energi lo untuk mantepin materi TKPA aja dulu. Kan berabe juga kalo misalnya lo udah keasikan belajar materi Saintek berbulan-bulan, eh taunya di tengah jalan kepincut pengen masuk jurusan IPS.

3. Materi TKPA itu relatif bisa jadi 'lumbung nilai', tapi malah sering diremehin! (terutama sama pesaing lo)

Seriously, banyak peserta SBMPTN yang ngeremehin materi TKPA alias belajarnya cuma setengah-setengah (bahkan ada juga yang gak belajar sama sekali), terus akhirnya nyesel karena point mereka justru ancur berantakan di materi yang harusnya bisa jadi 'lumbung nilai'. Kalo gua boleh berpendapat, sebetulnya materi TKPA ini gampang-gampang-susah. Maksudnya gimana?

Kalo dari jumlah materi dan tingkat kesulitannya, menurut gua materi TKPA ini relatif lebih mudah dan bahan materinya lebih sedikit daripada TKD Saintek maupun TKD Soshum. Masalahnya, banyak peserta SBMPTN yang ngeremehin TKPA & jarang latihan soal/try out. Akibatnya waktu ujian hari-H : banyak kena jebakan soal, gak teliti baca soal, gak taktis waktu jawab soal, kelamaan ngulik soal tanpa nyadar kalo waktu yang dikasih dikit banget, banyak soal yang gampang tapi gak kesentuh karena udah waktunya keburu udah selesai, dsb.

****

Okay, intinya sih jangan sampai lo kepeleset di materi yang harusnya bisa jadi kesempatan bagus buat lo untuk mendulang point sebanyak-banyak. Nah, sekarang gua mau bahas ujian TKPA ini secara umum, baru nanti gua bahas lebih detail.

Gambaran Umum Ujian TKPA

Ujian TKPA secara umum terbagi menjadi 3 mata pelajaran utama yaitu TPA (45 soal), Matematika Dasar (15 soal), Bahasa Indonesia (15 soal), dan Bahasa Inggris (15 soal). Berarti total soal materi TKPA adalah 90 nomor dengan durasi waktu ujian 105 menit. Biar lebih kebayang, lo bisa lihat illustrasi di bawah ini:

 

Perlu dicamkan baik-baik bahwa tes TKPA ini (menurut gua sih) memang didesain supaya (hampir) mustahil semua nomor bisa diselesaikan dengan waktu yang disediakan. Coba pikirin aja, dengan total jumlah 90 nomor dan waktu yang tersedia 105 menit. Berarti kalo dipukul rata, setiap nomor (seolah-olah) bisa dikerjakan 1 menit 10 detik. Padahal kalo dipikir baik-baik tipe soal logika analitik, bahasa indonesia, dan bahasa inggris itu memerlukan waktu yang relatif lama untuk dijawab karena lo dituntut untuk membaca bahan teks yang panjang dulu sebelum menjawab soal.

Jadi yang mau gua tekankan di sini adalah: jangan terlalu lama berkutat sama soal-soal tertentu. Ingat bahwa target utama lo dalam ujian TKPA adalah mendulang point sebanyak-banyaknya, jangan sampai soal-soal yang sebetulnya mudah dikerjakan, malah jadi terlewat/gak sempet dikerjain hanya karena waktunya udah keburu habis.

Di sisi lain, lo juga harus mikirin porsi pengerjaan antara soal TPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris supaya sebisa mungkin seimbang. Kesalahan umum yang sering banget kejadian adalah: Lo keasikan berlama-lama ngulik soal TPA & matdas, terus waktu mau mulai ngerjain soal Bahasa Indonesia, gak sadar kalo siswa waktunya tinggal 15 menit lagi! Akhirnya lo panik terus ngerjain soal Bahasa Indonesia dan Inggrisnya terburu-buru, gak teliti, banyak kejebak, bahkan ada aja siswa yang sampai gak sempet nyentuh soal Bahasa Inggrisnya sama sekali.

Nah, saran dari gua, lo bikin porsi waktu pengerjakan masing-masing soal supaya seimbang, misalnya:

  • Porsi waktu mengerjakan soal TPA (45 soal) = 40 menit
  • Porsi waktu mengerjakan soal Matdas (15 soal) = 20 menit
  • Porsi waktu mengerjakan soal Bhs Indonesia (15 soal) = 15 menit
  • Porsi waktu mengerjakan soal Bhs Inggris (15 soal) = 15 menit
  • Porsi waktu mengulang soal yang terlewat atau gak yakin jawabannya bener = 15 menit

Jadi waktu ngerjain soal TPA, biasakan kerjakan itu dengan cepat. Fokus sama soal yang lo pasti bisa dulu. Kalo ada yang kira-kira sulit, langsung lewatin aja dulu, jangan buang-buang waktu. Biasakan lo membuat porsi waktu pengerjaan, jangan berkutat sama satu soal terlalu lama. Pastikan pada menit ke-40, seenggaknya lo udah 'menyentuh' semua soal TPA, terlepas ada beberapa nomor yang kelewat itu wajar. Segera masuk ke 15 soal matdas, kerjakan tipe soal yang paling lo kuasai, mudah, dan cepat. Kalo ada soal yang kira-kira makan waktu lama atau sulit, lewatin aja dulu sambil diberi tanda. Untuk materi Bahasa Indonesia, gunakan strategi yang sama, kerjakan dengan cepat, lewati soal yang kurang yakin, pastikan 15 nomor bisa 'tersentuh' dalam waktu 15 menit. Begitu juga dengan soal Bahasa Inggris, biasakan kerjakan dengan cepat, efektif, dan melakukan pembagian waktu yang strategis.

Dengan waktu yang tersisa (misalnya 15 menit), lo bisa gunain waktu itu untuk ngecek lagi soal-soal yang tadi dilewat, ngecek apakah kode soal udah bener, nomor peserta ujian udah bener, dsb. Mungkin emang gak seluruh soal bisa sempet lo jawab karena waktunya emang sengaja dibuat supaya mepet banget. Tapi senggaknya lo bisa mengalokasikan seluruh kemampuan lo secara merata dan efektif pada semua soal yang pasti bisa lo kerjain. Coba lo biasakan untuk disiplin membagi porsi waktu pengerjaan dari sejak try out sbmptn sekarang-sekarang, jadinya nanti pas hari-H SBMPTN, lo udah terbiasa disiplin memanfaatkan waktu secara optimal. Lebih detail tentang strategi belajar masing-masing materi TKPA, gua bahas di bawah ini:

 

TPA - Tes Potensi Akademik (45 soal)

TPA atau Tes Potensi Akademik biasanya sering dikait-kaitkan dengan semacam tes IQ yang materinya gak perlu dipelajari. Anggapan itu salah banget yah guys. Materi TPA itu memang secara teori gunanya untuk mengukur kemampuan logika, pemahaman komunikasi lo, daya analisa, dsb... yang pada intinya, tes TPA itu menjadi standard tertentu bagi universitas untuk menyaring para calon mahasiswanya. Tentu sebagai pihak universitas, mereka pengennya dapet para calon mahasiswa yang bisa berpikiran logis, daya analisa tinggi, kemampuan memahami bahasa komunikasi dengan baik, dsb.

Nah, komponen soal TPA itu sendiri ada macem-macem, dan setiap buku panduan biasanya punya istilahnya sendiri-sendiri. Kalo untuk versi zenius, gua sempet nanya ke Wilona (tutor TPA zenius), dia pribadi membagi komponen soal TPA jadi lumayan detail dan komprehensif, yaitu 7 komponen berikut:

  1. Verbal
  2. Logika Proposisi
  3. Logika Analitik
  4. Pola Barisan
  5. Aritmetika
  6. Diagram Venn
  7. Pola Gambar

Nah, cuma masalahnya dari 8 komponen soal ini, bisa jadi gak seluruhnya keluar dalam 60 nomor soal TPA. Kadang-kadang pada SBMPTN tahun tertentu, porsinya lebih banyak di logika analitik, pada tahun yang lain malah lebih banyak soal verbal yang keluar, kadang yang dominan pola gambar, dst.. Terus gimana dong? Yah, solusinya ya pelajari aja semua komponen soalnya dengan sebaik-baiknya!

 

Matematika Dasar SBMPTN (15 soal)

Okay, untuk bahan Matdas, rasanya gua gak perlu bahas panjang lebar, karena pada artikel zenius sebelumnya, Wisnu udah bahas seluruh tips, strategi belajar, dan juga pembagian materi berdasarkan kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013. Selain itu, Wisnu juga udah sempat membedah frekuensi materi bab yang paling sering keluar untuk soal-soal SBMPTN Matdas dari soal SBMPTN Matdas 2010-2014, berikut adalah pembagian topik soal-soal Matematika Dasar yang udah dikupas oleh Wisnu:

Okay, berdasarkan pembagian topik di atas, moga-moga cukup membantu lo untuk melihat prioritas bab mana aja yang lebih fokus untuk dipelajari yak.

 

Bahasa Indonesia SBMPTN (15 soal)

Kadang mungkin banyak orang mikir, apa susahnya sih ujian Bahasa Indonesia? Bahasa Indonesia kan bahasa 'ibu' yang kita gunakan sehari-hari? Masa iya, kayak gitu doang gak bisa? Ironisnya, mayoritas kegagalan siswa SMA pada ujian nasional dari tahun ke tahun itu justru pada ujian Bahasa Indonesia. Kenapa bisa begitu? Ada beberapa faktor, salah satunya karena kita gak sadar bahwa komunikasi yang kita gunakan sehari-hari itu sudah tidak bisa dibilang penggunaan Bahasa Indonesia yang benar, tidak terkecuali yang hidup di kota besar apalagi yang di daerah terpencil.

Terlepas dari itu, pelajaran Bahasa Indonesia memang dari dulu relatif disepelekan, dianggap remeh, dan tidak penting. Padahal faktanya, soal ujian Bahasa Indonesia itu gampang-gampang susah, banyak jebakan, dan menuntut kecermatan dan logika yang baik.

Kalo lo perhatiin, mungkin dari tahun ke tahun tipe pola soal Bahasa Indonesia di SBMPTN ya gitu-gitu aja, paling ditanya ide pokok, gagasan utama, topik bahasan, tema artikel, atau kesimpulan dari bacaan. Herannya, masih banyak siswa yang masih gak ngerti apa itu bedanya topik dengan tema, masih gak bisa bedain apa itu gagasan utama dan kesimpulan pada bacaan. Jadi seringnya para peserta ujian itu ngerasa pede bisa ngerjain, padahal jawabannya banyak yang salah. Nah lho, jangan sampai impian lo untuk bisa kuliah di PTN favorit malah gagal hanya gara-gara pelajaran Bahasa Indonesia yak!

 

Bahasa Inggris SBMPTN (15 soal)

Okay, pada soal Bahasa Inggris, lo akan berhadapan dengan 15 soal pertanyaan dalam bacaan atau biasa disebut dengan istilah Reading Comprehension. Sekilas bentuk 'pertanyaan dalam bacaan' itu kesannya cuma hal yang sepele, apalagi jumlah soalnya cuma 15 nomor doang. Tapi jangan salah guys, justru karena kesannya sepele inilah, banyak banget peserta SBMPTN (baca: para pesaing lo) yang terlalu ngeremehin materi ujian Bahasa Inggris. Kok bisa ya 15 nomor soal yang bentuknya pertanyaan dalam bacaan aja bisa sampai jadi momok tersendiri yang gak bisa diremehin?

Okay, berdasarkan hasil obrolan gua dengan Donna (tutor Bahasa Inggris zenius) dan anak-anak alumni zenius, beberapa kesalahan umum yang sering kejadian adalah... otak lo udah keburu butek duluan gara-gara dihajar sama 45 soal TPA + 15 soal matdas + 15 soal Bahasa Indonesia... Jadinya waktu lo baru mulai masuk ke soal Bahasa Inggris, mental lo udah drop duluan begitu ngeliat bacaan Bahasa Inggris yang panjang-panjang, belum lagi waktu yang tersisa buat ngerjain soal Bahasa Inggris itu seringnya udah mepet banget. Dalam kepanikan, biasanya peserta ujian malah asal nembak atau nyerah gak diisi sama sekali. Gak jarang, hal inilah yang jadi salah satu penyebab peserta gagal dalam ujian SBMPTN.

Sekarang lo coba pikirin aja deh, yang namanya PTN top nasional itu pasti punya standard tersendiri untuk menyaring para calon mahasiswanya dong. Hampir pasti sih, salah satu standard itu adalah kemampuan Bahasa Inggris yang cukup baik. Kenapa kemampuan Bahasa Inggris jadi standard? Lo bayangin aja, dari mulai buku cetak, jurnal ilmiah, sumber referensi artikel, bahkan kadang soal ujian waktu kuliah itu menggunakan Bahasa Inggris! Sekarang kalo dalam ujian SBMPTN lo gak ngisi soal Bahasa Inggris sama sekali atau asal nembak doang... secara gak langsung lo memberikan kesan pada tim seleksi, bahwa kemampuan Bahasa Inggris lo payah banget atau bahkan gak bisa sama sekali! Akibatnya ya jelas lo gak akan masuk standard untuk bisa jadi calon mahasiswa di PTN top nasional dong...

"Nah lho, terus gimana dong? Bahasa Inggris gua kan emang payah. Apalagi kalo waktu ngerjain, otak gua udah terkuras habis ngerjain soal TPA dan Bahasa Indonesia. Apa yang harus gua lakukan?"

Nah, cara supaya lo bisa tahan ngehadepin soal Bahasa Inggris pas otak udah capek itu ya gak ada cara lain selain dibiasain! Maksudnya 'dibiasain' itu gimana? Maksudnya lo coba latih otak lo untuk terbiasa membaca teks Bahasa Inggris sampai betul-betul lancar. Kalo lo dari jauh-jauh hari udah terbiasa baca teks Bahasa Inggris, maka energi yang otak lo gunakan untuk baca teks Bahasa Inggris itu jadi relatif enteng! Jadi walaupun otak lo sebetulnya udah agak letih karena habis ngerjain soal TPA dan Bhs Indonesia, waktu berhadapan dengan bacaan Bahasa Inggris gak perlu jiper/takut lagi, karena itungannya bacaan kayak gitu udah jadi makanan ringan buat lo, hehe..

Terus gimana dong caranya supaya bisa dibiasain? Kuncinya memang persiapan belajar Bahasa Inggris itu jangan diremehin! Otak lo itu perlu proses adaptasi untuk bisa menguasai bahasa lain, jadi persiapannya pun gak bisa sebentar.

****


Okay, itulah kurang lebih beberapa tips dari gue terkait bagaimana sebaiknya lo mengalokasikan waktu dan energi untuk belajar SBMPTN pada bulan-bulan awal seperti ini. Buat lo yang baca artikel ini di waktu yang relatif udah mepet, gua sarankan lo baca artikel ini:

Kalo gua baru mulai belajar SBMPTN dari sekarang, masih sempet gak yah?

Moga-moga artikel ini bermanfaat buat lo semua, khususnya buat lo yang mau ngejar point sebanyak-banyaknya pada materi ujian TKPA. Good luck everyone, and do your best!

Sumber : https://www.zenius.net/blog/9096/belajar-sbmptn-tkpa-tpa-bahasa-indonesia-inggris

5 Kesalahan Umum yang Bisa Bikin Lo Gagal Masuk Universitas

Lha baru bulan segini kok zenius udah ngomongin topik soal kuliah? Belum juga UAS semester ganjil, UN, pengumuman SNMPTN, dll... Emang sih, waktu penentuan masuk universitas seperti SBMPTN dan Ujian Mandiri bisa dibilang masih cukup lama, tapi menurut gua justru karena masih lama makanya sebaiknya udah mulai kita pikirin dari sekarang. Kalo udah mepet-mepet baru kita bahas yah percuma juga dong, iya nggak? Dengan begini kan lo jadi punya cukup waktu buat mikirin segala hal tentang rencana kuliah. Malah menurut gua, sekarang ini justru waktu yang paling tepat untuk bahas seputar rencana masuk kuliah, sebelum nanti akhirnya terlambat dan nyesel.

Okay, untuk artikel kali ini gua mau bahas tentang lima kesalahan umum yang sueeriiiing buaaangeeet dilakukan oleh kakak-kakak angkatan lo. Sebetulnya gua cukup yakin kalo kesalahan-kesalahan ini pun masih akan sering diulangi oleh temen-temen seangkatan lo, terutama yang nggak baca artikel ini. Kesalahan-kesalahan inilah yang seringkali menyebabkan banyak siswa yang terkenal pinter (atau rajin) di sekolahnya tapi malah gagal untuk dapet universitas favorit atau bahkan gagal kuliah dan terpaksa harus ngulang tahun depan. (serius deh, lumayan banyak lho anak yg pinter & rajin tapi justru malah gagal masuk universitas!)

Jadi, buat lo yang sekarang lagi baca artikel ini, gua berani bilang kalo lo cukup beruntung karena mengetahui hal-hal ini lebih awal, dan pastinya bisa punya cukup waktu untuk mensiasati kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi ini. Oke deh, kita mulai aja yuk pembahasannya tentang lima kesalahan umum yang (bisa jadi) bikin lo gagal masuk universitas:

 

Kesalahan Umum #1: Belajar buat UN dulu, abis itu baru mikirin soal kuliah

Buat lo yang sekarang di kelas 12 SMA, kemungkinan besar topik yang lagi HOT dibicarakan di sekolah sekarang-sekarang ini adalah persiapan Ujian Nasional. Yak, hampir setiap tahun, ada-ada aja berita serem tentang siswa-siswa berprestasi yang gagal lulus UN sampai stress, depresi, bahkan ada beberapa kasus yang berakhir bunuh diri. Tentu hal ini bikin semua pihak was-was dari mulai guru, orangtua, dan pastinya lo sendiri juga kebawa jadi khawatir dan mulai mikirin gimana caranya supaya bisa lulus UN SMA dengan nilai yang memuaskan. Nah, terlepas dari semua berita serem yang biasa lo denger di media tentang UN, lo pada tau gak sih sebetulnya tingkat kelulusan UN itu seberapa besar? Percaya atau nggak, tingkat kelulusan UN SMA tahun 2014 yang lalu itu 99,52% sedangkan tingkat kelulusan UN SMK tahun 2014 itu sebesar 99,9%! Wuiih... tinggi banget yak? Ya memang! dari tahun ke tahun itu tingkat kelulusan SMA itu gede banget hampir pasti di atas 98%. Artinya peluang lo sebetulnya sangaaat keciiill untuk bisa sampe gak lulus UN SMA atau UN SMK. Cuma emang kita sama-sama maklumin aja kenapa para guru dan pihak sekolah kok malah fokus ngingetin lo buat belajar untuk UN, ya tentu karena tingkat kelulusan UN SMA/SMK (di sekolah masing-masing) itu jadi faktor yang signifikan dalam proses penilaian dan evaluasi kualitas sekolah yang bersangkutan.

Terus, gimana kabarnya dengan peluang masuk Universitas? Kalo kita ngomongin SBMPTN doang secara keseluruhan yah, pada Saringan SBMPTN 2014 yang lalu, cuma 104.862 siswa doang yang lolos dari total 664.509 peserta, artinya cuma sekitar 15,78% siswa yang lolos SBMPTN 2014! Sekarang lo bisa lihat kalo persentasenya jaauuuh bangeeet sama peluang lo (yang sangat gede banget) buat cuma sekedar lulus UN SMA/SMK. Nah, itu kan baru SBMPTN secara keseluruhan nih, terus kalo misalnya lo berminat untuk kuliah di jurusan & kampus favorit gimana dong? Okay, misalnya katakanlah lo mau masuk STEI ITB, persentase kelulusan SBMPTN 2014 dari STEI ITB itu hanyalah sebesar 5,53% doang! Iya, lo gak salah baca, emang cuma sekitar 5% doang yang lolos STEI ITB 2014, tepatnya cuma 162 orang dari total 2927 peminat yang mendaftarkan diri. Okay, terus gimana dengan universitas lain? Nih, untuk gua kasih bocoran data persentase peluang masuk (jumlah daya tampung/jumlah peminat) untuk Universitas Indonesia (jalur SNMPTN-SBMPTN-SIMAK). Buat yang penasaran tentang persentase dari universitas lain, lo bisa cari sendiri di google yak!

Lantas, apa point yang mau gua sampaikan di sini? Point gua adalah: Lo harus sadari dari sekarang bahwa tingkat kesulitan buat masuk universitas itu jaauuuh lebih tinggi daripada cuma buat sekedar lulus UN doang. Jadi saran gua simple aja, akan jauh lebih efektif buat lo untuk langsung fokus belajar buat SBMPTN dan Ujian Mandiri mulai dari sekarang daripada belajar dulu buat UN SMA baru abis itu mulai mikirin soal kuliah. Karena kalo lo sekarang ini malah belajar untuk kapasitas tingkat soal cuma selevel UN SMA/SMK, lo gak akan punya banyak waktu lagi buat belajar untuk soal-soal SBMPTN atau UM dengan tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi. Gua jamin deh kalo lo mulai dari sekarang fokus belajar untuk soal-soal SBMPTN dan Ujian Mandiri yang tingkat kesulitan soalnya jauh lebih tinggi daripada UN, lo pasti gak akan mengalami kesulitan yang berarti untuk lulus UN SMA dengan nilai yang oke.

PS. Sebelumnya gua juga pernah nulis tentang apa bedanya persiapan belajar untuk UN SMA dengan persiapan belajar untuk SBMPTN.

 

Kesalahan Umum #2: Teknik belajar yang salah.

Ini sebetulnya adalah kesalahan umum yang "klise" tapi herannya dari tahun ke tahun pasti terulang terus. Masalah dalam persiapan belajar itu penyebabnya bisa jadi banyak hal, dari mulai sumber bahan belajar gak lengkap, telat mulai belajarnya, sampai dengan cara persiapan belajar yang salah dan gak tepat sasaran. Lo bisa bayangin sendiri tingkat persaingan yang akan lo hadapi dengan ngeliat tingkat peluang kelulusan SBMPTN dan Ujian Mandiri yang gua bahas sebelumnya, apalagi kalo lo emang bener-bener mau ngejar jurusan dan kampus favorit. Yang jelas hampir gak mungkin lo bisa ngejar bahan materi 3 tahun SMA dengan tingkat kesulitan yang tinggi hanya dengan modal waktu belajar cuma 2-3 bulan doang. Simpelnya, lebih cepat lo nyuri start belajar daripada pesaing lo yang lain, akan semakin besar lo mengambil jarak pada para pesaing lo yang baru mulai belajar belakangan.

Nah, sekarang kalo bicara soal teknik belajar yang tepat, ada satu kesalahan umum dari cara belajar yang paling seriiing banget diulang terus-terusan dari tahun ke tahun. Bermula dari kepanikan karena lo bingung mulai belajar dari mana, bahan materi pelajaran SMA yang begitu buuanyak, belum lagi latihan soal SBMPTN yang bejibun, ditambah lagi kalo lo sendiri nyadar kalo masih banyak materi pelajaran yang belum lo kuasai karena selama kelas 1--2 SMA ini lo males-malesan. Akhirnya, lo langsung aja ngeliat latihan soal SBMPTN tahun-tahun lalu, terus dibahas gimana cara ngerjainnya sama temen-temen atau guru les bimbel/privat.

Kesannya aja dengan lo banyak latihan soal terus itu artinya lo udah banyak belajar. Salah besar Guys! Gua jamin lo gak akan jadi jago ngerjain berbagai kombinasi soal dengan tingkat kesulitan selevel SBMPTN atau Ujian Mandiri walau sebanyak apapun lo latihan soal. Inilah kesalahan umum yang sering banget dilakukan sama anak-anak yang lumayan pinter (atau rajin) terus cuma bisa bengong waktu tau dirinya nggak lolos SBMPTN, padahal mereka dikenal sebagai siswa yang cukup berprestasi di sekolahnya.

Lha, kenapa sih dengan latihan soal yang banyak aja nggak cukup? Kalo boleh gua jelasin dengan analogi: Ibaratnya nih, kalo lo mau bener-bener jago main sepak bola, lo gak akan jadi jago dengan cara lo sering main bola sama temen-temen lo terus-terusan, atau dengan cara lo nonton Youtube gimana cara Ronaldo atau Messi main bola. Kalo lo mau jadi pemain sepak bola yang bener-bener jago, lo harus melatih semua skill dasar untuk jadi seorang sepakbola dulu. Dari mulai stamina, cara lo bawa bola, gimana cara ngoper yang bener, gimana cara nahan bola operan, gimana cara shooting yang akurat, cara nyundul bola, tackling, marking, dsb. Kalo lo udah menguasai skill-skill dasar dan melatihnya sampai bener-bener lancar, baru deh lo bisa evaluasi kemampuan lo dengan latihan tanding.

Sama juga dengan persiapan SBMPTN dan Ujian Mandiri, lo harus ngelatih skill dasar yang lo miliki dulu baru lo nyentuh latihan soal yang banyak. Nah, untungnya nih, di artikel sebelumnya sebelumnya, zenius udah pernah beberapa kali ngebahas tentang cara belajar SBMPTN yang efektif, salah satunya di artikel gua tentang 7 Langkah belajar yang efektif untuk persiapan SBMPTN. Di artikel itu, gua udah bahas bener-bener komplit dari A-Z tentang tips dan langkah belajar buat SBMPTN (dan bisa juga lo praktekin juga untuk persiapan Ujian Mandiri). Selain itu, gua juga sangat menyarankan lo untuk baca tentang deliberate practice dan kesalahan umum dalam deliberate practice.

 

Kesalahan Umum #3: Cuma mengandalkan satu jalur tes doang.

Ini juga kesalahan klasik yang sering banget terjadi. Lo pernah denger gak peribahasa "Never put all your eggs in one basket"? Arti harafiahnya, jangan pernah lo naro semua telur dalam satu keranjang. Maksudnya nih, kalo aja lo membagi telur yang lo bawa di beberapa tempat, in case salah satu keranjang jatoh terus semua telurnya pada pecah, at least lo gak kehilangan semua telur yang lo punya.

Dalam konteks mau masuk kuliah ini, artinya lo jangan pernah mempertaruhkan segalanya hanya pada satu kesempatan doang. Hal yang paling sering kejadian adalah mereka yang bener-bener berharap sama SNMPTN (Undangan). Nih ya, perlu gua kasih tau kalo tiap tahun angkatan paastiii aja ada banyak banget siswa yang terlalu pede mentang-mentang nilai rapor-nya bagus dan bersekolah di SMA favorit, terus baru kaget waktu lihat hasil pengumuman bahwa dia gak diterima di jalur SNMPTN. Abis itu baru deh telat nyadar kalo SBMPTN tinggal bentar lagi dengan kondisi belum siap tempur. Akhirnya mereka yang ngandelin jalur Undangan malah gagal bersaing juga di SBMPTN & UM dari temen-temennya yang prestasinya di sekolah gak bagus-bagus amat, tapi bener-bener nyiapin diri dengan mateng dari jauh-jauh hari buat menghadapi SBMPTN dan UM.

Selain cuma ngandelin SNMPTN, kesalahan umum lainnya adalah cuma ngandelin SBMPTN doang sebagai satu-satunya jalur tes masuk universitas doang. Nih ya, walaupun pada jalur SBMPTN terdapat 3 jatah pilihan jurusan & universitas, tapi tetap saja tesnya diselenggarakan pada moment yang sama. Artinya, tetep aja lo "put all of your eggs in one basket". Dari cerita-cerita yang gua denger dari kakak-kakak kelas angkatan lo, sering banget ada cerita "tragis" yang bikin mereka gagal tembus SBMPTN cuma gara-gara hal konyol yang bikin mereka gak maksimal pas waktu ujian SBMPTN. Dari mulai tingkat kecemasan/gugup/grogi yang berlebihan, lupa bawa alat tulis yang lengkap, telat dateng karena nyasar atau kejebak macet, malemnya insomnia sampe gak bisa tidur (mungkin karena kebiasaan begadang belajar jadi susah nyesuain supaya bisa bangun pagi pas hari-H SBMPTN), sampai ada cerita yang agak konyol (tapi tetep tragis) karena kebelet pengen boker pas lagi ujian jadi gak konsen ngerjain soalnya. Hahaha... ada-ada aja yaah!?

Mungkin buat lo yang sekarang ini kedengerannya lucu dan konyol, tapi serius deh... kalo lo nanti mengalami sendiri SBMPTN itu asli bawaannya tegang banget Men..!! Apalagi kalo lo mempertaruhkan semuanya di satu jalur SBMPTN doang. Buat sebagian orang, hal-hal kayak gitu tuh bener-bener out of control lho! Sadar atau nggak, kalo lo mempertaruhkan semua waktu dan energi yang selama ini lo perjuangkan/korbankan hanya pada satu moment doang, reaksi badan lo secara biologis (misalnya: anxiety level) juga bisa jadi gak karuan waktu menghadapi satu moment yang bener-bener menentukan.

Jadi saran gua sih simpel aja, akan jauh lebih bijak kalo lo membagi kesempatan lo buat kuliah dengan beberapa jalur, misalnya selain lo daftar SNMPTN, lo juga harus persiapin SBMPTN dengan mindset kalo SNMPTN itu gak akan lo dapetin (jadi kalo dapet anggep aja itu cuma bonus doang). Selain SBMPTN, ada baiknya juga lo ikut Ujian Mandiri beberapa universitas lain, tentu yang sesuai minat jurusan yang lo idam-idamkan. Nah, dengan lo membagi peluang lo jadi beberapa kesempatan, gua yakin lo juga akan jadi jauh lebih rileks waktu ngerjain soal tes, karena otak lo sadar kalo moment itu bukan satu-satunya penentuan "hidup-mati" yang mempertaruhkan segala usaha belajar lo selama ini.

PS. Zenius juga udah pernah sempet nulis artikel tentang tips-tips mensiasati faktor-X dan hal-hal konyol lain yang bikin lo gak maksimal waktu Ujian,

 

Kesalahan Umum #4: Kelamaan mikir nentuin jurusan dan kuliah di mana.

Gua setuju banget kalo udah urusannya soal nentuin jurusan kuliah, kita emang harus pikirin betul masak-masak sebelum akhirnya mutusin kita mau kuliah jurusan apa dan di kampus mana. Emang inilah saatnya di mana lo akan menentukan masa depan dan arah hidup lo. Tapi yang jadi masalah adalah kalo lo kelamaan mikirnya mau masuk ke jurusan dan kuliah di mana. Akhirnya lo bingung mau fokus buat belajar SBMPTN Saintek, atau Soshum, atau dua-duanya sekalian.

Buat lo yang sekarang ini masih bingung mau milih jurusan apa, gua ada tips singkat buat lo tentang kesalahan-kesalahan umum seputar milih jurusan:

  1. Apapun jurusan yang lo pilih, pastiin lo tau apa yang akan lo hadapi (kalo lo milih jurusan itu) dan betul-betul tau konsekuensinya.
  2. Jangan pernah milih jurusan karena alasan finansial atau prospek kerja.
  3. Jangan milih jurusan (hanya) berdasarkan dari pelajaran yang paling lo kuasai atau pelajaran yang paling lo sukai.
  4. Jangan milih jurusan karena disuruh sama orangtua karena toh yang akan ngejalanin & menanggung semua suka-dukanya adalah diri lo sendiri

Terus, gimana dong cara milih jurusan yang bener? Nih, gua punya satu rumus tokcer buat milih jurusan yang tepat dan dijamin gak akan bikin lo nyesel seumur hidup:

"Pilih bidang yang membuat lo tertantang... Pilih bidang yang lo penasaran sampai lo rela buat ngulik itu siang-malem tanpa kenal waktu biar gak dibayar sekalipun. Pilih bidang yang tanpa disuruh pun lo curi-curi waktu buat belajar sendiri, atau tanpa sadar suka cari-cari info di internet atau lewat google.. Pilih jurusan yang memicu 'sense of wonder' dalam diri lo. Pilih jurusan yang bener-bener jadi muara ilmu pengetahuan yang ingin lo tekuni sampai akhir hayat lo..."

Yup! itulah (menurut gue) rumus yang paling tepat buat milih jurusan yang bener... Kalo lo nemu bidang yang bisa bikin lo 'merinding' karena tertantang, nggak akan ada lagi tuh pertanyaan semacam....

  • “Kalo jurusan X ini kerjanya nanti ngapain? Prospek gajinya gede gak?
  • Jurusan ini belajarnya ngapain aja sih nantinya? Kerjaannya nanti ngapain yah?”
  • Gue suka pelajaran A, tapi gue juga jago di pelajaran B, eh tapi gue juga minat di pelajaran C. Jadi sebaiknya gue ngambil jurusan apa yah?"

Nah, lebih cepat lo menentukan pilihan jurusan dan beberapa kampus yang jadi target lo, semakin cepat juga lo bisa fokus buat belajar untuk SBMPTN dan Ujian Mandiri. Pastinya, kalo lo udah manteb buat milih jurusan (katakanlah Teknik Kimia) ya lo bisa langsung fokus buat belajar SBMPTN Saintek, kalo lo udah manteb milih Ekonomi, lo juga bisa langsung fokus buat belajar materi SBMPTN Soshum. Terus, kalo lo punya 2 pilihan yang saling lintas jurusan (misalnya arsitek dan psikologi), ya lo senggaknya udah langsung manteb buat langsung belajar SBMPTN Saintek dan Soshum mulai dari sekarang mumpung masih punya banyak waktu buat belajar. Intinya sih sebaiknya urusan menentukan jurusan ini segera dipertimbangkan (tentunya dengan cermat) secepat mungkin, supaya lo sendiri bisa jadi lebih gampang konsen belajarnya, dan pastinya juga bisa jadi sumber motivasi buat lo belajar untuk ngejar cita-cita lo tersebut.

PS. Zenius udah pernah bikin artikel yang seru banget untuk tips milih jurusan kuliah yang tepat supaya nantinya lo gak salah milih jurusan.

 

Kesalahan Umum #5: Gak taktis waktu milih jurusan dan tempat kuliah.

Beberapa tahun yang lalu, zenius punya satu murid alumni yang dari jauh-jauh hari bertekad buat masuk FK UI, sampai gua inget dia sempet ngomong:

"Pokoknya gua cuma mau masuk FK UI. Titik!"

Sampai-sampai di background screen hape dan laptopnya ditulis "Ayo semangat belajar buat demi mau masuk FK UI!", seolah-olah seluruh takdir hidupnya itu sebulat-bulatnya cuma buat masuk FK UI. Akhirnya anak itu pun gagal juga buat masuk FK UI (padahal aslinya pinter dan rajin lho!) cuma karena dia gak taktis buat nentuin jurusan dan tempat kuliahnya. Satu hal kesalahan fatal yang paling sering kejadian adalah kalo misalnya lo ngotot cuma mau masuk satu jurusan dan tempat kuliah doang dan berpikir kalo lo fokus sama satu target lo, maka peluang (dan alasan irasional lainnya) lo akan semakin besar untuk bisa masuk ke jurusan dan tempat kuliah idaman lo.

Lo tau gak berapa besar peluang masuk FK UI dengan jalur SBMPTN? Untuk jalur SBMPTN 2013 yang lalu tingkat peluang kelulusan adalah sebesar 1,47% saja! Sedangkan untuk jalur SIMAK UI, peluangnya lebih kecil lagi yaitu 0.85% doang! Sekarang lo bisa paham yah, maksud gua gak taktis itu gimana. Ini bukan maksudnya gua ngajarin lo gak jadi orang yang optimis yah, tapi gua mau coba bikin lo mikir lagi secara lebih realistis. Mungkin masih ada beberapa diantara lo yang mikir dengan mindset "Pokoknya kalo berusaha sekuat tenaga dan mati-matian gua pasti tembus FK UI!". Yah gua cuma mau ingetin aja kalo ada sekitar 10.000 peminat lain yang mikir hal yang sama persis juga kayak lo, tapi gak sampe 200 orang yang bisa lolos masuk.

Jadi yang pandangan seperti ini agak keliru >> "pokoknya kalo berusaha pasti bisa tembus FK UI!" tapi justru yang lebih tepat adalah "Kalo gua bisa jadi orang 1% orang yang paling cerdas dari semua pesaing gua, artinya gua emang layak masuk FK UI".

Dunia itu emang kejam bung! Saran praktis dari gua sih, lo jangan keras kepala buat masuk jurusan dan kampus yang lo inginkan, karena pada hakikatnya lo tuh kampus yang bagus di negeri ini bukan cuma UI, ITB, dan UGM. Masih buanyaak banget kampus top lainnya yang bisa membawa lo mendapatkan impian lo.

Jadi point gua di sini adalah, dalam memilih jurusan dan tempat kuliah, yang harus selalu jadi prioritas lo adalah JURUSAN kuliahnya dulu, bukan lo maunya kuliah di KAMPUS mana! Inilah yang harus lo camkan baik-baik. Sekarang gini deh, buat apa sih lo ngotot buat masuk satu jurusan dan tempat kuliah? Biasanya sih kalo lo milih satu kombinasi jurusan dan tempat kuliah doang (katakanlah FK UI) tanpa ngasih cadangan itu alesannya lebih karena gengsi (kan keren kalo gue anak FK UI), bukan karena betul-betul pengen jadi dokter yang ingin berkontribusi bagi masyarakat luas dan dunia medis.

Padahal kalo lo betul-betul tujuannya mau jadi dokter yang keren, bisa berkontribusi bagi masyarakat dan dunia medis, ada banyak banget pilihan lain yang bisa jadi alternatif pilihan lain, katakanlah FK Unpad, FK UGM, FK Brawijaya, FK Unair, FK Undip, dan masih banyak pilihan lainnya. Dengan lo (misalnya) keterima di FK Unair, dan emang niat lo fokus buat jadi dokter yang hebat, berkontribusi secara total sama ilmu lo, gua yakin lo gak akan kalah sama anak-anak yang kuliah di FK UI. Ini kebetulan aja gua ambil di pembahasan di atas contohnya FK yah, sebetulnya hal yang sama juga berlaku untuk jurusan lain, apa aja deh katakanlah arsitek, psikologi, ekonomi, pertambangan, informatika, dll.

Jadi, saran dari gua pada point yang terakhir adalah: Jangan pernah lo ngotot bertaruh untuk kuliah di Jurusan A dan HARUS di Universitas X, terus gak mau lihat alternatif lain. Itu adalah sikap nggak taktis yang bisa bikin lo gagal masuk universitas. Akan jauh lebih taktis kalo pertama-tama, lo pikirin dengan serius dulu jurusan yang lo mau ambil. Baru setelah pilihan jurusan lo mantep, lo pilih deh beberapa universitas terbaik yang membuka jurusan tersebut. Dengan begitu, strategi lo jauuuh lebih taktis sekaligus beberapa langkah lebih mateng daripada para pesaing lo di luar sana.

****

Okay deh, sekian bahasan dari gua tentang 5 kesalahan umum yang bisa bikin lo gagal masuk universitas. Moga-moga tips dan masukan dari gua ini bisa bermanfaat buat lo semua dan jadi bahan pertimbangan lo supaya lebih mateng dalam membuat rencana kuliah dan (pastinya) masa depan kehidupan kampus lo dalam 4--5 tahun ke depan.

Sumber : https://www.zenius.net/blog/5726/kesalahan-gagal-masuk-universitas-kampus-ptn-sbmptn-snmptn

Gimana Caranya Memaksimalkan Peluang di SNMPTN?

Halo-halo, ketemu lagi dengan gue Ari "Patrick" Candra. Nah pasti dari minggu kemarin pada nunggu-nunggu tulisan gue ini kan? #GRbanget . Seperti yang telah gue janjiin di tulisan sebelumnya di artikel Info Penting seputar SNMPTN 2015, di tulisan ini gue akan mencoba menjelaskan tentang segala jenis taktik dan strategi untuk memaksimalkan peluang lo diterima dalam proses SNMPTN 2015.
Okay, sebelum lo lanjut untuk baca tulisan ini, gua saranin banget lo coba baca dulu artikel sebelumnya yang gua tulis tentang aturan SNMPTN dan juga di website resmi SNMPTN. Kalo udah baca di situ, lo akan lebih mudah paham tentang point-point penting yang gua maksud dalam artikel ini. Nah, kalo lo perhatiin, di tulisan sebelumnya yang ngebahas tentang aturan SNMPTN, udah banyak banget pembaca zeniuSBLOG yang nanya-nanya strategi atau peluang lolos SNMPTN. Contoh pertanyannya gini:
  • “Peluang SMK daftar di jurusan ini gimana Kak?”
  • “Kak kalo lintas jurusan gimana peluangnya?”
  • “Kalo nilai seni gue turun satu angka gimana?”
  • “Kalo ada temen yang daftar di jurusan yang sama bagaimana?”
dan lain-lain yang kalo dikombinasikan bisa sampe ribuan pertanyaan. Hehehe... #Lebay. Okay, pada prinsipnya yang perlu gue tekankan di sini, SNMPTN itu bukan proses seleksi yang bisa dikuantifikasi, dalam proses ini bisa dibilang tidak ada yang pasti lolos atau pasti ga lolos. Kalo SNMPTN ini diibaratkan sebagai sebuah permainan kartu, maka kartu yang jadi "modal" lo adalah (1)nilai raport lo selama ini dan (2)indeks sekolah lo masing-masing - yang mana dua hal tersebut udah terjadi dan ga bisa berubah.
Itulah emang bedanya SNMPTN dengan SBMPTN, kalo di SBMPTN lo semua betul-betul diuji dengan sistem seleksi yang relatif lebih "fair" dan bisa dikuantifikasi. Sementara itu, dalam proses SNMPTN, satu-satunya hal yang masih bisa lo lakukan adalah "memainkan" kartu yang ada di tangan lo dengan optimal, atau simpelnya : tinggal bagaimana lo memainkan "taktik menentukan jurusan" atau bahasa kerennya The Art of Choosing. :p



Ibarat dalam sebuah permainan kartu, lo gak bisa bener-bener tau persaingan semacam apa yang terjadi di jurusan PTN yang kamu bidik. Lo ga bakal tau seberapa banyak dan seberapa bagus nilai para lawan main lo (baca: para pesaing peserta SNMPTN yang lain). Sehingga pada dasarnya, lo juga ga akan pernah tau persis berapa peluang untuk lolos. Tapi meskipun begitu, bukan berarti lo bener-bener ngasal gitu aja. Biar kesannya cuman untung-untungan, main kartu aja ada strateginya. Peluang dalam permainan yang serba tertutup seperti ini, meskipun sulit diukur, tapi lo tetap bisa memaksimalkannya.
Okay, secara garis besar, tulisan ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
  1. Indikator Penilaian SNMPTN,
  2. Tips untuk memaksimalkan peluang diterima di SNMPTN, dan
  3. Kesalahan Umum Siswa dalam SNMPTN.

I. Indikator Penilaian SNMPTN

Hal pertama yang mesti lo pahami jika ingin memaksimalkan penilaian SNMPTN adalah lo mesti tau nih apa aja sih yang dinilai di SNMPTN itu. Selama ini banyak yang menganggap kalo SNMPTN itu ya cuma bagus-bagusan nilai raport, sehingga banyak sekolah yang naikin nilai KKMnya atau “meninggi-ninggikan” nilai siswanya. Banyak anak dari Sekolah antah berantah nilai Fisika atau Ekonominya 95 atau mendekati 100. Sementara di sisi lain, anak-anak dari sekolah tertentu yang cenderung disiplin pada sistem penilaian pada ngeluh karena dapet nilai 85 di sekolahnya saja susahnya minta ampun.

Nah, kalo bukan nilai raport apa dong yang jadi penilaian SNMPTN?

Setiap sekolah mempunyai standar berbeda-beda mengenai nilai. Ada yang standarnya tinggi ada yang rendah. Ada juga yang dulunya pelit ngasih nilai, tapi berhubung SNMPTN memakai nilai raport, maka nilai-nilainya pada diobral. Berdasarkan hal tersebut, kalo PTN cuma melihat mentah-mentah nilai raport, tentu siswa yang lolos belum diseleksi secara fair. Maka dari itu, selain nilai raport dilihat juga faktor lain, yaitu: indeks sekolah. Dalam kalimat lain, PTN pun selain melihat nilai yang ada di raport juga akan melihat siapa pihak yang mengeluarkan raportnya.
Okay, kalo sekarang kita bicara soal indikator seleksi SNMPTN, sebenernya penilaian SNMPTN dilakukan secara tertutup, jadi indikator penilaian tidak akan dipublikasikan secara rinci. Tapi ada juga beberapa PTN yang mempublikasikan kriteria penilaian mereka, itupun kriteria yang umum. Berikut ini beberapa indikator penilaian dari beberapa PTN yang pernah dipublikasikan:
  1. Indikator seleksi dari Universitas Indonesia
  2. Indikator seleksi dari Universitas Gajah Mada
  3. Indikator seleksi dari Universitas Andalas
  4. Indikator seleksi dari Universitas Negeri Surabaya
Nah, dari beberapa kriteria penilaian di atas, gue udah nyoba ngerangkum semua hal yang bisa jadi kriteria penilaian. Secara umum PTN lain akan menggunakan cara yang kurang lebih sama dalam menilai berkas-berkas pendaftaran kalian, meskipun tiap PTN bakal punya kebijakan tersendiri yah. Berikut ini beberapa hal yang (kemungkinan besar) menjadi kriteria penilaian SNMPTN berdasarkan publikasi di atas:

1. Faktor Kualifikasi Siswa

merupakan capaian siswa selama sekolah, dengan beberapa poin yang bisa menjadi penilaian antara lain:
  • Nilai raport, meliputi besar nilai, konsistensi, rata-rata, nilai mapel tertentu
  • Prestasi siswa: tingkat internasional, nasional, propinsi, kabupaten/kota, tidak ada prestasi.

2. Faktor Indeks Sekolah

merupakan nilai sekolah di suatu PTN. Indeks SMA X di PTN A bisa berbeda dengan indeks SMA X di PTN B. Beberapa poin yang bisa menjadi penilaian untuk kategori ini antara lain:
  1. Akreditasi: A, B, C, Tanpa akreditasi
  2. Jenis kelas: Akselerasi, RSBI, Reguler
  3. IPK dan prestasi alumni di PTN yang dituju di PTN yang bersangkutan
  4. Nilai SBMPTN tahun sebelumnya di PTN yang bersangkutan
  5. Banyak diterima di SNMPTN tahun sebelumnya di PTN yang bersangkutan
  6. Track record sekolah di PTN yang bersangkutan
  7. Prestasi sekolah dalam perlombaan tingkat daerah/nasional/internasional.

3. Faktor Pemerataan Daerah

merupakan kebijakan PTN untuk memberikan kuota/jatah kepada daerah yang kelak setelah lulus diharapkan bisa memajukan/berkontribusi untuk daerah asal. Jadi bisa jadi beberapa siswa di daerah terpencil di Indonesia mendapatkan "jatah" daerah, meskipun sebetulnya nilai raport dan indeks sekolah mereka relatif tidak sebaik para pesaing peserta SNMPTN lain yang ada di kota besar.
Perlu diingat, bahwa faktor penilaian yang telah gue rangkum di atas merupakan perpaduan dari berbagai PTN. Artinya bisa saja PTN A ngga memperhitungkan Nilai SBMPTN tahun sebelumnya misalnya atau PTN B tidak memperhitungkan Prestasi Sekolah, atau bahkan ada kriteria penilaian lain di luar poin di atas. Tapi pada umumnya, kurang lebih udah gua jabarkan di atas.

II. Tips untuk memaksimalkan peluang diterima di SNMPTN 2015

Seperti yang telah gue jelasin di awal, walaupun sebetulnya kita ga bisa mengukur peluang diterima di SNMPTN, tapi kita bisa memperbesar peluang dengan memaksimalkan indikator yang telah gue jelasin di atas. Memaksimalkan di sini pada prinsipnya adalah gimana cara cerdik-cerdiknya kita untuk memilih, jurusan mana yang kira-kira probabilitasnya paling tinggi, dengan tidak mengabaikan bidang yang kita minati. Nah, langkah-langkah yang bisa lo tempuh buat memaksimalkan peluang di SNMPTN antara lain:

1. Tentukan jurusan yang kamu inginkan

Hal pertama dan terpenting adalah tentukan dulu jurusan yang lo inginkan. Jadi, tentukan dulu jurusan yang pas, lalu baru tentukan di mana lo akan kuliah di jurusan tersebut. Di sini gue ga akan jelasin lagi gimana cara menentukan jurusan kuliah, karena udah pernah dijelasin di artikel zeniusBLOG sebelumnya dengan point-point yang lengkap. Coba deh lo baca di sini :

2. Pelajari detail jurusan yang kamu inginkan di PTN pilihanmu

Okay, pada point ini, gua asumsikan lo udah paham banget dengan jurusan yang lo ambil, apa saja yang dipelajari dan hal-hal substantif lain. Nah, yang akan gue bahas di sini secara khusus terkait dengan informasi penerimaan SNMPTN di PTN yang kamu incar. Detail jurusan yang terdapat di website SNMPTN meliputi:
  • Informasi Umum (daya tampung dan kategori),
  • Daftar Jurusan yang Dapat Memilih Program Ini,
  • Sebaran Siswa Diterima,
  • Jumlah Pendaftar,
  • Jumlah Diterima,
  • Jumlah Siswa Diterima Berdasarkan Jurusan,
  • Jumlah Siswa Diterima Berdasarkan Provinsi
Contohnya detail untuk Prodi S1 Ilmu Komunikasi UI kayak gini. Kamu bisa ngelihat statistik jurusan lain di PTN yang kamu inginkan di sini.


Dari data-data di atas, kamu bisa menyimpulkan beberapa hal pokok sebagai pertimbangan mendaftar, antara lain misalnya:
  • Informasi Umum: ilmu komunikasi UI merupakan kelompok jurusan IPS yang mana daya tampung untuk tahun 2015 sebanyak 45 mahasiswa.
  • Daftar Jurusan yang dapat memilih program studi ilmu komunikasi UI adalah SMA/MA IPA dan IPS. Jadi untuk SMK disarankan tidak memilih jurusan ini.
  • Sebaran siswa diterima pada tahun 2012 sebanyak 60 siswa (3,04%), 2013 sebanyak 63 siswa (1,23%), tahun 2014 sebanyak 48 siswa (1,4%). Angka persentase pada tahun 2012 relatif besar karena pada tahun 2012, tidak semua anak bisa daftar SNMPTN. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 (serta tahun 2015 ini) semua anak bisa mendaftar SNMPTN, sehingga persaingan makin ketat (persentase makin kecil). Angka persentase tiap tahun tidak akan relatif jauh berubah. Jadi untuk tahun 2015 ga akan jauh-jauh juga dari 1%.
  • Sedangkan sebaran siswa yang diterima berdasarkan jurusan terdiri dari 55 siswa IPS dan 5 siswa IPA pada tahun 2012, 53 siswa IPS dan 10 siswa IPA pada tahun 2013, dan 40 siswa IPS dan 8 siswa IPS pada tahun 2014. Dari data tersebut terlihat bahwa jurusan Ilmu Komunikasi, meskipun termasuk kelompok jurusan IPS, menerima juga siswa dari jurusan IPA. Meskipun demikian, jumlah siswa SMA IPA yang diterima dalam 2 tahun terakhir cuma sekitar 20% atau bisa dikatakan, penerimaan SNMPTN untuk jurusan Ilmu Komunikasi didominasi oleh jurusan IPS.

3. Pelajari indeks sekolah dengan minta data ke BK sekolah

Nah, ini juga penting banget, tentang Indikator Penilaian SNMPTN huruf B. Indeks Sekolah. Seperti yang gue jelasin di atas, ada 7 variabel yang bisa dijadikan penilaian untuk indeks sekolah. Pada dasarnya PTN ngga mengeluarkan data tentang indeks sekolahmu atau sekolah-sekolah lain. Untuk bisa mengetahuinya, kita hanya bisa sebatas meraba-raba. Indeks sekolahmu di PTN A dan di PTN B berbeda, jadi ya mesti lo sendiri yang aktif bertanya ke BK tentang sebaran alumni di PTN di Indonesia. Misal nih, tahun 2014 kemarin di sekolahmu yang diterima di PTN A ada 50 anak dari 100 pendaftar, PTN B ada 10 anak dari 30 pendaftar, sementara di PTN C ada 5 dari 50 pendaftar. Nah dari angka tersebut lo bisa lebih memperkirakan persentase diterimanya. Berdasarkan angka contoh di atas, jadi PTN A 50% pendaftar diterima, PTN B 33,3% pendaftar diterima, PTN C 10% pendaftar diterima. Nah, dari angka ini bisa dilihat secara kasar bahwa indeks kasar sekolah lo di PTN A lebih bagus daripada di PTN B dan PTN C. Baru deh dengan melihat indeks kasar sekolahmu di berbagai PTN, kamu bisa menentukan PTN mana yang peluang diterima lo paling tinggi, dengan tetep memperhatikan bidang yang menjadi passion lo.

III. Kesalahan Umum Siswa dalam SNMPTN

Nah, setelah gue jelasin tentang cara memaksimalin peluang di SNMPTN, perlu juga nih lo tau kesalahan-kesalahan apa saja yang sering banget dilakukan siswa

1. Memilih jurusan/PTN berdasarkan passing grade

Banyak anak yang memilih jurusan/PTN di SNMPTN berdasarkan passing grade. Padahal passing grade itu dasar perhitungannya dari SBMPTN (lagipula angka passing grade juga belum tentu akurat loh). Jadi lo ga bisa menyamakan tingkat persaingan SNMPTN dengan SBMPTN, karena peluang SNMPTN akan sangat tergantung pada indeks masing-masing sekolahmu.

2. Berharap pada PTN Pilihan 2? Sebaiknya sih jangan

Nah, ini juga perlu banget lo ketahui bahwa berdasarkan survei yang pernah gue lakuin lewat @info_SNMPTN pada SNMPTN 2012 dan SNMPTN 2013 lalu, ternyata diketahui bahwa 92% siswa diterima di PTN pilihan 1 dan cuma 8% yang diterima di PTN pilihan 2. Kesimpulan survei SNMPTN 2012 bisa kamu lihat di chart dibawah (saat itu siswa bisa memilih maksimal 4 jurusan)



Untuk SNMPTN 2013 hasilnya juga mirip, malah persentase siswa diterima di PTN pilihan 1 lebih besar (nanti gue cariin datanya). Nah dari data tersebut artinya apa nih? Yaa.. lo sebaiknya ga terlalu berharap pada PTN pilihan 2 lo. Fokus aja PTN pilihan 1 lo yang paling kamu INGINKAN dan REALISTIS sesuai perhitungan peluang yang gue jabarin di atas. Sedangkan PTN pilihan 2 anggap aja iseng-iseng berhadiah. Jadi, kalau misalnya nih lo ingin masuk FK dan sebetulnya nggak terlalu masalah/ antara pilihan kampus manapun, ya saran gue sih jangan ambil pilihan 1 secara idealis banget seperti FK UI yang persentase penerimaannya di bawah 1%, mending lo ambil pilihan 1 dengan pertimbangan yang REALISTIS daripada pilihan yang terlalu IDEALIS.


3. Tidak serius memilih jurusan

Meskipun gue udah mengingatkan berkali-kali agar milih jurusan dengan memprioritaskan bidang yang menjadi minat kita, tapi nanti bakal banyak banget anak yang diterima SNMPTN tapi ujung-ujungnya dilepas. Jadi, sebelum lo ngelakuin hal yang sama nanti, gue tekanin lagi bahwa memilih jurusan di SNMPTN itu bukan main-main, harus serius, dalam artian apabila diterima ya mesti lo ambil. Kalo ngga lo ambil, maka indeks sekolah bisa jadi akan dikurangi oleh PTN yang lo lepas. Maka dari itu, pikir mateng-mateng pemilihan jurusan/PTN di SNMPTN ini, jangan terburu-buru.
****
Oke, sekian dulu penjelasan tentang Strategi memaksimalkan peluang di SNMPTN 2016. Yang perlu diingat bahwa kita ngga bisa mengukur dengan pasti peluang di SNMPTN, yang bisa kita lakukan adalah sebatas berusaha memperbesar peluang. Apakah setelah diperbesar tersebut kita bakalan lolos nanti, tidak ada yang tau. Maka dari itu, gue ingetin lagi buat nyiapin SBMPTN dari sekarang, karena pelaksanaan SBMPTN cuma kurang dari 2 minggu dari pengumuman SNMPTN. SNMPTN ibarat bermain kartu, yang taruhannya kali ini bukanlah uang, tapi kesempatan lo untuk berkuliah di kampus dan prodi impian lo. Nah, kalau diibaratkan sebagai seorang "penjudi", maka jadinya penjudi yang cerdik dengan mempertimbangkan serta mempersiapkan setiap risiko dari pilihan-pilihannya. Good luck semua untuk proses seleksi SNMPTN 2016!
Sumber : https://www.zenius.net/blog/6906/strategi-taktik-snmptn-2015

Seleksi Mandiri: Jalur Alternatif Masuk PTN

Halo-halo, ketemu lagi dengan gue, Ari "Patrick" :3 Sebagai bahan persiapan SNMPTN, gue udah nulis tentang Informasi Penting SNMPTN 2016 dan Strategi Memaksimalkan Peluang di SNMPTN. So, setelah baca kedua tulisan tersebut, sekarang lo udah pada daftar SNMPTN belum? atau masih pada galau? :p Ya gpp kok kalo masih bingung, take your time. Tapi perlu diinget, jangan daftar di akhir di akhir-akhir periode pendaftaran ya, karena nanti akan rame banget dan websitenya takutnya jadi down. Nah ngomong-ngomong soal pendaftaran SNMPTN, lo tau gak sih kuota SNMPTN 2016 ini akan dikurangi menjadi 40%? Selain itu peserta SNMPTN yang dibatasi sesuai dengan akreditasi sekolah membuat peluang diterima di jalur ini menjadi lebih ketat.

Anak-anak yang ga bisa daftar dan yang ditolak SNMPTN sebagian besar akan berbondong-bondong untuk ikut SBMPTN. Terus apa yang terjadi di SBMPTN? Dengan kuota yang tetap 30% tentu akan terjadi persaingan berat pula. Belum lagi ditambah para alumni-alumni SMA yang menyimpan dendam kesumat karena gagal dapat PTN tahun lalu dan berencana ngulang untuk ikut SBMPTN tahun ini. Maka jadilah, persaingan di SBMPTN ga kalah ketat, atau bahkan bisa jadi lebih ketat.

"Wah ngeri banget! jadi takut nih zen.. :("

Sebenernya ini bukan buat nakut-nakutin ya. Tapi kalo lo takut, sini peluk kakak dulu. Tujuannya cuma mengingatkan kalo persaingan mendapatkan PTN itu ga main-main. Perlu usaha dan kerja keras lebih terutama buat lo yang mengincar jurusan atau PTN favorit. Selain itu, dengan mengetahui tingkat persaingan SNMPTN dan SBMPTN yang seperti gue jelasin di atas, lo sebaiknya punya planning apabila gagal di kedua jalur tersebut. Eits! ini bukan ngajarin lo biar jadi orang pesimis ya, tapi agar bagaimana lo bisa pandai menyiasati risiko dengan baik.

Selain SNMPTN dan jalur SBMPTN, terdapat juga satu jalur penerimaan lagi yaitu Seleksi Mandiri PTN atau biasa disebut juga Ujian Mandiri. Dengan penambahan kuota Jalur Mandiri menjadi 30%, maka sebaiknya lo lebih menganggap serius jalur ini dan mulai mempersiapkannya juga jauh-jauh hari. Sebagaimana pernah dibahas sama Glenn di artikel 5 kesalahan umum yang bisa bikin lo gagal masuk universitas, jangan pernah hanya mengandalkan 1-2 jalur untuk bisa kuliah. Manfaatkanlah segala ruang dan kesempatan yang ada, karena memang persaingan di setiap jalur juga tidak mudah.

"Dengan penambahan kuota Jalur Mandiri menjadi 30%, maka sebaiknya lo lebih menganggap serius jalur ini dan mulai mempersiapkannya juga jauh-jauh hari"

Nah, untuk jalur alternatif selain SBMPTN maupun SNMPTN, di artikel ini gua mau bahas tentang Seleksi Mandiri atau Ujian Mandiri masuk PTN. Seleksi Mandiri PTN merupakan penerimaan mahasiswa baru di suatu PTN yang diadakan dan dikelola sendiri oleh perguruan tinggi tersebut. Jadi misal Universitas Negeri Malang (UM) atau Universitas Indonesia (UI) nih ngadain penerimaan khusus UM sendiri (di luar jalur nasional dan SBMPTN) maka itulah yang gua maksud dengan jalur Seleksi Mandiri PTN. Okay?

Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program S1

Dalam Permenristek Dikti Nomor 2 Tahun 2015, Penerimaan mahasiswa baru program sarjana pada PTN tahun 2015 terdiri dari Seleksi Nasional (SNMPTN), Seleksi Mandiri Bersama (SBMPTN) dan Seleksi Mandiri PTN. SBMPTN dan Seleksi Mandiri PTN tergabung dalam 1 kategori yaitu Seleksi Mandiri, bedanya SBMPTN dikelola secara terpusat untuk semua PTN, sedangkan Seleksi Mandiri PTN dikelola oleh masing-masing PTN yang menyelenggarakan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jenis-jenis Seleksi Mandiri PTN

Karena dikelola sendiri oleh masing-masing PTN, maka ragam seleksi mandiri S1 PTN berbeda-beda. Beberapa mekanisme Seleksi Mandiri PTN yaitu:

  1. Ujian Mandiri/Tulis: Merupakan mekanisme Seleksi Mandiri S1 PTN dengan mengadakan ujian / tes. PTN yang memakai mekanisme seleksi ini antara lain: UI (SIMAK UI), UNAIR, UNDIP, UGM (UTUL), UB (SPMK), IPB (UTMI), UMB PT, UPI, dll.
  2. Seleksi Raport / PMDK: Merupakan mekanisme Seleksi Mandiri S1 PTN dengan melakukan seleksi raport / prestasi. PTN yang memakai mekanisme seleksi ini antara lain: UGM (PBUTM)
  3. Seleksi Melalui Nilai SBMPTN: Merupakan mekanisme Seleksi Mandiri S1 PTN dengan melihat nilai SBMPTN siswa. Jadi PTN tidak mengadakan tes, tetapi cukup melihat hasil SBMPTN calon mahasiswa untuk kemudian dirangking. Jadi pendaftar harus ikut SBMPTN sebelumnya. PTN yang tahun 2014 memakai mekanisme ini antara lain: ITS, UNHAS, UNS

Jadi, sebagian besar PTN memakai mekanisme Ujian Mandiri dalam Seleksi Mandirinya.

Apabila digambarkan dalam bentuk bagan, maka pembagian jalur Penerimaan Maba PTN seperti ini:

Dari bagan di atas udah tau kan bedanya SNMPTN dan PMDK? Ya meskipun sama-sama seleksi raport / prestasi, namun bila lo liat di bagan, posisinya udah beda, berarti jalur seleksinya juga beda.

Di samping itu, ada juga beberapa PTN yang memilih untuk tidak membuka jalur Seleksi Mandiri PTN, dan hanya menerima mahasiswa dari 2 jalur saja, yaitu SNMPTN dan SBMPTN. PTN yang tidak mengadakan Seleksi Mandiri PTN antara lain: ITB, UNPAD dan UNAND.

 

Informasi Penting Seputar Ujian Mandiri/Tulis di Beberapa PTN di Indonesia

Nah, karena nanti pasti banyak banget yang butuh dan nanyain, terutama untuk tipe soal dan tanggal pelaksanaan. jadi berikut ini gue jelasin secara singkat aja tentang beberapa ujian mandiri PTN di Indonesia.

1. SIMAK UI

Seleksi Masuk Universitas Indonesia (SIMAK UI) merupakan jalur seleksi masuk UI untuk menyaring mahasiswa baru S1 Reguler, S1 Paralel, S1 Kelas Khusus Internasional dan Vokasi. SIMAK UI 2016 rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2016.

Materi Ujian SIMAK UI S1 Reguler, S1 Paralel dan Vokasi (D3) terdiri dari:

  • Kemampuan Dasar (KD): Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris
  • Kemampuan IPA (KA): Matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi, dan IPA Terpadu
  • Kemampuan IPS (KS): Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan IPS Terpadu.

Info lebih lanjut tentang SIMAK UI bisa dilihat disini >> http://simak.ui.ac.id

Tips SIMAK UI dan pembahasan soal-soal tahun sebelumnya bisa lo download disini >> https://www.zenius.net/blog/1421/simak-ui

2. UTUL UGM

Ujian Tulis Universitas Gadjah Mada (UTUL UGM) merupakan jalur seleksi masuk UGM yang bertujuan untuk menyaring mahasiswa baru program sarjana UGM.

UTUL UGM 2015 lalu dilaksanakan pada 14 Juni 2015 di Yogyakarta, Jakarta, Pekanbaru, dan Balikpapan, sedangkan untuk jadwal UTUL 2016 saat ini belum ada informasi. Biasanya sih dalam beberapa tahun terakhir, UTUL UGM selalu bareng ama SIMAK UI. Jadi ya bagi yang minat keduanya, lo dipaksa memilih salah satu diantaranya.

Materi tes UTUL UGM meliputi kemampuan potensi akademik, kemampuan dasar, tes kemampuan sosial humaniora dan atau kemampuan sains teknologi.

Info lebih lanjut tentang UM UGM bisa dilihat disini >> http://um.ugm.ac.id/v.2015/id_home.php?d=depan

3. UM UNAIR

Ujian Mandiri Universitas Airlangga (UM UNAIR) merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru UNAIR yang diselenggarakan secara mandiri yang diperuntukkan bagi lulusan SLTA (SMA, SMK, MA dan Ujian Persamaan) tahun 2013, 2014, dan 2015.

Pendaftaran UM UNAIR 2015 lalu dilaksanakan pada tanggal 9 Juni s.d. 6 Juli 2015, sementara itu pelaksanaan ujian akan diselenggarakan pada tanggal 12 Juli 2015. Materi Seleksi-nya mencakup:

  1. TES POTENSI AKADEMIK : Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerik, Kemampuan Penalaran
  2. TES PRESTASI AKADEMIK :
  • Kelompok Ujian IPA: Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Bahasa Inggris
  • Kelompok Ujian IPS: Matematika, Sosiologi & Antopologi, Tata Negara, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Bahasa Inggris
  • Kelompok Ujian IPC: Materi ujian kelompok IPC adalah gabungan dari materi Kelompok Ujian IPA dan IPS

Info lebih lanjut tentang UM UNAIR bisa dilihat disini >> http://ppmb.unair.ac.id/web/site/mandiri

4. UM UNDIP

Ujian Mandiri Universitas Diponegoro (UNDIP) merupakan jalur seleksi masuk untuk berbagai program perkuliahan di UNDIP. Untuk program S1, pendaftaran akan dilaksanakan pada tanggal 27 April s.d. 22 Mei 2016, sedangkan tesnya akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2016. Tanggal UM UNDIP ini bersamaan dengan SIMAK UI.

Materi Ujian Mandiri adalah sebagai berikut:

  • SAINTEK (IPA) : Matematika Dasar, Biologi, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia
  • SOSHUM (IPS): Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, Sejarah-Sosiologi-Ekonomi-Georgrafi, Bahasa Inggris, Kewarganegaraan
  • Campuran: Gabungan antara Saintek dan Soshum

Info lebih lanjut tentang UM UNDIP bisa dilihat disini >> http://um.undip.ac.id/

5. UMB PT

Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi (UMB PT) merupakan Ujian Mandiri yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh beberapa Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta. Jadi secara pengertian mirip SBMPTN namun PTN yang mengikuti UMB PT lebih sedikit. Jika SBMPTN diikuti oleh sekitar 65 PTN, UMB PT diikuti oleh 15 PTN. Saat ini pendaftaran UMB PT 2016 belum diumumkan jadwalnya, sebagai gambaran, UMB PT tahun 2015 dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2015, jadi UMB PT ini termasuk seleksi PTN paling akhir.

Daftar PTN yang mengikuti UMB PT 2015 lalu: Universitas Malikussaleh (UNIMAL) Lhokseumawe, Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Banda Aceh, Universitas Teuku Umar Meulaboh, Universitas Negeri Medan (UNIMED) Medan, Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, ISI Padangpanjang, Universitas Jambi (UNJA) Jambi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Banten, Universitas Terbuka (UT) Jakarta, Universitas Udayana (UNUD), Universitas Palangka Raya, Universitas Borneo (UB) Tarakan

Materi Ujian terdiri dari:

  • Soal Penalaran Matermatika dan Bahasa terdiri dari: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
  • Soal Penalaran Sains terdiri dari : Matematika Sains, Fisika, Kimia, Biologi
  • Soal Penalaran Ilmu Sosial terdiri dari : Ekonomi, Sejarah dan Geografi

Untuk keterangan lebih lanjut atau keterangan seleksi mandiri PTN lain, langsung aja kepoin website PTN masing-masing ya. Kalo dijelasin semua, akan panjang banget artikelnya.

Info lebih lanjut tentang UMB PT bisa dilihat disini >> http://penerimaan.spmb.or.id/welcome

Apakah Seleksi Mandiri PTN selalu mahal?

Banyak anak yang skeptis apabila mendapat tawaran untuk mengikuti Seleksi Mandiri PTN. “Ngga ah bro! ane ga ada duit”. Biasanya sih gitu. Tapi tunggu dulu deh, apakah semua jalur mandiri selalu mahal? Ternyata enggak kok. Ada banyak PTN yang memberlakukan perlakuan biaya kuliah yang sama bagi yang diterima di semua jalur penerimaan, misalnya di SIMAK UI (S1 Reguler), UTMI IPB, atau UNNES, dll.

Tapi, memang ada juga beberapa PTN yang memberlakukan mahasiswa yang diterima melalui Seleksi Mandiri PTN itu lebih mahal bila dibanding dengan jalur SNMPTN atau SBMPTN. Di beberapa PTN tersebut, bagi yang diterima melalui Seleksi Mandiri PTN, langsung di plot di UKT (Uang Kuliah Tunggal) tinggi. Sehingga, pilihan biaya nya menjadi lebih sedikit. Jadi rajin-rajin cek dulu di website masing-masing PTN sebelum kamu memutuskan daftar di Seleksi Mandiri PTN yang kamu inginkan ya Kecuali biaya emang ga jadi persoalan, itu lain lagi ya

****

Okay deh, itulah sedikit pembahasan dari gua tentang seleksi mandiri PTN. Semoga bisa bermanfaat buat lo semua dan bisa jadi jalur alternatif selain SNMPTN dan SBMPTN buat masuk ke jenjang kuliah. Good Luck buat semuanya!

Sumber : https://www.zenius.net/blog/7018/seleksi-ujian-mandiri-ptn

Strategi Milih Jurusan di SBMPTN

Halo gaes, untuk lo yang mau menjalani ujian SBMPTN, gimana nih udah pada daftar SBMPTN belum? Atau mungkin masih ada yang galau milih jurusan dan bingung nentuin urutan prodi sebagai pilihan 1-3? Okay, di artikel ini gua akan coba bantu lo untuk membuat strategi milih jurusan dalam pendaftaran SBMPTN. Jadi buat lo yang belum daftar sampai dengan hari ini, simak pembahasan gue baik-baik di sini.

Akhir-akhir ini, banyak banget yang nanya ke akun media sosial zenius tentang hal-hal kayak gini nih,

Yang mana pertanyaan-pertanyaan tersebut bermuara pada satu hal: Bagaimana sih memilih jurusan pada SBMPTN itu?

Nah, untuk menjawab hal tersebut, ngga cukup nih hanya dengan beberapa karakter tweet aja, perlu penjelasan panjang lebar mengenai hal tersebut. Karena pertanyaan-pertanyaannya baru rame sekarang, sebenernya artikel ini agak telat sih, namun paling ga moga-moga artikel ini bisa membantu mencerahkan bagi yang belum sempet daftar SBMPTN.

Sebelumnya, gue cuma mau ingetin kalo deadline pendaftaran terakhir tanggal 29 Mei 2015, ya. Saran pertama dari gua, jangan daftar di tiga hari terakhir karena trafik ke websitenya akan sangat padat, jadi loadingnya suka lama dan gagal konek terus ke websitenya. Selain itu, ada kemungkinan tempat ujian juga penuh. Jadi setelah baca artikel ini, coba secepatnya direnungkan, dipertimbangkan, dan segera daftar SBMPTN sebelum trafik ke websitenya keburu padet.

Aturan Pemilihan Jurusan dan Wilayah di SBMPTN

Sebelum membahas hal-hal strategis, pertama lo mesti paham dulu aturan teknis pemilihan jurusan di SBMPTN. Berikut ini tiga aturan pemilihan jurusan SBMPTN yang menurut gua bisa menjawab sebagian besar pertanyaan lo:

  1. Peserta dapat memilih program studi sebanyak-banyaknya 3 (tiga) program studi
  2. Peserta ujian yang hanya memilih 1 (satu) program studi dapat memilih program studi di PTN manapun.
  3. Peserta ujian yang memilih 2 (dua) program studi atau lebih, salah satu pilihan program studi tersebut harus di PTN yang berada dalam satu wilayah dengan tempat peserta mengikuti ujian. Pilihan program studi yang lain dapat di PTN di luar wilayah tempat peserta mengikuti ujian.

Oke, sekarang kita coba bahas dulu satu per satu, ya. Poin pertama, jadi setiap peserta dapat memilih program studi maksimal 3 (tiga) program studi/jurusan di PTN mana saja yang dia kehendaki. Boleh ketiga jurusan tersebut berada di PTN yang sama semua atau ketiganya berada di PTN yang berbeda-beda, pokoknya bebas!

Jika lo cuma ngambil 1 prodi dari total 3 jatah yang tersedia, artinya pilihan kedua dan ketiga lo kosongin, maka sesuai dengan poin kedua, lo bisa tes di panitia lokal (panlok) mana saja.

Namun apabila lo memilih 2 atau 3 jurusan, maka sesuai dengan poin ketiga lo mesti tes di salah satu WILAYAH PTN yang lo pilih. Misal dari 3 PTN yang lo pilih ketiganya berada menyebar di wilayah I, II dan III, maka lo bebas milih panlok DI MANA SAJA asalkan berada di wilayah I, II dan III (Nggak boleh di wilayah IV). Namun, apabila misal dari 3 PTN pilihan lo berada di wilayah I semua, maka ya lo mesti tes di panlok mana saja, asalkan berada di wilayah I (gak boleh di wilayah II, III, IV).

Okay, kalo bingung gue kasih contohnya deh:

  • CONTOH #1: Maudy Ayunda ikut SBMPTN cuma milih FKG UI, pilihan 2 & 3 kosong. Maka sesuai poin 2 di atas, Maudy bebas milih tempat tes (panlok) dimana aja di Indonesia, mau dari ujung Aceh sampai Papua diperbolehkan! Maudy bisa tes di Panlok Jakarta, Panlok Papua, Panlok Medan, Panlok Surabaya, Panlok Yogyakarta, dll.
  • CONTOH #2: Al Ghazali milih FMIPA ITB (wilayah I), Hukum UGM (wilayah II) & Fisika ITS (wilayah III), maka Al bisa milih tempat tes panlok dimana saja asalkan berada di wilayah I, II atau III, tetapi gak boleh di wilayah IV. Jadi Al bisa tes di Panlok Jakarta, Panlok Medan, Panlok Surabaya, Panlok Yogyakarta, dll. Tetapi ga bisa tes di Panlok Papua karena Papua termasuk di wilayah IV.
  • CONTOH #3: Veranda memilih FK Unair (Wilayah III) dan Teknik Industri ITS (Wilayah III) pilihan ketiga kosong. Karena memilih lebih dari 1 jurusan namun semua pilihan jurusannya berada di wilayah III, maka Veranda cuma bisa tes di wilayah III dan gak boleh di panlok wilayah I, II, dan IV. Jadi Veranda bisa tes di Panlok Malang, Panlok Surabaya, Panlok Samarinda, dll. Namun Veranda ga bisa tes di Panlok Yogyakarta (Wilayah II), Panlok Bandung (Wilayah I) dan Panlok Papua (Wilayah IV).

Dengan melihat 3 contoh di atas aja moga-moga jelas ya. Oiya ingat, pemilihan tempat tes ini didasarkan pada lokasi kampus dari prodi yang lo pilih, dan NGGAK dipengaruhi oleh alamat rumah dan alamat sekolah.

 

Sedikit Tips untuk yang masih galau milih jurusan di SBMPTN

Sebelum kita masuk ke pembahasan strategi uat lo yang masih galau mau milih jurusan apa, lo bisa artikel Tips Memilih Jurusan ini.

Tapi, intinya adalah dalam menentukan pilihan, ikuti apa yang ada dalam hati lo sendiri, karena lo sendiri yang paling tau apa yang lo inginkan, apa yang memotivasi lo. Bisa jadi, pilihan lo didasarkan pada karena lo minat banget ama jurusannya, bisa jadi karena suka dengan sistem belajar di kampus yang lo inginkan, atau lo ngefans dengan dosen kampus, bisa jadi macem-macem. Tapi, yang paling penting, alesan lo untuk milih jurusan tersebut harus didasarkan pada alesan yang jelas, bukan suatu orientasi pertimbangan jangka pendek.

Jangan sampai lo memilih jurusan berdasarkan gengsi semata, ikut-ikutan temen atau dipaksa orang tua. Karena biasanya yang milih jurusan karena alesan yang cetek begitu, banyak yang akhirnya nyesel dan salah jurusan. Pada akhirnya yang nyesel adalah diri lo sendiri, bukan orangtua lo, bukan temen-temen lo, karena elo sendiri yang akan menjalani masa kuliah itu dan membawa ilmunya sampai tua.

Untuk mengingatkan, berikut ini gue share lagi resep memilih jurusan dari Kak Glenn:

"Pilih bidang yang membuat lo tertantang... Pilih bidang yang bikin lo penasaran sampai lo rela buat ngulik itu siang-malem tanpa kenal waktu biar gak dibayar sekalipun. Pilih bidang yang tanpa disuruh pun lo curi-curi waktu buat belajar sendiri, atau tanpa sadar suka cari-cari info di internet atau lewat google.. Pilih jurusan memicu 'sense of wonder' dalam diri lo. Pilih jurusan yang bener-bener jadi muara ilmu pengetahuan yang ingin lo tekuni sampai akhir hayat lo..."

 

Sedikit info tentang sistem seleksi SBMPTN.

1. Apakah sebaiknya pemilihan prodi didasarkan pada Passing Grade?

Banyak yang nanya sebaiknya urutan pilihan SBMPTN itu gimana. Apakah sebaiknya urutan jurusan itu disesuaikan dengan passing grade? Jawaban singkatnya : Nggak ada satupun PTN di Indonesia yang memberlakukan seleksi berdasarkan Passing Grade!

Wah, masa? Terus kenapa banyak yang ribut-ribut soal passing grade? Pertama, lo mesti tau apa itu passing grade. Passing grade secara sederhananya artinya batas minimal. Artinya apabila lo sudah melampaui nilai tertentu, maka lo bisa dikatakan lolos, lulus atau memenuhi standar. Nah dalam konteks sistem penerimaan mahasiswa baru, sistem seleksi berdasarkan passing grade ini ga mungkin diaplikasikan secara penuh dalam sistem seleksinya mengingat kuota PTN sangat terbatas sementara peminatnya relatif banyak. Bisa dibayangin apabila yang dari kuota 50 kursi yang nilainya di atas passing grade ada 150? atau sebaliknya dari kuota 50 kursi yang nilainya di atas passing grade hanya 20?

Nah, untuk memperkuat argumen gue tersebut, bisa lo baca publikasi dari mengenai penilaian jalur ujian (SIMAK UI dan SBMPTN) di UI berikut (yang mana berlaku juga untuk semua PTN)

Di sini dapat dilihat bahwa di UI (maunpun PTN lain) ga memakai sistem passing grade, adapun penerimaannya berdasarkan nilai terbaik dengan mempertimbankan kuota. Jadi ya batas nilai minimal diterima bakal berubah-ubah tiap tahun. Jadi sebetulnya, fungsi dari passing grade itu jangan dijadikan acuan untuk milih jurusan, tapi justru jadi sumber evaluasi lo waktu try out. Dalam arti, lo bisa evaluasi mana materi yang masih belum lo kuasai untuk bisa ditingkatkan sehingga passing grade lo bisa semakin meningkat dari try out sebelumnya.

2. Memangnya kalo bukan berdasarkan passing grade, penilaian SBMPTN bakal kayak gimana?

Sebelumnya gue kasih tau kalo sistem penilaian SBMPTN itu cukup tertutup, dari dulu ngga pernah ada publikasi resmi dari panitia yang menjelaskan secara rinci tentang penilaiannya, terutama masalah pembobotan ataupun nilai mati. Jadi, kalo ditanya apakah ada nilai mati atau nggak, terus terang gua gak tau pastinya. Saran gua sih lo upayakan yang terbaik aja untuk setiap mata pelajaran, jangan sampai ada 1 matpel yang dikosongkan semua. Di aturan SBMPTN tahun lalu pun dicantumin bahwa "Penilaian dilakukan secara menyeluruh. Oleh karena itu, setiap mata uji harus dikerjakan sebaik mungkin dan tidak ada yang diabaikan."

Acuan penilaian di SBMPTN sebagaimana yang telah resmi diumumkan panitia hanyalah terkait dengan penghitungan nilai mentah yaitu:

  • Benar +4
  • Kosong 0
  • Salah -1

Namun pengolahan lebih lanjut nilai tersebut tidak dijabarkan secara detail.

 

Masalah pembobotan dan nilai mati di SBMPTN saat ini belum ada informasi resmi/validnya. Sebenernya ada referensi mengenai hal tersebut, yaitu Buku EBTANAS atau UMPTN mana yang lebih dapat diandalkan? karya Toemin A. Masoem yang diterbitkan tahun 1997 (ada di perpus UI), tapi gue juga ga bisa jamin apakah sistem penilaian ini tetep dipergunakan sampai sekarang.

 

Strategi Menentukan Urutan Pilihan Prodi di SBMPTN

Nah sekarang, setelah lo udah manteb dengan pilihan prodi yang mau diambil dan juga udah ngerti sistem seleksi penilaian SBMPTN terus gimana cara milih urutan prodi di SBMPTN? Banyak banget hal yang bisa lo jadiin pertimbangan dalam memilih jurusan-PTN mana yang lo jadiin prioritas. Tapi yang akan gua bahas di sini adalah, bagaimana strategi lo ngurutin pilihan prodi supaya memperbesar peluang lo buat keterima dalam seleksi SBMPTN. Jadi gua nggak bisa ngejabarin supaya diterima di Pilihan 1, 2, atau 3.

 

1. Pertimbangan Keketatan (tingkat persaingan) Jurusan di Suatu PTN

Untuk memperbesar peluang lo untuk lolos, hal yang perlu lo pikirkan pertama-tama adalah tingkat persaingan jurusan di beberapa PTN yang lo kehendaki. Sebagai bahan acuan dalam menentukan pilihan, sebenernya panitia udah ngasih data yang cukup bisa buat dijadikan acuan yaitu data daya tampung dan peminat tahun lalu. Dari kedua data tersebut kita bisa mengukur perkiraan tingkat keketatan suatu jurusan. Maksudnya keketatan di sini adalah, lo membandingkan jumlah peminat tahun lalu, dengan jumlah kuota kursi yang dibuka untuk prodi tersebut. Berdasarkan hal itu, lo bisa memperkirakan hal yang kurang lebih mirip juga akan terjadi ada tahun ini.

Contoh, misalnya setelah lo mempertimbangkan minat jurusan, lo akhirnya memilih kuliah di jurusan Ilmu Hukum. Langkah yang pertama adalah cek pendaftar tahun lalu dan kuotanya beberapa PTN yang lo jadiin kandidat pilihan yang menurut lo oke (misalnya tolak ukurnya adalah kampus yang punya akreditasi A. Lalu lo bikin deh semacam list kandidat seperti ini:

  • Ilmu Hukum UI: peminat tahun lalu 3269, kuota tahun ini 75
  • Ilmu Hukum UNPAD: peminat tahun lalu 4219, kuota tahun ini 175
  • Ilmu Hukum UNDIP: peminat tahun lalu 3521, kuota tahun ini 150
  • Ilmu Hukum UB: peminat tahun lalu 2.577, kuota tahun ini 138
  • Ilmu Hukum UNSOED: peminat tahun lalu 1.776, kuota tahun ini 68
  • Ilmu Hukum UGM: peminat tahun lalu 3.181, kuota tahun ini 105
  • dan masih banyak lagi (jurusan hukum yang terakreditasi A)

Kemudian dari data peminat dan kuota tsb, bikin persentasenya:

  • Ilmu Hukum UI: 2,3%
  • Ilmu Hukum UNPAD: 4,1%
  • Ilmu Hukum UNDIP: 4,3%
  • Ilmu Hukum UB: 5,3%
  • Ilmu Hukum UNSOED: 3,8%
  • Ilmu Hukum UGM: 3,3%
  • dan masih banyak lagi...

Inget, semakin kecil persentase, maka jurusan tersebut semakin ketat. Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan masuk jurusan Ilmu Hukum UI relatif lebih ketat dibanding beberapa PTN lainnya dengan gap yang cukup jauh. Nah, kalo lo emang minat masuk UI dan optimis bisa bersaing memperebutkan 2,3% kuotanya ya monggo. Namun apabila lo pengen persaingan yg ga seketat itu, bisa pilih jurusan Ilmu Hukum di PTN lain dengan akreditasi A di atas.

Silakan cari-cari sendiri ya, sesuai dengan jurusan yg lo inginkan sendiri di sbmptn.or.id/?mid=14. Sedangkan referensi bagaimana mencari data akreditasi secara cepet, udah pernah gue rekam di sini:

 

2. Pertimbangan Ketersediaan Jalur Mandiri

Selain keketatan, ketersediaan Jalur Mandiri bisa juga lo jadiin suatu pertimbangan. Cek apakah PTN-PTN yang menyediakan pilihan jurusan yang lo minati membuka peluang seleksi lain atau tidak (Jalur Mandiri). Kalo pada beberapa pilihan PTN ada jalur mandirinya, (optional) mungkin ada baiknya, lo bisa lebih fokus ngincer PTN yang gak ada pilihan UM di SBMPTN. Untuk kemudian kalian bisa lanjut memperluas peluang dengan ikut UM di PTN yang kalian incer.

Beberapa PTN yang ngga ada seleksi mandirinya antara lain ITB, UNPAD, dan UNAND. Jadi lo bisa memprioritaskan ketiga kampus tersebut di SBMPTN apabila salah satunya menjadi inceran lo. Sementara untuk PTN lain yang menyediakan jalur mandiri, mungkin bisa dikorbankan sementara dalam pilihan SBMPTN, untuk kemudian lo fokus perjuangkan di kalur Mandiri.

Mengenai biaya kuliah, saat ini banyak PTN telah memberlakukan perlakuan yang sama bagi mahasiswanya yang diterima melalui SNMPTN, SBMPTN maupun Jalur Mandiri. Namun masih ada beberapa PTN yang memberlakukan lulusan jalur mandiri dengan perlakuan biaya yang lebih mahal dari jalur SNMPTN dan SBMPTN. Oleh karena itu pelajari juga sistem pembiayaan kuliah di jalur mandiri tiap-tiap PTN.

 

3. Jangan Asal Milih Jurusan di Pilihan 2 dan 3.

Penilaian SBMPTN dilakukan secara terpusat tidak berdasarkan penilaian masing-masing PTN seperti SNMPTN. Pengaruhnya gimana kalo sistem penilaian terpusat atau berdasarkan masing-masing PTN? Kalo berdasarkan masing-masing PTN, maka kemungkinan besar peserta yang memilih jurusan Pilihan 1 akan lebih diprioritaskan untuk diterima seperti seleksi SNMPTN 2015 kemarin.

Akan tetapi, untuk sistem seleksi SBMPTN yang dilakukan secara terpusat, kemungkinan sistem seleksinya akan berbeda. Dalam hal ini, memang tidak pernah ada keterangan sumber resmi tentang sistem penilaian SBMPTN, tapi menurut dugaan gue sih, peluang diterima di Pilihan II ataupun Pilihan III bisa jadi sama besarnya dengan pilihan I. Dalam arti, kompetisi dalam SBMPTN ini kemungkinan tidak akan melihat urutan pilihan 1,2,3 tapi betul-betul murni melihat jumlah score hasil SBMPTN kamu. Hal ini bisa diketahui dari cukup banyaknya peserta yang diterima di Pilihan II ataupun Pilihan III di SBMPTN tahun-tahun sebelumnya.

Jadi sekali lagi, fokuskan pada nilai score SBMPTN lo setinggi-tingginya, lalu pilihlah opsi jurusan prodi yang memang bener-bener lo minati. Jangan sampai pada akhirnya, lo milih jurusan 2 dan 3 asal supaya senggaknya bisa kuliah. Tapi begitu pengumuman lo diterima pilihan ketiga, jadinya galau lagi apakah mau diambil atau nggak. Yakinkan diri lo, kalaupun lo keterima di pilihan 2 atau 3, lo nggak akan nyesel dan lo bakal tetep ambil dan jalanin keputusan lo itu dengan penuh tanggung jawab.

Sumber : https://www.zenius.net/blog/7805/daftar-jurusan-sbmptn