Halo Zenius fellows! Ketemu lagi sama gue Johan Wibowo, alumni zenius yang sekarang sedang menjalani studi di ITB. Pada kesempatan kali ini, gue mau ngenalin lo semua tentang kampus gue, mumpung sekarang lo semua masih punya banyak waktu buat mempertimbangkan mau kuliah di jurusan apa dan universitas mana. Harapan gue tulisan ini bisa jadi bahan pertimbangan lo buat masuk kampus ITB setelah lo memahami gimana sih rasanya dunia perkuliahan di ITB. Buat lo yang berminat sama Universitas Indonesia, lo juga bisa nemuin artikel zenius sebelumnya yang ngebahas tentang dunia perkuliahan di UI.
Gua harap lo semua yang mau masuk ITB bisa join bareng kita semua di OSKM ITB 2016 nanti yak! Dijamin seru banget dan gak nyeremin seperti yang digosipin di luar sana. Nah, kita mulai aja yuk bahasan tentang kampus gue.
SEJARAH (singkat banget) ITB
Institut Teknologi Bandung adalah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia. Berdiri tahun 1920 dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng (TH). Pada masa awal berdirinya, TH telah menjadi saksi bisu perjuangan sejarah bangsa Indonesia menuju kemerdekaan, dari mulai peralihan di bawah kekuasaan Belanda, kemudian Jepang, bahkan sempat juga bernaung di bawah nama Universitas Indonesia. Sampai pada akhirnya, pada tanggal 2 Maret 1959 , dua Fakultas, yaitu : Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam secara resmi ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB). Untuk saat ini, Institut Teknologi Bandung (ITB) berlokasi di 2 tempat, kampus utamanya berada di Jl. Ganeca, Bandung (makanya sering disebut kampus Ganeca) dan satu lagi ada di Jatinangor, Sumedang. (buat anak Jakarta yang gak kebayang Jatingangor, anggep aja ini Bekasi-nya Bandung :P)
Sejak tahun 2012, ITB berubah berstatus jadi perguruan tinggi negeri (PTN), dari status sebelumnya sebagai perguruan tinggi badan hukum milik negara (BHMN). Hingga tahun saat ini (2014) ITB telah memiliki 10 program studi yang terakreditasi secara internasional dari berbagai lembaga akreditasi internasional seperti ABET, AUN-QA, RSC, KAAB. Sampai pada update terakhir Oktober 2014, ITB menduduki peringkat kedua sebagai universitas terbaik di Indonesia versi QS World University Rankings 2014/2015.
Peringkat di atas ini sebetulnya nggak bersifat tetap yah, setiap tahun pasti aja dinamis naik-turun, kadang ITB peringkat satu, kadang kedua, kadang merosot sampai ketiga. Tahun ini kebetulan aja lagi peringkat kedua, hihi.. (ngeles). Terlepas dari peringkat di atas, Institut ini telah melahirkan orang-orang keren yang berperan besar bagi negara Indonesia seperti Soekarno, B.J. Habibie, Sudjiwo Tedjo, sampai Aming Extravaganza (ini juga peran besar woi!), hehehe...
Kehidupan Kuliah dan Program Studi di ITB
Berhubung insitut ini awalnya didirikan oleh Belanda tahun 1920. Makanya, sebagian bangunan-bangunan yang ada di ITB sampai sekarang masih bernuansa arsitektur zaman Belanda. Walau udah hampir berumur 100 tahun, tapi bangunan seperti Aula Barat (Albar) dan Aula Timur (Altim) masih kokoh berdiri sampai sekarang lho. Jadi sedikit gambaran aja, kuliah di ITB itu rasanya seperti kuliah di jaman Belanda dengan bangunan-bangunan tua dan banyak pohon rindang. Sensasi kuliah yang mungkin beda dengan kampus lain yang lebih dibalut kesan modern.
Ngomong-ngomong soal program studi, di ITB itu agak beda sama sistem kampus-kampus lain lho. Di ITB kita ngga langsung daftar masuk ke jurusan, tapi kita semua harus melewati masa tingkat persiapan bersama (masa TPB) dalam naungan fakultas dulu selama 2 semester (satu tahun ). Setelah satu tahun di TPB, baru kita milih mau masuk ke jurusan apa yang ada di fakultas tersebut. Makanya nanti pas pendaftaran SBMPTN, sebetulnya lo semua nggak bisa langsung milih jurusan di ITB seperti di universitas-universitas lain, tapi lebih tepatnya milih fakultas mana dulu. Biar nanti setelah melewati masa TPB satu tahun, kita baru deh nentuin kita mau masuk jurusan mana. Menurut gua ini hal yang oke juga, jadi kita gak terburu-buru harus nentuin jurusan yang kita gak tau nanti bakalan belajar apa, tapi kita justru disuruh nyicipin dulu dan menerawang masing-masing jurusan itu cocok atau nggak buat kita ke depannya.
Jadi, 2 semester pertama di ITB tuh kayak kelas 4 SMA. Mata kuliahnya masih dasar-dasar banget kayak Fisika, Kimia, Matematika, Olahraga, Bahasa Inggris, Tata Tulis Karya Ilmiah (Bahasa Indonesia), dan mata kuliah khas fakultas. Oh ya, di ITB kata “fakultas” juga biasa disebut “sekolah”. Jadi di tulisan artikel ini, dua kata fakultas dan sekolah itu interchangeable yah.
1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Di fakultas ini ada 4 program studi: Matematika, Fisika, Kimia, Astronomi. Dari nama-nama prodinya udah jelas lah ya apa aja yang dipelajari di sana. Di tulisan gue sebelumnya gua udah sempet bahas apa bedanya scientist (ilmuwan) sama engineer (insinyur). Kalo lo paham bahasan di tulisan gua sebelumnya itu, lo semua bakal ngerti justru di FMIPA inilah sarana lo untuk jadi seorang ilmuwan, seorang scientist sejati dan seorang peneliti yang menemukan sesuatu yang baru (discovery)! Di sinilah tempat lo mendalami disiplin ilmu sains sampai sedalam-dalamnya, menjadi peneliti, dan discover something new in science!
Anehnya, kalo ngomongin soal MIPA, teteup ada aja orang yang nanya : "anak MIPA emang kalo nanti kerja buat apa? jadi guru yah?" Eaaa... capedee. So di FMIPA ini lo akan mendalami esensi ilmu dari Matematika, Fisika, Kimia, dan Astronomi sampai sedalam-dalamnya. Dari mulai ngulik tentang fisika kuantum, teori relativitas, dan hukum-hukum dasar alam yang membentuk alam semesta ini bisa sampai seperti sekarang.
2. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH)
Fakultas yang ini dibagi jadi 2: program sains dan program rekayasa. Program sains terdiri dari 2 prodi: Biologi dan Mikrobiologi. Apa bedanya Biologi dan Mikrobiologi? Bedanya kalo Anak biologi ini sering kuliah lapangan (kulap). Gak tanggung-tanggung mereka kuliah lapangannya itu ngabisin waktu berbulan-bulan di tengah hutan belantara atau naik gunung buat nyari-nyari sampel buat meneliti organisme tertentu. Kalo anak mikrobiologi? Nah, mereka ini yang betul-betul berkutat untuk meneliti sampel dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang sesungguhnya. Bedanya sama anak Biologi, kalo anak Mikrobiologi ini yang sering tidur di lab (bukan karena males tidur-tiduran di lab yah!) Tapi, karena emang mereka dituntut untuk untuk ngambil data praktikum tiap beberapa jam sekali, dan nggak boleh kelewatan momentnya sama sekali.
Nah, kalo program rekayasa ada prodi Rekayasa Hayati, Rekayasa Pertanian, dan Rekayasa Perhutanan. Di sini, lo akan belajar gimana mengelola bahan pangan (pertanian) dengan mekanisme tertentu, dari mulai kondisi tanah yang cocok untuk menanam, bibit unggung, silang hasil, dsb. Untuk perhutanan, lo akan belajar mulai dari penentuan jenis-jenis hutan berdasarkan aspek tertentu, sampai gimana cara mengelola hasil hutan yang oke. Dua prodi terakhir merupakan jurusan baru di ITB. Mereka kuliah TPB di kampus Ganeca, tapi kalo udah masuk, jurusan kuliahnya di Jatinangor.
3. Sekolah Farmasi (SF)
Fakultas yang ini biasanya diplesetin “School of Female” karena banyak banget ceweknya. (buat para cowok ini patut dicatat yah!) Di angkatan 2012 aja cowoknya cuman 20an orang dari 100an orang hehe. Sekolah Farmasi ini gedungnya ada di Labtek VII deket kolam (ini juga tolong dicatat, tuh sampe gua bold!). Kalo lewat gedung ini biasanya bakal sering ketemu mahasiswa-mahasiswa dari mancanegara dari Malaysia, Vietnam, dll. soalnya Sekolah Farmasi ITB juga buka kelas untuk mahasiswa internasional. Di fakultas ini ada jurusan Sains & Teknologi Farmasi (STF) dan Farmasi Komunitas & Klinik (FKK). Di SF lo akan belajar gimana cara membuat obat-obatan dengan komposisi yang pas dan tepat. Lo akan banyak berkutat sama penentuan bahan kimia yang tepat, uji sampel di laboratorium, sampai lo dapet esktrak yang betul-betul pas banget.
4. Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB)
Di fakultas ini ada 4 prodi: Teknik Geologi, Teknik Geodesi & Geomatika, Meteorologi, dan Oseanografi. Nah mahasiswa-mahasiswa yang kuliah di fakultas ini akan mengalami tantangan hidup yang cukup keras, dari mulai meneliti permukaan bumi, sampai pergi ke tengah laut buat meneliti gelombang dan arus laut. Jadi buat yang mau kuliah di sini, gak cuma harus pinter doang, tapi fisik juga musti kuat karena lo dituntut buat sering ke lapangan. Kan nggak lucu kalo nanti lo jadi anak oseanografi, neliti tentang pasang-surut air laut, gelombang, arus, arah angin, iklim, dsb... tapi ternyata lo orangnya gampang mabok laut. Eaaa...
Gua kupas dikit tiap jurusan, pertama geologi itu simplenya ilmu yang mempelajari soal bumi. Anak-anak jurusan ini suka banget pake kaos dengan tulisan “We do rocks (literally)!” dan pake sepatu yang dipake buat naik gunung. Secara riil, kerjaan anak teknik geologi itu luas banget mulai dari meneliti kecocokan profil wilayah tertentu untuk aktivitas manusia sampai eksplorasi migas, nentuin formasi batuan, dll. Anak geologi ini biasanya rada cocok buat ngobrol sama anak FTTM.
Kalau Geodesi dan Geomatika itu lebih ke arah pemetaan. Dulu gue sering lewat deket himpunan mereka dan di deketnya sering liat poster soal GPS gitu. Nah, kalo lo mau masuk jurusan ini harus tahan panas hujan, Men. Anak-anak GD (singkatan untuk jurusan geodesi) pasti keliatan di seluruh penjuru kampus buat praktek survey dan pemetaan. Mereka biasanya bawa alat mirip kamera sama penggaris gede gitu. Kalo penasaran coba aja lo tonton video kemah kerja mereka ke Gunung Masigit Kareumbi
Kalo jurusan meteorologi itu lo intinya meneliti cuaca dan memperkirakan arah cuaca dengan mempertimbangkan dari mulai kelembapan udara, arah angin, bentuk awan, dsb. Sedangkan oseanografi itu cocok buat lo yang sering melaut. Di oseanografi lo akan belajar tentang pemetaan arus laut, gelombang, pasang-surut dari pengaruh gravitasi dan posisi bulan,
Intinya sih, kalo lo suka menjelajah alam, cocok banget nih masuk fakultas ini!
5. Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM)
Ini salah satu dari 3 fakultas yang cowoknya banyak banget dibanding ceweknya (selain FTMD dan STEI). Di fakultas ini ada 4 prodi: Teknik Pertambangan, Teknik Perminyakan, Teknik Geofisika, dan Teknik Metalurgi.
Geofisika mempelajari bumi dan properti-properti fisisnya seperti gravitasi, gempa, dll. Nah yang dipelajari di Teknik Geofisika tentu yang ada hubungannya dengan aplikasi. Makanya anak-anak jurusan ini juga lumayan banyak yang kerja di bidang eksplorasi migas, karena banyak kerjaan mereka yang berhubungan dengan surveyor, nentuin deposit minyak, ngecek kandungan kemurnian minyak bumi, dll dalam suatu area tertentu.
Kalo teknik pertambangan tentu mempelajari semua tentang dunia tambang. Intinya sih lo akan belajar gimana teknik dan metode yang paling tepat dan efisien untuk angkat barang tambang dan gimana cara mengelolanya. Menariknya, di jurusan ini ada mata kuliah “Bahan Peledak dan Teknik Peledakan” loh! Hahaha... Bukan diajarin untuk jadi teroris ya, tapi peledakan ini dipakai untuk jadi salah satu metode buka lahan tambang. Ciri-ciri anak jurusan tambang di kampus biasanya kemana-mana pake jaket merah (jaket himpunan mereka) yang udah kumel banget. Konon katanya makin kumel dan jorok makin membanggakan. Gue juga ga ngerti ini faedahnya apa.
Teknik perminyakan belajar segala hal yang berkaitan dengan minyak dan gas bumi. Intinya sih mirip sama seperti tambang cuma jurusan ini lebih fokus untuk kandungan yang bersifat liquid. Di jurusan ini konon kuliah Termodinamika-nya lumayan susah dan banyak banget yang ngulang. Jadi yang benci termodinamika dan termokimia, siap-siap deh lo dapet tantangan berat di sini.
Nah, kalo metalurgi itu belajar segala sesuatu soal pengolahan logam dan mineral, atau lebih tepatnya mengolah mineral mentah jadi bahan "setengah jadi", misalnya seperti plat besi, ingot, bloom, dll.
Ngomong-ngomong karena berhubungan dengan dunia yang “keras”, konon ospek di jurusan-jurusan di sini juga cenderung lebih “keras” dan lama dibandingkan jurusan yang lain. Hehehe
6. Fakultas Teknologi Industri (FTI)
Di fakultas ini ada 4 prodi: Teknik Kimia, Teknik Industri, Teknik Fisika, dan Manajemen Rekayasa Industri. Prodi Teknik Kimia bicara soal rekayasa zat-zat kimia. Banyak yang komplen karena di jurusan ini lebih banyak diajarin fisika daripada kimia. Yah namanya juga chemical engineering (rekayasa zat kimia) bukan engineering chemistry (kimia teknik). Kalo merekayasa zat ya pasti musti banyak belajar fisika lah ya. Penerapan dari ilmu ini tuh luas banget mulai dari dunia pangan, alat rumah tangga (sabun, shampo) sampai dunia migas juga. Jurusan ini termasuk salah satu jurusan favorit dan bergengsi di FTI dan di ITB. Yang bisa masuk ke sini konon IP nya dewa-dewa sih.
Kalo teknik fisika itu belajar fisika tapi yang lebih deket ke dunia teknologi, bukan sains. Yang dipelajarin di jurusan ini tuh luas banget; mencakup mata kuliahnya teknik elektro, teknik sipil, teknik mesin, teknik lingkungan, fisika kuantum, semua ada. Mungkin itulah sebabnya anak-anak jurusan ini pake lambang tengkorak bajak laut sebagai lambang himpunannya (ini serius lho!). Konon katanya karena anak sini bisa kerja di mana aja (rampas lahan orang lain... bloody pirates.. heheh..). Kalo kalian tau, Ibu Karen Agustiawan, Dirut Pertamina yang baru aja mengundurkan diri itu salah satu alumni Teknik Fisika ITB.
Nah, kalo teknik industri (TI) bicara soal optimasi proses dan sistem. Di jurusan ini dipelajarin juga ekonomi, kelistrikan, teknologi manufaktur, sampai manajemen. Intinya sih gimana caranya bikin sistem yang membuat sebuah proses jadi seefisien mungkin, baik dari segi waktu, biaya, bahan baku, dll.
Kalo jurusan Manajemen rekayasa industri (MRI) ini jurusan baru, “pecahan” dari teknik industri. Yang dipelajari di jurusan MRI ini mirip-mirip sama TI, cuman lebih ditekankan ke aspek manajemennya, seperti gimana cara nentuin proses mana yang harus diprioritaskan duluan, penentuan bahan baku supaya efisien secara finansial, membuat perencanaan proses, monitoring, sampai ke proses evaluasinya.
7. Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD)
Nah, ini juga salah satu fakultas yang “kering” banget alias dikit ceweknya. Fakultas ini terdiri dari Teknik Mesin, Aeronotika & Astrononika (dulu Teknik Penerbangan) sama Teknik Material. Untuk teknik mesin, di sini lo akan belajar tentang aspek mekanik, intinya bagaimana cara kerja suatu sistem mekanik yang bisa bermanfaat untuk kepentingan industri. Sedangkan untuk aeronotika, lo akan mengurus struktur pesawat, gimana cara bikin rangkat pesawat yang betul-betul aman. Konon kuliah di AE ini butuh kerja keras yang luar biasa, soalnya untuk bisa lulus lo harus nyelesein 2 Tugas Akhir (TA/skripsi), beberapa ujian Kompre, dan 2x seminar TA-nya itu. Manteb, kan?
Kalo teknik material, sebetulnya lebih ke assisting dalam pemilihan material baik untuk mesin, rangka pesawat, hingga bahan bangunan. Di jurusan ini, lo akan belajar tentang gimana penentuan struktur material itu sangat berpengaruh pada gimana ketahanan suatu mesin, rangka, maupun bangunan yang didirikan.
Ada beberapa hal yang menarik tentang kehidupan kuliah di fakultas ini, pertama mereka-mereka ini fakultas yang kalo ujian itu biasanya malem-malem, soalnya kalo siang suka ga kebagian ruangan, hehe.. Terus kalo setiap wisudaan, para wisudawan dan wisudawati akan diarak oleh junior-juniornya keliling kampus. Kalo lo lihat gambar di samping itu anak-anak himpunan teknik mesin. Mereka sampe potong rambut, berseragam, dan ngecat muka kayak mau perang aja. Padahal, mau mengarak kakak-kakak angkatannya yang udah jadi wisudawan dan wisudawati.
8. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI)
Ini fakultas paling damai di ITB saat penjurusan mahasiswa TPB. Dari lima prodi yang ada (Teknik Elektro, Teknik Tenaga Listrik, Teknik Telekomunikasi, Teknik Informatika, serta Sistem & Teknologi Informasi), biasanya peminatnya berimbang, jadi ngga ada yang kelempar ke pilihan dua apalagi tiga. Asiknya lagi (atau mungkin rempongnya), Himpunan-himpunan di STEI anggotanya pada ruame parah karena cuman ada 2 himpunan di sini untuk 5 jurusan (400an mahasiswa).
Prodi-prodi STEI itu intinya ngebahas soal listrik. Kalo Teknik Tenaga Listrik (power engineering) bicara soal listrik sebagai penghantar energi, makanya yang dipelajarin mulai dari pembangkitan (mesin-mesin dan material), distribusi listrik, dan proteksinya. Nah jurusan gue ini terkenal dengan praktikumnya yang ganas banget. Untuk pengambilan data cuma 2 jam, tes awal sebelum praktikum bisa sampe 5-8 jam karena lo harus bener-bener ngerti sebelom nyentuh alat-alat yang gede-gede serem itu, hehe. Begadang udah jadi hobi anak-anak jurusan ini. Salah satu skill yang harus dimiliki anak power adalah kemampuan tidur di mana saja dalam tempo sesingkat-singkatnya untuk nyicil ngurangin kantong mata.
Selain itu, jurusan informatika, teknik elektro, dan teknik telekomunikasi bicara soal listrik sebagai informasi. Gimana cara mentransmisikan, menyimpan, dan mengolah informasi dalam bentuk listrik itu. Bedanya kalau di informatika, listriknya udah nggak dibahas lagi, tapi lebih banyak bahas matematika malah. Matematika itu kepake misalnya ketika mencari solusi cara me-manage informasi yang kompleks dalam bentuk database. Atau ketika mencari cara untuk melakukan memproses informasi dengan cepat dan efisien. Dll. Contoh aplikasinya ya website zenius yang lo lihat ini. Lo bisa menikmati video-video di zenius salah satunya berkat ilmu yang dipelajari di informatika. Sabda, Founder Zenius, jaman dahulu sekali pernah mencicipi kuliah di Informatika ITB. Kalau di teknik elektro dan teknik telekomunikasi, lebih banyak belajar fisikanya. Lo belajar medan elektromagnetik, gimana proses transmisi data melalui listrik, dll. Wisnu OPS, CEO Zenius saat ini adalah jebolan dari teknik telekomunikasi :P.
Nah kalo sistem dan Teknologi Informasi (STI) adalah jurusan yang mempelajari keseluruhan proses itu tapi gak terlalu se-spesifik anak informatika. Jadi, anak-anak jurusan ini memang dituntut untuk jadi seorang generalist. Biasanya sih STI itu lebih melihat sistem informasi secara keseluruhan dalam sebuah perusahaan, dari mulai enterprise business planning (ERP), business intelligent (BI), dan sejenisnya.
9. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL)
Fakultas ini sekarang jadi termasuk fakultas rame juga setelah nambah 2 prodi baru yaitu Rekayasa Infrastruktur Lingkungan serta Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air. Sebelumnya, di FTSL udah ada prodi Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Teknik Kelautan. Nah prodi Teknik Kelautan ini bersama dengan Teknik Elektro adalah dua prodi pertama yang dapet akreditasi internasional ABET (Accreditaion Board for Engineering and Technology). Sekarang, Teknik Fisika dan Teknik Kimia juga udah dapet.
Di teknik sipil, mereka belajar semua hal soal bangunan mulai dari material sampe teknik konstruksi. Teknik kelautan juga bicara soal hal yang sama tapi bangunannya di laut bukan di daratan. Kalo di Teknik lingkungan, lo akan belajar bagaimana cara mengelola limbah supaya gak berdampak buruk ke lingkungan. Perlu dicatat, kalo teknik lingkungan ini adalah salah satu jurusan yang banyak ceweknya.
10. Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK)
Fakultas ini termasuk fakultas yang rame ceweknya kayak SF (maklum yah, gua ulang2 distribusi cewek di kampus ITB, karena ini emang informasi yang penting banget dan pastinya sangat berguna buat cowok2 yang kelak berencana kuliah di ITB). Di fakultas ini cuman ada 2 prodi: Pengembangan Wilayah & Kota (dulu Teknik Planologi) dan Teknik Arsitektur. Salah satu alumni yang terkenal dari fakultas ini adalah Bapak Ridwan Kamil, yang sekarang jadi walikota Bandung. Beliau ini dulunya dosen di sini.
Di teknik arsitektur dipelajari soal desain dan rancang bangunan. Jadi dari mulai bikin perencanaan desain, pemilihan style yang tepat, komposisi warna, tata letak ruang, sampai bikin blueprint di AutoCAD trus bikin maket buat model bentuk bangunannya.
Kalau planologi lebih ke soal penataan wilayah dan ruang, dari mulai perencanaan tata kota yang ideal, sistem transportasi yang oke supaya gak bikin macet, gorong-gorong saluran air, distribusi daya listrik, area penyerapan resapan air supaya bisa menanggulangi risiko banjir, dlsb.
11. Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM)
Fakultas ini punya gedung yang paling keliatan modern di ITB. Rata-rata yang kuliah di SBM lulusnya paling cepet, kurang lebih 3-4 tahun. Di SBM lo akan belajar sistem pengelolaan bisnis dan manajemen resource, dari mulai perencanaan, organizing, implementasi, sampai ke tahap evaluasi. Di SBM juga lo akan belajar teknik-teknik operasional administrasi bisnis, dari mulai keuangan, pengelolaan sumber daya manusia, proses produksi, sampai ke strategi marketing yang pas buat beragam bisnis model.
Fakultas ini juga termasuk yang lumayan banyak ceweknya. Salah satu alumninya adalah Maria Selena, atlit basket yang pernah jadi Miss Indonesia.
12. Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)
Di fakultas ini, selain belajar gambar, desain, lukis, lo juga bakal belajar tentang humaniora loh. Jadi jangan harap anak FSRD cuma jago dalam ranah estetika aja, tapi mereka juga jago banget dalam pemahaman akan budaya, sejarah, sastra, dan filsafat. Anak-anak FSRD ini emang terkenal yang paling nyentrik di kampus. Gue pernah liat mereka kompakan kuliah pake seragam SMP, misalnya (ini serius lho!).
Di fakultas ini ada 5 prodi: Desain Komunikasi Visual (DKV), Seni Rupa, Desain Produk, Kriya, dan Desain Interior. Fakultas ini punya banyak banget lulusan yang ngetop. Dari mulai Aming, Pandji Pragiwaksono, Pidi Baiq, dan masih banyak lagi.
Di prodi DKV, mereka belajar tentang cara mengungkapkan pesan secara visual, dan fokusnya biasanya lebih ke arah seni terapan. Kalo di desain produk dipelajari perancangan bentuk produk yang fungsional secara fisik, tapi juga mempertimbangkan aspek estetikanya. Nah, kalo di seni rupa, karya-karya seni dibuat sebagai bentuk ekspresi dari emosi dan pemikiran seorang seniman, dan pastinya karya seni itu harus dibuat dengan mempertimbangkan aspek filosofis dan maknanya.
Kalo desain interior itu mirip dengan arsitektur, tapi lebih fokus pada bagian estetika dari sebuah tatanan ruang, dari mulai menentukan themes, nuansa dan kesan yang ingin dibangun dalam sebuah ruangan, dsb. Terakhir, untuk kriya itu posisinya ada di antara seni dan desain. Yang jadi objek studi di kriya (craft) itu bisa seperti batik, keris, keramik, dll.
****
Nah, begitulah kira-kira gambaran kehidupan kampus di ITB. Tertarik masuk ITB nggak? Kalau ada yang mau diobrolin tentang ITB bareng anak-anak zenius yang lain, langsung aja comment di bawaha artikel ini yak! Sebagai penutup, gua mau kasih lihat video dari "keisengan" anak-anak FSRD yang tahun lalu menggelar event setiap 4 tahun sekali yaitu Pasar Seni ITB 2014
Sumber : https://www.zenius.net/blog/5541/kuliah-di-itb-institut-teknologi-bandung