Informasi Lengkap Biaya dan Beasiswa Kuliah PTN

Apakah lo termasuk salah satu pelajar Indonesia yang mempunyai mimpi tinggi tapi merasa "kurang beruntung" dikarenakan faktor ekonomi? Apakah lo merupakan salah satu pelajar Indonesia yang mengubur semua mimpi karena tertampar dengan kata-kata orang tua, "Maaf ya nak, kita ga bisa sekolahin kamu"? Atau lo punya teman yang rasanya sayang banget (mungkin dia pintar dan berbakat) harus putus sekolah setelah SMA karena masalah biaya?

Yep, setiap tahun menjelang pendaftaran mahasiswa baru, gue selalu geregetan kalo ada anak yang putus asa ga melanjutkan kuliah karena alasan biaya. Ga sedikit kita temuin di lapangan, anak yang punya potensi bagus dan mimpi setinggi langit, harus mengubur dalam-dalam segala mimpi dan semangatnya begitu tau besaran biaya kuliah PTN impiannya. Mereka langsung ciut dan minder.

Nih gue kasih tau ya, kalo kalian mau ngulik dikit aja, sebenernya biaya kuliah di semua PTN di Indonesia bisa kok dijangkau oleh semua strata ekonomi, dari anak pemulung, anak tukang becak, anak buruh tani, anak pedagang asongan, anak jalanan (bukan sinetron loh ya :p ) semuanya bisa mengenyam pendidikan yang setara dengan anak konglomerat.

"WEW, masa sih zen? Bukannya biaya kuliah di PTN TOP itu nyampe berjuta-juta ya?"

Beneran! Udah ada ribuan atau bahkan mungkin puluhan ribu anak-anak dari keluarga menengah ke bawah yang udah diwisuda dari PTN maupun PTS dengan biaya minim bahkan tanpa mengeluarkan duit sepeserpun! Oleh karena itu, sebaiknya lo pahami betul sistem biaya kuliah PTN di Indonesia serta peluang mendapatkan beasiswanya sebelum mengubur dalam-dalam semua mimpi lo.

Nah, pada artikel kali ini, gue akan coba bahas tentang mekanisme biaya kuliah di PTN secara umum dan penerapannya di beberapa PTN serta beberapa beasiswa yang bisa lo dapetkan sebagai calon mahasiswa baru. Gue berharap, setelah lo baca informasi di bawah ini, lo bisa semangat lagi untuk mengejar cita-cita lo, meyakinkan orang tua lo, dan gerak cepat mempersiapkan apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan bantuan yang lo butuhkan. Informasi di bawah juga berguna buat lo yang sekedar ingin ngecek biaya kuliah di PTN tujuan dan keringanan biaya (bukan beasiswa) buat kalangan menengah. Oke deh langsung aja ya.


MEKANISME BIAYA KULIAH PTN

Sebelumnya mari kita bahas dahulu tentang mekanisme biaya kuliah PTN secara umum. Biaya Kuliah di semua PTN di Indonesia menerapkan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT).

UKT merupakan sistem pembiayaan kuliah, di mana semua komponen pembiayaan seperti uang gedung, SPP, uang almamater, uang praktikum, dan biaya-biaya pokok atau penunjang lain dilebur menjadi satu dan dibagi rata dalam 8 semester.

Jadi, misalnya lo mendapat UKT sebesar Rp3juta/semester, maka biaya yang lo tanggung tiap semester (1 semester = 6 bulan) adalah sebesar Rp3juta tersebut tanpa biaya lain-lain.

Nah dari sini kebijakan dari PTN secara umum dibagi menjadi 2 jenis UKT:

1. UKT sama untuk semua mahasiswa di suatu jurusan

Sistem UKT ini dipakai oleh ITB dan UI. Di ITB, UKT ditetapkan flat untuk semua mahasiswa sebesar Rp10 juta/semester (non SBM) dan Rp20 juta/semester (SBM). Entah berapapun penghasilan orang tua, semua mahasiswa mendapat UKT yang sama. Nah apabila dirasa terlalu berat, mahasiswa bisa mengajukan keringanan.

2. UKT sama untuk semua mahasiswa di suatu jurusan sesuai dengan tingkatan kemampuan finansial orang tua/wali

Sistem UKT ini dipakai oleh mayoritas PTN di Indonesia. Pada umumnya UKT dikelompokkan menjadi 5 kelompok / layer, yaitu UKT 1, UKT 2, UKT 3, UKT 4, UKT 5. Namun dimungkinkan juga pembagian UKT lebih dari 5 kelompok tersebut seperti halnya di UNAIR, yang menambahkan UKT 6, UKT 6A, UKT 6B, UKT 6C dan UKT 7. Dengan sistem UKT ini, biaya kuliah akan disesuaikan dengan kemampuan orang tua. Misal, mahasiswa yang orang tuanya penghasilannya relatif rendah akan mendapat tanggungan biaya sesuai UKT 1, dan seterusnya sampai yang orang tuanya penghasilannya relatif tinggi akan mendapat tanggungan biaya sesuai UKT paling maksimal.

 

BIAYA KULIAH DI BERBAGAI PTN

Nah udah cukup jelas kan tentang sistem UKT secara umum? Sekarang mari kita bahas penerapannya di masing-masing PTN, terutama bagi mahasiswa yang diterima melalui Jalur Mandiri. Tiap-tiap PTN mempunyai peraturan masing-masing sehingga dimungkinkan berbeda penerapaannya. Jadi, harap lo pantengin satu per satu ya sistem biaya kuliah di PTN tujuan lo.

1. UKT / Biaya Kuliah di UI

Seperti yang telah gue jelasin di atas, di UI menganut sistem UKT sama untuk semua mahasiswa. Semua mahasiswa di masing-masing jurusan akan mendapat biaya yang sama. Besaran UKT (di UI disebut BOP) tahun 2015 adalah sebesar

  • Rp 5 juta/semester untuk jurusan rumpun Sosial dan Humaniora (Soshum)
  • Rp 7,5 juta/semester untuk jurusan rumpun Sains dan Teknologi (Saintek)

Bagi yang ga mampu dengan besaran biaya tersebut, bisa mengajukan keringanan (BOP Berkeadilan). Perlu diperhatikan bahwa biaya UKT tersebut hanya ditujukan bagi mahasiswa yang diterima melalui SNMPTN, SBMPTN dan SIMAK UI reguler. Lihat: Daftar UKT UI 2015

2. UKT / Biaya Kuliah di UGM

UKT di UGM dibagi menjadi 6 kelompok UKT, yaitu UKT 1, UKT 2, UKT 3, UKT 4, UKT 5, UKT 6. Penentuan UKT mahasiswa didasarkan pada kemampuan orang tua/wali sebagai berikut (data tahun 2014):

Kelompok Kriteria penghasilan/bulan
(penghasilan kotor+penghasilan tambahan)
UKT 1 Penghasilan ≤ 500.000
UKT 2 500.000 < Penghasilan ≤ 2.000.000
UKT 3 2.000.000 < Penghasilan ≤ 3.500.000
UKT 4 3.500.000 < Penghasilan ≤ 5.000.000
UKT 5 5.000.000 < Penghasilan ≤ 10.000.000
UKT 6 Penghasilan > 10.000.000

UKT ini perlakuannya sama untuk yang diterima melalui SNMPTN, SBMPTN, maupun UM UGM. Oke, tabel di atas baru menjelaskan dasar pengelompokan UKT berdasarkan penghasilan ortu per bulan. Nah, besarnya UKT untuk tiap jurusan di UGM beda-beda, misal UKT 6 jurusan Arsitektur UGM Rp10,5juta, sedangkan UKT 6 jurusan Farmasi UGM Rp12,5jt. Rada kepanjangan kalo gue rinciin di sini. Hehe.. Jadi, silakan lo cek sendiri di link ini ya: Daftar UKT UGM 2014

3. UKT / Biaya Kuliah di ITB

Seperti yang telah gue singgung di atas, di ITB, UKT ditetapkan flat untuk semua mahasiswa sebesar:

  • Rp10 juta/semester (semua jurusan non SBM)
  • Rp20 juta/semester (SBM)

Sama seperti di UI apabila dirasa terlalu berat, mahasiswa bisa mengajukan keringanan sampai Rp 0 / semester.

4. UKT / Biaya Kuliah di UNPAD

Biaya kuliah di UNPAD dibagi menjadi 5 kelompok. Pada tahun 2014, besaran

  • UKT 1 di UNPAD yaitu 0-Rp500.000/semester, termasuk di dalamnya mahasiswa yang mengajukan beasiswa Bidikmisi,
  • UKT 2 sebesar Rp1.000.000/semester,
  • UKT 3 sebesar Rp2.500.000/semester.

Besaran UKT 1 sampai dengan UKT 3 sama untuk semua jurusan. Di sisi lain, UKT 4 dan UKT 5 besarannya bervariasi tiap jurusan.

  • UKT 4 berada pada kisaran Rp3.500.000/semester s.d. Rp9.000.000/semester,
  • UKT 5 berada pada kisaran Rp5.000.000/semester s.d. Rp13.000.000/semester.

Buat lebih jelasnya, lo bisa langsung lihat di sini ya: Daftar UKT UNPAD 2014

5. UKT / Biaya Kuliah di UNAIR

UNAIR membagi UKT menjadi 10 kelompok / layering, yaitu UKT 1, UKT 2, UKT 3, UKT 4, UKT 5, UKT 6, UKT 6A, UKT 6B, UKT 6C dan UKT 7. Selain itu, masih terdapat komponen pembiayaan yang tidak tunggal pada sistem UKT di UNAIR , yaitu untuk mahasiswa yang diterima melalui Jalur Mandiri (terdapat uang pangkal). Jadi, ada perlakuan berbeda untuk biaya bagi mahasiswa yang diterima di Jalur SNMPTN/SBMPTN dan Jalur Mandiri, seperti yang tergambar pada gambar di bawah.

 

Pada tahun 2014, besaran besaran UKT S1 di UNAIR untuk mahasiswa sebagaimana berikut:
  • UKT 1 sebesar Rp500.000/semester untuk semua jurusan (termasuk Kedokteran),
  • UKT 2 sebesar Rp1.000.000/semester untuk semua jurusan (termasuk Kedokteran),
  • UKT 3 bervariasi tiap jurusan antara Rp2.000.000 s.d. 7.500.000/semester,
  • UKT 4 bervariasi tiap jurusan antara Rp4.000.000 s.d. 7.500.000/semester
  • UKT 5 bervariasi tiap jurusan antara Rp6.000.000 s.d. 20.000.000/semester
  • UKT 6 bervariasi tiap jurusan antara Rp7.500.000 s.d. 25.000.000/semester
  • UKT 7 sama untuk semua jurusan yaitu 2.400.000/semester

Kunjungi: Biaya Kuliah di UNAIR

6. UKT / Biaya Kuliah di ITS

UKT di ITS dibedakan untuk yang diterima dari jalur SNMPTN dan SBMPTN dengan yang diterima melalui jalur Program Kemitraan dan Mandiri (PKM). UKT untuk yang diterima melalui SNMPTN dan SBMPTN dibagi menjadi 7 tingkatan dengan didasarkan pada kemampuan orang tua/wali.

Kategori Indeks Kemampuan Ekonomi Orang Tua(penghasilan per bulan) Tarif UKT
1 0 – 1,59jt Rp500.000
2 1,60jt – 2,00jt Rp1.000.000
3 2,01jt – 3,00jt Rp2.500.000
4 3,01jt – 4,00jt Rp4.000.000
5 4,01jt – 5,00jt Rp5.000.000
6 5,01jt – 6,00jt Rp6.000.000
7 6,01jt – 7,00jt Rp7.500.000

Di sisi lain, untuk mahasiswa yang diterima melalui jalur PKM, akan dikenakan UKT flat sebesar Rp. 7.500.000,- per semester untuk semua program studi, kecuali untuk biaya pendidikan pada program Double Degree Marine Engineering sebesar Rp 19.700.000 pada semester pertama dan Rp 17.500.000 pada semester berikutnya. Ditambah dengan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) apabila lo diterima melalui jalur mandiri yang besarnya bervariasi masing-masing jurusan.

7. UKT / Biaya Kuliah di UB

Biaya kuliah di Universitas Brawijaya (UB) dibedakan antara mahasiswa yang diterima melalui SNMPTN dan SBMPTN, dengan yang diterima melalui jalur mandiri (Seleksi Penerimaan Minat dan Kemampuan/SPMK). UKT bagi mahasiswa yang diterima melalui SNMPTN dan SBMPTN dibagi menjadi 7 tingkatan, yaitu UKT 1, UKT 2, UKT 3, UKT 4, UKT 5, UKT 6, UKT 7.

Di sisi lain, biaya bagi mahasiswa yang diterima melalui SPMK ga berdasarkan UKT sehingga terdiri dari beberapa komponen, yaitu SPP (dibayar tiap semester), SPFP (dibayar sekali), biaya jas almamater, perpustakaan, tes TOEFL, dll (sekali bayar).

Download: Daftar UKT UB 2014 diterima SNMPTN SBMPTN & Biaya UB melalui jalur SPMK

8. UKT / Biaya Kuliah di IPB

Jalur masuk IPB dibagi menjadi 5, yaitu:

  1. SNMPTN,
  2. SBMPTN,
  3. Jalur Prestasi Internasional,
  4. Beasiswa Utusan Daerah (BUD),
  5. Ujian Talenta Masuk (UTM).

Jalur SNMPTN, SBMPTN, Jalur Prestasi Internasional dan UTM mempunyai perlakuan biaya yang sama, yaitu UKT yang dikelompokan berdasarkan kemampuan orang tua. Di sisi lain, jalur BUD, besarannya sesuai dengan kesepakatan IPB dan daerah asal mahasiswa yang mendanai.

UKT IPB dibagi menjadi 5 tingkatan, dengan pembagian sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa. Besaran UKT 2015 adalah sebagai berikut:

Kelompok UKT
Kelompok Program Studi
Sosial dan Ekonomi Sains dan Teknologi Kedokteran Hewan dan Bisnis
I 0 0 0
II 2.400.000 2.400.000 2.400.000
III 5.000.000 6.000.000 7.000.000
IV 7.000.000 8.000.000 9.000.000
V 9.000.000 10.000.000 11.000.000

9. UKT / Biaya Kuliah di Undip

Biaya kuliah di UNDIP menerapkan sistem UKT yang dibagi menjadi 7 tingkatan, yaitu UKT 1, UKT 2, UKT 3, UKT 4, UKT 5, UKT 6, UKT 7 dengan memperhatikan kemampuan orang tua/wali. Namun, apabila lo diterima melalui jalur Ujian Mandiri Undip, maka lo cuma bisa memilih antara UKT 4, UKT 5, UKT 6 dan UKT 7. Download: Daftar UKT Undip 2014

****

Oke, sampe di sini, gue harap lo udah mulai ngeh ya kalo biaya kuliah di PTN itu ada pengelompokannya berdasarkan kemampuan orang tua. Jadi, jangan ciut duluan. Kalo lo merasa info biaya PTN yang lo tuju belum kita jelasin di atas, lo bisa coba langsung cek ke website PTN masing-masing ya.

Kisah Pelajar Kurang Mampu Mengenyam Pendidikan Tinggi

Dalam beberapa tahun terakhir, baik pemerintah maupun pihak swasta secara gencar-gencaran memberikan kemudahan, baik itu dalam bentuk keringanan biaya kuliah hingga beasiswa bagi siswa-siswi yang kurang mampu. Ada banyak banget kisah anak buruh tani, anak tukang becak, anak pemulung yang berhasil menggapai cita-cita lulus di perguruan tinggi.

Foto-foto di atas merupakan beberapa contoh dari sekian banyak lulusan sarjana yang sukses karena, di samping kerja keras, juga bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa.

  • Kiri Atas: Raeni saat diantar ayahnya menghadiri acara wisuda Unnes tahun 2014 lalu. Raeni merupakan salah satu wisudawan terbaik Unnes dengan IPK 3,96. Raeni mendapat bantuan beasiswa Bidik Misi di Unnes. Sekarang Raeni melanjutkan pendidikan S2 di Inggris.
  • Kanan Atas: Setyaningsih, anak penjual kue apem asal Salatiga, menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Setyaningsih mendapat bantuan beasiswa melalui jalur seleksi PBUTM UGM.
  • Kiri Bawah: Agung Bakhtiyar, anak tukang becak setelah diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM.
  • Kiri Bawah: Zumrotul Choiriyah saat menjadi wisudawati terbaik di kampus IAIN Walisongo Semarang. Ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sementara ayahnya sebagai buruh tani serabutan. Dia mendapat beasiswa penuh pemerintah dari program Bidik Misi

Gimana, keren kan mereka?! Jadi ga ada excuse lagi buat lo yang ga ngelanjutin kuliah karena alasan biaya ya! Oke, sekarang kita langsung masuk aja membahas Keringanan Biaya Kuliah dan Beasiswa yang bisa lo kejar pada saat masuk kuliah.

Beasiswa Bagi Calon Mahasiswa yang Kurang Mampu

Harap perhatikan ya, beasiswa yang akan gue jabarkan di bawah adalah beasiswa pada saat awal masuk kuliah. Beasiswa pada saat awal masuk kuliah pada dasarnya memprioritaskan untuk calon mahasiswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Namun, setelah menjadi mahasiswa, beasiswa-beasiswa lainnya akan lebih bertebaran, ga cuma terbatas beasiswa ga mampu aja, tergantung keaktifan lo mencari informasinya, misalnya beasiswa PPA, BBM, Supersemar, dst.

Nah di Indonesia, ada beberapa beasiswa bagi calon mahasiswa baru PTN yang bisa lo coba:

1. Beasiswa Bidik Misi

Bidikmisi adalah beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa baru yang kurang mampu untuk melanjutkan studinya di jenjang perguruan tinggi. Setiap tahun ada lebih dari 50ribu mahasiswa yang dialokasikan dapet beasiswa ini. Total penerimaan mahasiswa semua PTN itu ada sekitar 500ribu. Dengan kata lain, 10% dari total tersebut dapet beasiwa Bidik Misi. Gile ga tuh? Itu belum lagi mahasiswa yang dapat beasiswa Bidik Misi masih bisa mengajukan keringanan ke kampus untuk dapet UKT 1 ataupun dari beasiswa lain.

Beasiswa Bidik misi men-cover biaya kuliah 100% serta biaya hidup.

Walaupun demikian, syarat prestasi pada Bidikmisi ditujukan untuk menjamin bahwa penerima Bidikmisi terseleksi dari yang benar-benar mempunyai potensi dan kemauan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.

Persyaratan Beasiswa Bidik Misi 2016:

  1. Siswa SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain yang sederajat yang akan lulus pada tahun 2016;
  2. Lulusan tahun 2015 yang bukan penerima Bidikmisi dan tidak bertentangan dengan ketentuan penerimaan mahasiswa baru di masing-masing perguruan tinggi;
  3. Usia paling tinggi pada saat mendaftar adalah 21 tahun;
  4. Tidak mampu secara ekonomi dengan kriteria:
    1. Siswa penerima Beasiswa Siswa Miskin (BSM);
    2. Pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau sejenisnya ;
    3. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali (suami istri) sebesar-besarnyaRp3.000.000,00 per bulan. Untuk pekerjaan non formal/informal pendapatan yang dimaksud adalah rata-rata penghasilan per bulan dalam satu tahun terakhir; dan atau
    4. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali dibagi jumlah anggota keluarga sebesar-besarnya Rp750.000,00 setiap bulannya;
  5. Pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya S1 (Strata 1) atau Diploma 4.
  6. Berpotensi akademik baik berdasarkan rekomendasi kepala sekolah.
  7. Pendaftar difasilitasi untuk memilih salah satu diantara PTN atau PTS denganketentuan:
    1. PTN dengan pilihan seleksi masuk:
      1. Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN);
      2. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMTPN);
      3. Seleksi mandiri di 1 (satu) PTN
    2. PTS dengan pilihan seleksi masuk di 1 (satu) PTS.

 

  • Kuota nasional: sekitar 60.000
  • Cakupan Perguruan Tinggi: Semua PTN dan sebagian besar PTS
  • Fasilitas: Biaya kuliah + biaya hidup
  • Website: www.bidikmisi.dikti.go.id

2. Beasiswa ETOS

Beasiswa Etos adalah program beasiswa penuh yang diberikan oleh Yayasan Dompet Dhuafa kepada mahasiswa berprestasi dengan keterbatasan ekonomi dengan tujuan membentuk SDM berkarakter pemimpin, mandiri, unggul, disiplin, berakhlak islami dan kontributif. Berikut adalah Persyaratan Beasiswa ETOS:

Persyaratan umum:

  1. Lulus SMA/Sederajat dan akan masuk Perguruan Tinggi melalui Jalur SNMPTN, SBMPTN dan UM jalur reguler
  2. Diterima pada PTN dan jurusan yang direkomendasikan Beastudi Etos (Daftar PTN yang direkomendasikan dapat dilihat di www.beastudiindonesia.net

Persyaratan khusus:

  1. Formulir Biodata
  2. Slip Gaji/Surat keterangan penghasilan orang tua
  3. Kartu Keluarga
  4. KTP/kartu identitas lain
  5. Ijazah SMA (bagi yang sudah lulus SMA/sederajat) yang dilegalisir
  6. Pas Foto terbaru berwarna
  7. Foto Rumah (tampak keseluruhan, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi dan dapur)
  8. Rekening listrik bulan terakhir
  9. Tulisan tentang perjalan hidup minimal 2 halaman A4
  10. Raport Semester (1-5) (Aspek Kognitif)

Cakupan Perguruan Tinggi:

  1. Universitas Syiah Kuala,
  2. Universitas Sumatera Utara,
  3. Universitas Andalas,
  4. Universitas Indonesia,
  5. Institut Pertanian Bogor,
  6. Institut Teknologi Bandung,
  7. Universitas Padjajaran,
  8. Universitas Diponegoro,
  9. Universitas Gadjah Mada,
  10. Universitas Brawijaya,
  11. Universitas Airlangga,
  12. Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
  13. Universitas Mulawarman,
  14. Universitas Hassanudin,
  15. Universitas Pattimura

Informasi Umum Beasiswa ETOS:

  • Kuota Nasional: ratusan penerima
  • Fasilitas: Biaya kuliah + uang saku + asrama + biaya pengembangan SDM
  • Website: www.beastudiindonesia.net

3. Beasiswa Santri Berprestasi

Beasiswa Santri Berprestasi adalah beasiswa penuh yang diberikan oleh Kementerian Agama bagi siswa/i atau santri yang berasal dari Madrasah Aliyah (MA) dan Pondok Pesantren. Persyaratan Beasiswa Santri Berprestasi

  1. Lulusan Madrasah Aliyah (MA) 2015 (baik IPA, IPS, bahasa, dan agama) binaan pondok pesantren, serta
  2. Lulusan pondok pesantren muadalah (PPM) dan salafiyah (PPS) yang menyelenggarakan ujian paket

Cakupan Perguruan Tinggi:

  1. IPB Bogor,
  2. ITS Surabaya,
  3. UPI Bandung,
  4. UGM Jogjakarta,
  5. UIN Jakarta,
  6. UIN Sunan Ampel Surabaya,
  7. UIN Walisongo Semarang,
  8. UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta,
  9. UIN Sunan Gunungjati Bandung,
  10. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Informasi Umum Beasiswa Santri Berprestasi:

****

Selain beasiswa di atas, ada beasiswa lain yang diberikan secara khusus dari pihak universitas kepada calon mahasiswa yang kurang mampu atau berprestasi, misal di UGM apabila lo masuk melalui PBUTM (Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu), Universitas Paramadina, Universitas Bakrie, Universitas Telkom dll.

Nah kalo lo lihat dari daftar beasiswa di atas, kuota beasiswa Bidik Misi jumlahnya jauh lebih banyak dari pada beasiswa lainnya, karena memang dana yang dialokasikan oleh pemerintah untuk beasiswa ini besar sekali. Oleh karena itu, apabila lo ga mampu secara ekonomi, sebaiknya minimal mendaftar beasiswa Bidik Misi aja dulu. Namun boleh juga lo daftar beberapa beasiswa sekaligus, tetapi tentunya lo ga bisa diterima lebih dari satu beasiswa pada saat awal masuk kuliah.

Satu hal yang mau gue ingetin lagi, setelah lo masuk kampus dan jadi mahasiswa, masih banyak lagi beasiswa yang bisa lo kejar dengan berbagai kriterianya. Ada beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu (lagi), beasiswa yang benar-benar mencari mahasiswa berprestasi, sampe beasiswa dari perusahaan2 yang sekaligus menawarkan kontrak kerja. Walaupun misalnya, pada awal masuk kuliah lo udah dapet beasiswa Bidik Misi, ntar pas kuliah lo masih bisa kejar beasiswa lain, seperti beasiswa PPA, BBM, Supersemar, Tonoto, dll. Ya, itung-itung buat nambah duit jajan, menambah pengalaman, hingga koneksi.

Pengajuan Keringanan UKT

Apabila lo berasal dari keluarga menengah atau merasa ga terlalu memenuhi persyaratan beasiswa pada saat awal masuk kuliah di atas atau lo udah kelewatan deadline pendaftaran beasiswa, dan lo dapet UKT yang lo rasa memberatkan, lo bisa mengajukan banding biaya UKT. Tata caranya beda-beda tiap PTN. Biasanya pengajuan banding UKT difasilitasi oleh BEM Kemahasiswaan masing-masing kampus.

Akan tetapi, harap diinget lagi nih, pengajuan banding UKT ini juga belum tentu disetujui. Kalo saran gue sih, coba lo jalanin aja dulu semester pertama sambil mengusahakan IP setinggi tingginya karena seperti yang gue bilang di atas, di semester 2 biasanya banyak beasiswa yang dikhususkan untuk mahasiswa aktif. Dengan IP yang tinggi, peluang lo mendapatkan beasiswa mahasiswa aktif juga semakin besar.

***

Okay demikian informasi cukup singkat mengenai biaya dan beasiswa kuliah. Pesen gue sih, jangan sampai ketidakmampuan ekonomi menghalangi cita-cita untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Sudah terlalu banyak contoh mahasiswa yang berhasil mengubah hidupnya dan menaikkan taraf hidup keluarganya berkat beasiswa. Kuncinya lo punya ambisi dan kemauan untuk bekerja ekstra dibanding temen-temen lo yang lebih mampu secara ekonomi. Semoga bermanfaat!

Sumber : https://www.zenius.net/blog/11702/biaya-kuliah-beasiswa-universitas-ptn

Sutan Sjahrir: Arsitek di Balik Layar Kemerdekaan

Halo semua, pada artikel blog zenius kali ini, lagi-lagi gue mau bahas topik sejarah. Buat lo yang belum tau, hari ini tanggal 5 Maret, tepat 107 tahun yang lalu telah lahir salah satu Bapak pendiri bangsa kita. Bukan Sukarno, bukan juga Hatta, tapi seseorang yang berjuang di garis belakang dengan jalan kaderisasi kaum pergerakan bawah tanah, serta jago banget berdiplomasi agar Indonesia mendapat pengakuan dari dunia internasional. Siapa tuh?

Beliau adalah seorang bertubuh kecil dengan peran yang sangat besar dalam mewujudkan momentum kemerdekaan Indonesia bernama Sutan Sjahrir (baca: Syahrir) atau lebih akrab dipanggil 'Bung Kecil' oleh rekan-rekan seperjuangan.

Nah, dalam artikel ini, gua akan mengulas sosok dari Perdana Menteri pertama Indonesia ini. Buat lo yang ingin mengenal perjuangannya, pastikan lo baca artikel ini sampai habis. Karena di sini gua akan ceritain gimana serunya perjalanan hidup Sjahrir dari keberaniannya untuk ikut hadir dalam peristiwa Sumpah Pemuda ketika masih berumur 18 tahun, perjuangannya menghimpun kekuatan pemuda melalui berbagai gerakan bawah tanah, dari pengasingan hingga penculikannya, serta akhir hidupnya yang tragis karena dipenjara tanpa proses peradilan sampai terkena stroke dan meninggal ketika dirawat di Swiss.

Perlu gua sampaikan juga, bahwa adalah mustahil untuk merangkum sebuah kehidupan seseorang hanya dalam sebuah tulisan. Jadi mohon maklum jika ada banyak kejadian menarik yang terlewatkan pada tulisan "singkat" ini. Walaupun masih banyak kekurangan, moga-moga tulisan ini bisa menjadi inspirasi pembaca, terutama kaum muda untuk lebih mengenal perjuangan serta pemikiran dari Bapak Bangsa Indonesia. Oke deh, kita langsung aja mengulas kehidupan dan perjuangan beliau, dimulai dari masa kecil-remajanya.

Masa Kecil-Remaja (1909-1929)

Sutan Sjahrir lahir di Padang Panjang - Hindia Belanda, pada tanggal 5 Maret 1909. Ia merupakan anak seorang Jaksa lokal yang bernama Mohamad Rasad Gelar Maharajo Sutan, dan ibu bernama Puti Siti Rabiah. Ketika Sjahrir berusia empat tahun, ayahnya diangkat oleh Sultan Deli untuk menjadi kepala jaksa sekaligus penasihat di Kesultanan Deli.

Pengangkatan jabatan yang sangat bergengsi ini membuat orangtua memiliki dana yang cukup untuk menyekolahkan Sjahrir di sekolah-sekolah berkualitas di Medan dan Bandung. Di Medan, Sjahrir mengenyam pendidikan di ELS & MULO terbaik di Medan (ELS & MULO itu istilah SD & SMP jaman Belanda). Setelah lulus dari MULO tahun 1926, Sjahrir melanjutkan sekolahnya ke AMS paling bergengsi di Bandung (AMS istilah SMA zaman Belanda).

Punya kesempatan besekolah di tempat bergengsi dengan kondisi finansial orangtua yang berkecukupan gak bikin Sjahrir takabur, tapi justru dia pertanggungjawabkan dengan optimal. Selama bersekolah, Sjahrir dianggap bintang kelas yang sangat cerdas, rajin baca buku filsafat, dan sangat aktif dalam berbagai macam kegiatan. Dari mulai klub teater, bermain musik biola, sampai ikut club sepak bola di Bandung.

Saat sebagian anak-anak muda Indonesia jaman sekarang males-malesan sekolah, Sjahrir remaja malah MENDIRIKAN SEKOLAH untuk kaum miskin di Bandung pada umur 18 tahun! Sekolah rakyat ini dia kasih nama Tjahja Volksuniversiteit atau dalam bahasa Melayu berarti “Universitas Rakyat Cahaya”. Di lembaga pendidikan ini, entah berapa banyak anak-anak kurang mampu di Bandung yang diajari membaca dan menghitung secara gratis.

Serpak terjang Sjahrir remaja gak cuma dalam bidang sosial aja, bersama temen-temennya, Sjahrir mendirikan sebuah klub diskusi politik untuk para pemuda di Bandung, yang dinamakan Patriae Scientiaeque. Kegiatannya di klub diskusi itu membawa takdir pertemuan dengan sosok aktivis lain dari klub debat tetangga (Algemenee Studie Club), yang dipimpinan seorang mahasiswa Bandung Technische Hogeschool (ITB) bernama Koesno (alias Ir.Sukarno).

Sampai akhirnya, Sukarno (26 tahun) bersama teman-temannya di klub diskusi mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927. Dalam partai itu, Sjahrir (18 tahun) dipercaya untuk mengurus organisasi pemuda PNI yang awalnya disebut Jong Indonesien, lalu berubah nama menjadi Pemuda Indonesia. Bentuk kepercayaan yang diberikan pada Sjahrir ini ia manfaatkan untuk membuat momentum bersejarah bersama dengan Jong Indonesien pada tahun 1928, dengan mewujudkan Kongres Pemuda Indonesia II yang menghasilkan semangat perjuangan baru, bernama Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

Sekarang lo bayangin sosok seperti apa Sjahrir ketika remaja? Udah mah juara kelas, doyan baca buku, punya jiwa seni, pandai main biola, suka olahraga, rajin diskusi politik, mendirikan sekolah untuk anak-anak miskin, hingga ikut mewujudkan momentum pemberontakan yang sangat bersejarah bagi bangsa kita, yaitu Sumpah Pemuda. Semua itu dia lakukan ketika beliau belum genap berumur 19 tahun! Emang sakti abis nih sang (calon) Bapak Bangsa kita!

Masa Studi di Belanda & Perjuangan Awal (1929-1935)

Setelah lulus dari AMS tahun 1929, Sjahrir melanjutkan kuliah di Eropa, tepatnya di Fakultas Hukum Universiteit van Amsterdam. Tidak lama banget setelah keberangkatan dirinya ke Amsterdam, pemimpin Hindia Belanda waktu itu Gubernur Jenderal Andries Cornelis Dirk de Graeff, ngeluarin perintah buat nangkepin pemimpin-pemimpin PNI termasuk Sukarno, Gatot Mangkupradja, dkk di tanah Hindia Belanda. Nyaris banget Sjahrir ikut ditangkep, untung keburu kabur kuliah!

Pada masa awal kuliahnya, Sjahrir aktif mengikuti kegiatan sebuah klub studi yang bernama Sociaal Democratische Studenten Club. Klub studi yang diikutin sama Sjahrir ini merupakan bentukan dari Partai Sosialis Demokrat Belanda (Sociaal Demokratische Arbeiderspartij - SDAP). Pada klub inilah, Sjahrir untuk pertama kalinya membedah secara mendalam gagasan-gagasan politik kelas dunia yang sedang bergelora saat itu, seperti pemikiran Friedrich Engels, Otto Bauer, Karl Marx, Rosa Luxemburg, dan filsuf kelas dunia lainnya. Mendapatkan kesempatan pendidikan di Eropa benar-benar membuat pemikiran Sjahrir menjadi terbuka dari berbagai macam gagasan serta situasi politik internasional yang sedang terjadi.

Sampai pada akhirnya, karena masalah keuangan keluarga, Sjahrir terpaksa harus pindah dan tinggal di rumah ketua klub SDAP sekaligus sahabatnya, Salomon Tas. Sejak saat itu Sjahrir pindah kuliah ke Universiteit Leiden dan mulai belajar mandiri dan bekerja di sebuah perusahaan transportasi. Pengalaman pertamanya bekerja itu, membuat Sjahrir betul-betul merasakan ketidakadilan bagi kaum pekerja. Pengalamannya bekerja serta aktivitasnya di serikat buruh inilah yang membuat pemikiran Sjahrir semakin terarah pada gagasan sosialis demokratis yang mengusung kesetaraan dan keadilan.

Sementara itu, pergerakan awal untuk membebaskan Hindia Belanda sudah dimulai oleh para senior Sjahrir, tepatnya oleh gerakan Perhimpunan Indonesia (PI) di Rotterdam yang saat itu diketuai oleh Mohammad Hatta. Singkat kata, Bung Hatta yang saat itu lagi ribet oleh berbagai macam hal, memerlukan sosok pendamping. Berita tentang seorang pemuda berbakat yang bernama Sjahrir membuat Hatta memanggilnya untuk membantu pergerakan dari Perhimpunan Indonesia sebagai sekretaris.

Sejak saat itulah, duet maut 2 (calon) Bapak Bangsa Indonesia yang berbeda umur cukup jauh ini dipertemukan dan mulai beradu gagasan kenegaraan demi cita-cita gila mereka untuk memerdekakan Indonesia. Namun demikian, duet maut ini sempat mengalami kendala karena konflik internal dalam PI, dimana sebagian besar anggotanya menginginkan perjuangan kemerdekaan dari arah ideologi komunis, sementara Sjahrir dan Hatta lebih cenderung ke arah sosialis & nasionalis. Akhirnya Hatta dan Sjahrir pun dikeluarin dari keanggotaan PI.

Sementara itu, keadaan perjuangan di tanah air juga sedang terhambat. Terutama pasca penangkapan Soekarno tahun 1929 oleh de Graeff, pergerakan kemerdekaan yang tadinya dimotori oleh PNI semakin ciut. Terlebih lagi, pecahan PNI yang membentuk partai baru bernama Partindo malah bersikap cenderung kooperatif terhadap pemerintah Hindia-Belanda. Ketika pergerakan kemerdekaan Indonesia hampir padam sepenuhnya, Hatta & Sjahrir segera membentuk surat kabar yang dinamakan Daulat Ra’jat untuk terus menyuarakan suara pemberontakan pada Hindia Belanda untuk membakar semangat pemberontakan.

Selain aktif menulis di surat kabar, Hatta dan Sjahrir yang gemas dengan gerakan lapangan akhirnya memutuskan untuk membentuk kembali PNI-Baru tahun 1931. Berbeda dengan PNI-Lama bentukan Sukarno yang bersifat menggalang massa secara serabutan, PNI-Baru ini lebih bersifat ke kaderisasi yang mengutamakan pendidikan bertahap bagi para anggotanya untuk menjadi aktivis pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kalo Sukarno fokus pada kuantitas, Sjahrir & Hatta fokus pada kualitas. Nah, pada titik inilah Sjahrir & Hatta kembali menegaskan bentuk perjuangan mereka bahwa cita-cita mereka bukan sekedar mendapat kedudukan setara dengan Kerajaan Belanda sebagai anggota persemakmuran, tapi untuk menjadikan Indonesia negara yang merdeka sepenuhnya.

Memulai pergerakan PNI-baru di Hindia (1931-1934)

Pada tahun 1931, Sjahrir memutuskan untuk sementara meninggalkan studinya dan kembali ke Jakarta untuk terjun langsung dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dengan tokoh-tokoh dan aktivis nasional. Sementara Hatta masih di Belanda karena kagok ingin menuntaskan gelar doctorandus yang tinggal sebentar lagi selesai.

Sesampainya di Batavia (nama Jakarta dulu), yang ada di kepala Sjahrir cuma satu hal, yaitu gimana caranya ngerekrut pemuda-pemuda potensial untuk ikut gerakan kemerdekaan (baca=gerakan pemberontakan) melawan Hindia Belanda. Tentu ini bukan hal mudah untuk mengajak para kaum muda untuk memberontak, tapi kepiawan dan pengalaman Sjahrir sewaktu aktif di serikat pekerja Belanda sangat membantu dalam membentuk jaringan underground pemberontakan sampai-sampai tidak terdeteksi (setidaknya sampai 1934) oleh polisi Hindia-Belanda.

Kaderisasi kaum muda semakin gencar terutama ketika Sjahrir didaulat menjadi ketua umum PNI-baru pada kongres PNI-Baru Yogjakarta 1932. Gagasan yang menginspirasi Sjahrir dalam mendidik kaum muda bermuara pada ide-ide Karl Marx yang mengusung kesejahteraan sosial, kesetaraan, serta kemandirian ekonomi. Peristiwa ini dinilai cukup unik dalam sejarah, ketika biasanya ide sosialisme ditanamkan di kalangan proletariat dan kaum buruh. Di tanah Hindia, gagasan ini malah diusung oleh kaum terpelajar dan kalangan menengah atas. Akibatnya, gerakan ini berjalan jadi jauh lebih cerdas dan terukur serta tidak mudah goyah oleh isu-isu propaganda. Hal ini membuat Belanda semakin kewalahan dalam meredam aktivitas gerakan Sjahrir, dkk.

Tahun 1933, Hatta kembali ke tanah Hindia dengan menyandang gelar dokterandus. Kedatangan Hatta disambut baik kalangan aktivis Hindia sekaligus membuat Sjahrir menyerahkan kepemimpinan PNI-Baru ke seniornya tersebut. Sementara itu, Sukarno yang sudah dibebaskan dari penjara Sukamiskin juga terus berjuang melalui 'kendaraan' lain, yaitu Partindo. Pada saat itu, Sukarno & Partindo yang fokus pada penggalangan massa secara kuantitatif mengklaim memiliki pengikut lebih dari 20,000 orang, sedangkan PNI-Baru yang fokus pada kaderisasi dan anggota yang terdidik, baru memiliki 1,000 anggota.

Gub Jend, de Graeff yang pensiun tahun 1931 diganti oleh Bonifacius Cornelis de Jonge. Baru aja ngejabat, Jonkheer de Jonge ini langsung pusing menghadapi pergerakan para aktivis kemerdekaan yang semakin terkoordinir dan memiliki basis massa. Akhirnya De Jonge mau gak mau harus kerja extra untuk memata-matai serta menangkapi orang-orang yang terbukti terlibat dalam gerakan pemberontakan. Salah satu tokoh yang ditangkep pertama adalah Sukarno (lagi) tahun 1933. Khawatir dengan basis masa fans Sukarno yang banyaknya udah kelewatan di Pulau Jawa, Sukarno dibuang jauh-jauh ke Ende, Flores. Februari 1934, giliran duet maut Sjahrir & Hatta yang diciduk.

Hatta ditahan di Penjara Glodok, Batavia, sedangkan Sjahrir dijeblosin di Penjara Cipinang, Meester Cornelis. Awalnya, sel tempat Sjahrir ditahan cukup lumayan lah buat ukuran penjara. Tapi dalem hati Sjahrir tau gak lama juga dia bakal senasib sama Sukarno, bakal dibuang di tempat gak jelas! Ternyata bener dugaan dia, Desember 1934 Sjahrir, Hatta, dan banyak aktivis lain seperti Tjipto Mangunkusumo, Iwa Kusumasumantri, dkk dibuang ke Boven Digoel, di pelosok paling pelosok dari Pulau Papua.

Di Pembuangan Digoel & Banda Neira (1935-1942)

Nyampe di Digoel, Sjahrir bengong karena harus bikin rumah sendiri dengan nebang kayu dari hutan lebat Papua. Boven Digoel adalah tanah pengasingan yang bener-bener gak ada apa-apa. Kalaupun ada sedikit penduduk lokal, tetap kalah banyak jumlahnya dengan nyamuk malaria dan buaya-buaya kelaparan di sepanjang rawa dan sungai.

Berbeda dengan Hatta yang introvert, pendiam, dan bisa dengan mudah larut berjam-jam hanya dengan membaca buku. Sjahrir yang pembawaannya lebih extrovert, bersemangat, spontan... merasa kesepian di tanah pengasingan. Di tanah buangan tanpa ada rumah sakit, sekolah, dan kepastian akan masa depan. Sjahrir banyak menghabiskan waktu untuk menulis surat pada istrinya Maria Duchateau di Belanda, yang sudah lama tidak ia temui.

Mungkin karena rindu istri, kesepian, dan stress gak bisa berkarya lebih banyak di pengasingan, kondisi psikologis Sjahrir mengalami demoralisasi. Doi jadi sering banget nyelonong ke rumah-rumah Hatta, dr Tjipto, dkk pas tengah malem dengan beralasan mau minta gula, garem, pokoknya ada-ada aja deh..! Padahal sebetulnya kemungkinan Sjahrir cuma lagi kesepian pengen ditemenin ngobrol. Menurut jurnalis senior Bang Rosihan Anwar, kalo Bung Hatta ditanyai tentang Sjahrir, Hatta bilang "Ah si Sjahrir lagi terganggu pikirannya dan jadi agak sinting!" hehehe...

2 Januari 1936, penderitaan Sjahrir, Hatta, dkk jadi agak mendingan karena dipindahin ke Banda Neira, Maluku. Di tempat inilah akhirnya Sjahrir menemukan kedamaian tinggal di daerah terpencil dengan di kelilingi penduduk lokal yang bersahabat (bukan nyamuk malaria dan buaya lagi). Di Banda Neira, Sjahrir yang extrovert dan bersemangat menyalurkan energinya untuk main sama anak-anak dan mengajar penduduk lokal. Saking deketnya dia sama anak-anak di daerah itu, tiga di antaranya dia angkat sebagai anak.

Sjahrir, Hatta menanti pembebasan selama 5 tahun di Banda Neira, sampai Jepang menyerang Pearl Harbour (Desember 1941), Kepulauan Pasifik, dan Malaya. Dalam ekspansi wilayah itu, Pulau Ambon juga kena kepungan oleh Jepang. Untung belum terlambat, pemerintahan Hindia memutuskan memindahkan Sjahrir dan tahanan-tahanan lain ke Pulau Jawa sampai akhirnya Jepang betul-betul menguasai Nusantara, dan membebaskan semua tawanan politik Hindia Belanda.

Penguasaan Jepang dan Perjuangan Menuju Kemerdekaan (1942-1945)

Maret 1942, Belanda nyerah kepada Jepang. Penyerahan kekuasaan berlangsung cepet banget. Untuk memudahkan Jepang mendapat dukungan rakyat setempat, para tokoh pemberontak seperti Hatta, Sjahrir, dkk dibebasin gitu aja sama tentara-tentara Jepang. Menyusul bulan Juli 1942, Bung Karno juga dibebaskan dari pengasingan di Bengkulu. Setibanya di Jakarta, Sukarno memutuskan untuk bertemu dengan Hatta dan Sjahrir di rumahnya Hatta. Pertemuan ini bisa dibilang moment yang sangat sangat bersejarah, karena setelah berjuang masing-masing dari tahun 1931, tiga tokoh utama kemerdekaan kita ini baru bertemu untuk pertama kalinya.

Dari hasil pertemuan itu, Sukarno berpendapat bahwa untuk sementara kita perlu mengikuti keinginan Jepang, agar kemerdekaan Indonesia bisa didapatkan tanpa perlu pertumpahan darah. Sementara itu, Sjahrir menolak bentuk perjuangan yang berkooperasi dengan Jepang dan lebih memilih meneruskan perjuangan secara underground dengan membangun basis massa agar semangat kemerdekaan tetap terjaga dari akar rumput. Akhirnya Sukarno & Hatta memilih jalan untuk berkooperasi dengan Jepang dengan harapan Indonesia dapat merdeka tanpa perlu membuang nyawa melawan tentara Jepang yang bahkan mampu memukul mundur Belanda hanya dalam beberapa bulan.

Keputusan Bung Karno & Hatta untuk berkooperasi dengan Jepang seringkali menjadi polemik moral yang tidak berujung dalam sejarah bangsa kita. Di satu sisi, Bung Karno & Hatta menganggap cara yang mereka tempuh adalah "langkah yang paling taktis" agar Indonesia bisa mendapatkan celah untuk memerdekakan diri tanpa perlu berperang melawan Jepang yang kekuatan militernya sangat mengerikan. Sementara bagi tokoh pergerakan lapangan seperti Tan Malaka, bahkan juga Sjahrir, Bung Karno & Hatta dinilai terlalu lembek dan pengecut untuk melawan Jepang secara terang-terangan. Puncaknya adalah ketika Jepang memberlakukan romusha (1942-1945) bagi 4-10 juta penduduk lokal untuk membangun basis militer, terowongan, dan pengangkutan bahan pangan bagi Jepang.

Menjelang pertengahan 1945, Jepang mengalami kekalahan beruntun di peperangan pasifik melawan sekutu. Berdasarkan analisa Sjahrir, ini adalah saat yang paling tepat untuk menyatakan kemerdekaan, ia lalu mendesak Bung Karno untuk segera menyatakan kemerdekaan. Akan tetapi, Sukarno yang udah kepalang basah kerja sama dengan Jepang, memilih untuk berkonsultasi sama Jepang dulu biar ga terjadi pertumpahan darah. Hal ini membuat Sjahrir kecewa dan semakin gemas mendesak tokoh-tokoh besar lain untuk berani menyatakan kemerdekaan, termasuk Bung Hatta & Tan Malaka, tapi semuanya belum berani secara terang-terangan melangkahi kekuasaan Jepang.

Hari-hari menjelang kemerdekaan...

Setelah Bom Atom sekutu menghancurkan Hiroshima & Nagasaki (7 & 9 Agustus 1945), analisa Sjahrir sejak berbulan-bulan lalu tentang kekalahan telak Jepang semakin menjadi kenyataan. Lobby demi lobby dia terus mendesak Sukarno & Hatta untuk terus mendeklarasikan proklamasi, tapi "nanti-nanti" terus jawabannya. Sampai hari yang dijanjikan Sukarno akhirnya tiba (15 Agustus 1945) itulah yang sejatinya tanggal proklamasi yang direncanakan. Tapi karena kondisi keamanan yang sangat tidak kondusif mengingat Jepang baru aja sehari nyerah sama Sekutu, Sukarno lagi-lagi menunda kemerdekaan. Di sisi lain, Sjahrir yang udah mengerahkan ribuan orang dari pelosok Jawa untuk datang ke Jakarta, lagi-lagi jengkel dengan Sukarno.

Para pemuda pengikut Sjahrir ikutan jengkel karena pembatalan ini, dan mendesak Sjahrir untuk langsung mengumumkan kemerdekaan! Walaupun jengkel dengan Sukarno, Sjahrir menolak untuk menyatakan kemerdekaan, karena menurut dia Sukarno tetap orang yang paling layak untuk melakukannya, terutama karena basis pendukungnya yang sangat banyak dan kharismanya yang selangit. Sjahrir tetap bersabar, agar tidak menimbulkan perpecahan di kalangan sendiri.

Puncak ketegangan ini memuncak ketika kelompok pemuda dari Menteng (Wikana, dkk) menculik Sukarno & Hatta ke Rengasdengklok. Ketika dengar berita bahwa Dwitunggal beneran diculik oleh pemuda, Sjahrir kaget setengah mati! Bayangin aja, di detik-detik yang menentukan kemerdekaan, sekelompok remaja tanggung berdarah panas malah nyulik tokoh sentral Indonesia!! Menurut gosipnya sih, saking marahnya Sjahrir, salah satu geng pemuda itu ditabokin sama dia, hehehe...

Akhirnya Sukarno-Hatta dijemput balik sama Ahmad Subardjo untuk menyusun teks proklamasi di rumah Tadashi Maeda, Menteng. Keesokan harinya 17 Agustus 1945, akhirnya peristiwa yang dimimpikan oleh para tokoh awal pergerakan Indonesia sejak tahun 1931 terjadi juga. Indonesia akhirnya menyatakan proklamasi kemerdekaan. Sjahrir, sebagai tokoh arsitek gerakan underground yang selalu bergerak di belakang panggung, memutuskan untuk tidak hadir dalam momentum paling bersejarah itu.

Diplomasi cerdik Bung Kecil untuk mendapat pengakuan Internasional (1945-1949)

Berdasarkan kacamata Indonesia, bangsa ini memang sudah merdeka, tapi masih sangat rapuh. Untuk menjaga status kemerdekaan yang masih bayi ini, Negara Indonesia membutuhkan bentuk sistem pemerintahan yang jelas dan terstruktur. Keesokan harinya Sukarno diangkat menjadi presiden, sementara Hatta menjadi wakil presiden - keduanya berperan sebagai lembaga eksekutif. Sementara itu, dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang kemudian berfungsi sebagai badan legislatif (DPR) agar jadi penyeimbang keberadaan eksekutif. Elemen pemerintah yang krusial ini, dipercayakan kepada Sjahrir untuk menjadi ketua KNIP. Sampai pada akhirnya,14 November 1945 Sjahrir diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia yang pertama pada umur 36 tahun.

Pasca kemerdekaan, Indonesia memiliki 2 PR besar, yaitu: (1) upaya mempertahankan status kemerdekaan dari serangan militer Belanda maupun daerah-daerah terpencil yang masih dikuasai sisa tentara Jepang. (2) Upaya memenangkan pengakuan dunia internasional yang perlu diperjuangkan dalam bentuk perundingan dan perjanjian.

Lagi-lagi, terdapat perselisihan cara pandang antar para Bapak Bangsa kita. Bagi Tan Malaka dan Sudirman yang berjuang di garis depan, kita tidak perlu lagi berunding dengan pihak luar untuk mencapai kemerdekaan yang utuh. Sementara bagi Hatta dan (terutama) Sjahrir, kemerdekaan yang realistis sesungguhnya hanya bisa dicapai secara bertahap, rapi, dan elegan, bukan frontal dengan angkat senjata. Setelah berbagai macam drama perselisihan antar 2 kubu Bapak Bangsa kita. Pada akhirnya, Jendral Sudirman & Tan Malaka banyak berperan pada PR pertama untuk meredam agresi militer. Sementara Sjahrir dan Bung Hatta fokus pada misi kedua, mendapatkan pengakuan dunia internasional.

Dalam upaya menuntaskan misi kedua ini, ada 2 prestasi Sjahrir yang bikin dia dikenang sebagai diplomat ulung yang sangat cerdik membaca situasi dunia internasional. Pertama adalah keputusan cerdiknya untuk memberikan bantuan pada India yang saat itu sedang krisis pangan, dengan mengirim 500,000 ton beras pada 20 Agustus 1946! India yang saat itu masih berada dalam koloni Inggris menyambut baik bantuan itu. Inggris yang memiliki kekuatan politik yang besar di Eropa, mulai menaruh simpatik pada Negara baru "kemarin sore" bernama Indonesia. Dengan sambutan baik Inggris, pada Indonesia. Belanda jadi makin keki.

Jeniusnya lagi, kemungkinan Sjahrir sudah meramalkan India akan segera merdeka dari kolonisasi Inggris dan memiliki kekuatan politik yang cukup kuat. Bener aja, India merdeka dari kolonisasi Inggris 15 Agustus 1947. Jawaharlal Nehru, Bapak Bangsa India sekaligus Perdana Menteri pertama masih ingat bantuan dari Sjahrir, akhirnya mengundang Indonesia berpartisipasi di Konferensi Hubungan Negara-negara Asia di New Delhi. Di acara ini, jaringan internasional Sjahrir makin berkembang dan akhirnya dia diundang ke berbagai negara untuk memperkenalkan Indonesia. Inilah kenapa strategi diplomasi Sjahrir seringkali disebut "diplomasi kancil", sekali tepuk 2 lalat coy! Setelah dari India, Sjahrir melanjutkan diplomasinya ke Kairo, Mesir, Suriah, Iran, Burma, dan Singapura untuk membangun hubungan baik dan minta dukungan pengakuan dunia kepada Indonesia. Makin keki banget deh Belanda!

Prestasi kedua Sjahrir adalah trik jitu Sjahrir mensiasati hasil Perundingan Linggarjati. Pada November 1946, delegasi Belanda siap berunding dengan delegasi Republik buat nyelesein sengketa wilayah Indonesia. Dengan segala cara Sjahrir mengupayakan agar Belanda mau berunding, termasuk dengan cara ngelobby temen-temen dia pas kuliah dulu yang sekarang udah pada jadi pejabat di Belanda. Gayung bersambut, Sjahrir akhirnya berhasil ngadain Perundingan Linggarjati. Walaupun hasil perjanjian Linggarjati dinilai merugikan wilayah Indonesia, tapi dengan cerdiknya Sjahrir mengusulkan tambahan satu pasal, yaitu pasal perundingan tingkat PBB kalo-kalo aja nanti ada perselisihan di kemudian hari. Tanpa pikir panjang, Belanda setuju-setuju aja karena hasil perjanjiannya nguntungin Belanda banget.

Ujung-ujungnya, pasal tambahan usulan Sjahrir itulah yang nyelametin Indonesia ketika Belanda ngelancarin Agresi Militer I tahun 1947. Berkat adanya pasal ini, Belanda terbukti melanggar perjanjian dan harus menuntaskan persengketaan wilayah ini pada sidang Internasional. Momentum inilah yang membuat seluruh dunia melek bahwa Republik Indonesia sedang ditindas oleh mantan penguasa koloninya. Dunia semakin berpihak pada NKRI. Belanda tersandung keserakahannya sendiri.

Ibarat pemain catur, Sjahrir awalnya memberikan umpan yang kemudian berbalik menjadi serangan balasan yang merontokan pertahanan politik Belanda. Namun pada akhirnya, giliran Bung Hatta yang menjebol pertahanan terakhir Belanda dengan pukulan telak di Konferensi Meja Bundar (23 Agustus – 2 November 1949). Skakmat! Bung Hatta pulang ke tanah air dengan kemenangan penuh, karena telah berhasil mendapatkan pengakuan kedaulatan resmi dari Belanda dan juga dunia internasional. Di sini kita bisa lihat, kalau bukan karena Bung Sjahrir, Indonesia mungkin gak pernah kepikiran untuk maju lewan jalan diplomasi dan perundingan. Kalo bukan karena kecerdikan Sjahrir juga, dukungan dunia internasional tidak akan sederas itu untuk membela Indonesia di KMB.

Perlahan Turun dari Panggung Politik (1950-1966)

Karir diplomasi manis Sjahrir sebagai PM ternyata tidak seharum itu di mata orang-orang di kelompok pejuang, seperti Tan Malaka, Sudirman, dkk. Begitu pula Bung Karno dan Amir Sjarifuddin belakangan banyak berselisih pendapat dengan Sjahrir. Puncaknya ketika Sjahrir dan Bung Karno sering cekcok beradul mulut ketika keduanya disembunyikan ke Brastagi dalam kemelut agresi militer Belanda II. Maka dari itu, setelah era Demokrasi Liberal dimulai (1950), Sjahrir konsentrasi untuk membangun Partai Sosialis Indonesia (PSI) untuk menghadapi pemilihan umum pertama tahun 1955.

Di partai ini ide-ide sosialisme demokrat Sjahrir makin diusung kepada para simpatisannya. Kalo lo mau tau ide-ide sosialis Sjahrir yang dia tawarkan dalam PSI ini, lo tinggal lihat aja sistem pemerintahan di Jerman, Perancis, Swedia, Belanda sekarang ini seperti apa. Pada intinya, gagasan pemerintahan Sjahrir 66 tahun yang lalu adalah konsep yang dilakukan Eropa modern sekarang ini.

Pemilu 1955 pun berjalan. Ide Sjahrir ini kurang dapet banyak tanggapan dari rakyat waktu itu. Sejak saat itu, karir politik Sjahrir terus merosot dan betul-betul menghilang. Pada 7 Januari 1962, terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Sukarno saat melewati jalan Cendrawasih (Makassar), seseorang melemparkan granat. Granat itu meleset, Presiden Sukarno selamat.

Dalam peristiwa itu, Sjahrir dituduh mendalangi percobaan pembunuhan itu. Presiden Sukarno yang saat itu lagi pusing banget menghadapi banyak pemberontakan dalam negeri, agak gelap mata. Sukarno langsung menjadikan Sjahrir sebagai tersangka tanpa proses pengadilan, dan menempatkan Sjahrir sebagai tahanan di Madiun, lalu di Kebayoran baru-Jakarta.

Walaupun selama di tahanan Sjahrir diperlakukan cukup baik, tapi keadaan fisiknya terus menurun. Sampai akhirnya, Sutan Sjahrir terkena serangan 2x stroke hingga membuat Sjahrir tidak mampu berbicara dan agak lumpuh tangan kanannya. Akhirnya, Sukarno memperbolehkan Sjahrir mendapatkan perawatan di luar negeri, asalkan bukan di Belanda. Keluarga Sjahrir memilih Zurich-Swiss, sebagai tempat pengobatannya.

Bulan Juli 1965, Sjahrir beserta keluarganya terbang ke Zurich. Momen itu pula lah yang menjadi momen terakhir Sjahrir melihat tanah air yang ia perjuangkan sepenuh jiwa-raga. Di momen ini, kaki Sjahrir terangkat terakhir kali untuk selamanya dari Indonesia. Tidak lama setelah peristiwa Supersemar, tepatnya 9 April 1966, Sutan Sjahrir meninggal dunia pada umur 57 tahun di Swiss. Hatta terlihat sangat depresi karena ditinggal sahabatnya tersebut. Sampai hari pemakaman, Hatta masih sangat kecewa dengan keputusan Sukarno yang memenjarakan Sjahrir tanpa proses peradilan. Triumvirat Kemerdekaan Indonesia akhirnya resmi bubar.

Selama 5 hari setelah Sjahrir meninggal, Indonesia berkabung total. Beberapa bulan sebelumnya, ternyata Presiden Sukarno telah mempersiapkan Keppres nomor 76 tahun 1966 untuk menjadikan Sjahrir sebagai Pahlawan Nasional sekaligus permintaan agar Sjahrir dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Setelah tiba di Jakarta, jenazah Sjahrir diantar oleh ratusan ribu orang ke pemakamannya. Bayangin, rombongan paling depan udah nyampe Kalibata, rombongan paling belakang baru sampe Bundaran Hotel Indonesia.

****

Itulah sepenggal kisah tentang Bung Kecil yang keberanian hidupnya yang besar. Moga-moga kehidupan dan perjuangan beliau bisa menjadi sumber inspirasi bagi lo semua. Selamat ulang tahun, Bapak Bangsa Indonesia. Semoga semakin banyak anak muda Indonesia yang mengenal, memahami, serta terinspirasi dari karya kehidupanmu. Merdeka!

Referensi:

Mrazek, R; Sjahrir: Politics and Exile in Indonesia; Southeast Asia Program Publications Cornell University; 1994
Rose, M; Indonesia Free: A Political Biography of Mohammad Hatta; Equinox Publishing, 2010
Seri Buku Tempo: Bapak Bangsa; Sjahrir, Peran Besar Bung Kecil; 2012, KPG
Sjahrir, Soetan "Indonesische overpeinzingen" (Publisher: Bezige Bij, Amsterdam, 1945)
Anwar, Rosihan (2010) Sutan Sjahrir: Demokrat Sejati, Pejuang Kemanusiaan
Anwar, Rosihan.2010.Mengenang Sjahrir: Seorang Negarawan dan Tokoh Pejuang Kemerdekaan yang Tersisih dan Terlupakan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Sumber : https://www.zenius.net/blog/11441/biografi-sutan-syahrir